part_12

2.1K 176 14
                                    

Hi maaf lama happy reading :3

Sejauh mata memandang hanya terdapat banyak batu nisan di sana, terdapat banyak kuburan yang menghiasi Padang rumput yang terlihat cukup hijau yang terletak di sisi pantai, disanalah Jimin sedang berdiri sambil melihat jauh ke depan memperhatikan seseorang yang sama yang selalu ada di mimpinya yang terbelenggu oleh tanaman berduri hitam

Jimin melirik ke sekitar nya lalu ia memilih untuk duduk di bawah sebuah pohon rindang sambil melihat ke arah orang tersebut, lalu ia bergumam

"Sebenarnya kau itu siapa, kenapa kau selalu datang ke mimpiku? Apa yang kau inginkan" tanya Jimin entah pada siapa, ia menghela nafas sesekali

"Orang datang dan pergi sesuka hati mereka, ada yang datang karena butuh dan ada yang datang karena memang mereka peduli" ucap Jimin sembari berjalan mendekati orang itu

Ia menyentuh pipi orang itu yang terasa sangat dingin dan wajahnya pucat, hanya bagian itulah yang tidak terlilit tanaman berduri "haruskah aku membantumu? Tapi bagaimana caranya? Bisakah kau katakan padaku, aku sudah lelah dengan hidupku banyak orang yang aku sayangi bahkan meninggalkanku tanpa pamit, hidupnya di renggut paksa atas dasar ego dan keserakahan semata"

~•~


Jimin terbangun dari tidurnya dan ia masih berada di perpustakaan tempat semalam ia berusaha kabur dari 'tuannya' itu, ia meregangkan otot-otot tubuhnya lalu keluar dari perpustakaan itu dan berjalan menyusuri lorong di rumah tersebut yang ia sendiri tak ketahui kemana ia akan menuju hingga langkah kaki membawanya ke sebuah ruangan besar dengan pintu yang terbuat dari kayu jati yang di cat coklat tua yang menambah kesan kuat dan kokoh pada pintu tersebut, tanpa pikir panjang ia membuka pintu tersebut dan masuk tanpa izin.

Ruangan itu lebih mirip seperti sebuah ruang pribadi, ia menelisik setiap sudut dari tempat itu hingga ia terkejut karena melihat seseorang sedang duduk di dekat perapian dengan posisi memunggunginya, Jimin gelagapan lantas ia berusaha pergi dari sana tanpa suara namun usahanya gagal saat seseorang yang berada di depannya tiba-tiba bersuara

"Berhenti disana atau kau akan mati" intonasi suara yang terkesan mengintimidasi membuat nyali Jimin ciut, pada akhirnya ia hanya diam mematung tanpa berkata sepatah kata pun

Orang itupun berbalik dan menampakkan wujudnya, dia adalah orang yang kemarin berdebat dengan Yoongi

Jimin memberanikan diri untuk berbicara

"Si-siapa kau?"

Orang itu seperti menelisik setiap inci tubuh Jimin yang saat itu, ia mengelilingi Jimin lalu mengeluarkan pistol dan menodongkan nya pada kening Jimin

"Sayang sekali, tapi aku sedang tak ingin membunuh seseorang saat ini" pria itu kembali memasukkan pistol itu kedalam saku pada jas nya

"Belum waktunya" ucap pria itu sembari menepuk pelan pipi Jimin, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan jimin yang terdiam

Tak lama setelahnya terdengar suara gaduh dari luar, Jimin tersadar dari lalu mengecek dan mendapati Yoongi yang membelakanginya dan terlihat terengah -engah, lalu ia berbalik dan menatap Jimin khawatir dan ia pun menghampirinya

"Apa kau baik baik saja?" Tanya Yoongi khawatir sambil membolak-balik badan Jimin, Jimin yang merasa baik-baik saja itu pun menghentikan Yoongi dan menatapnya

"Aku baik baik saja, tenanglah" secara tiba-tiba Yoongi memeluk Jimin, Jimin yang kaget tak membalas pelukan Yoongi melainkan hanya terdiam ia masih bingung dengan semua kejadian tersebut. Hingga ia merasakan sesuatu menusuk dibelakang lehernya, kesadarannya mulai menghilang sebelum benar-benar menghilang Jimin mendorong tubuh Yoongi sekuat tenaga dan berusaha berlari keluar ruangan itu, kepalanya sangat pusing saat ia hampir mencapai tangga turun ia terjatuh di depan tangga tersebut, pandanganya mulai buram dan kepalanya terasa berat, ia pingsan untuk kesekian kalinya

CRIMINAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang