part_14

1.5K 115 0
                                    

Hari demi hari telah berlalu seperti yang sudah kalian duga, Yoongi menyadari miliknya telah menghilang membuatnya marah dan membantai seluruh penjaga yang berjaga pada hari itu, tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun pada Kau ataupun Irene yang menghilang entah kemana.

"Sialan! Sudah satu minggu dan aku belum menemukan milikku kembali! Berani sekali dia membawa miliku!" Ucapnya disertai suara barang pecah dan berantakan di ruang miliknya sendiri.

"Kai...iya aku yakin pasti dia yang membawanya, Lihat saja kau tidak akan mendapat ampunan dariku!"

~•~


"Ini sudah seminggu lebih, bagaimana keadaannya?" Irene kembali khawatir akan keadaan Jimin yang tak menunjukkan tanda-tanda membaik.

"Masih sama dia tak memberikan respon apapun selain hanya menoleh lalu kembali menatap ke depan, sebenarnya apa yang membuatnya menjadi seperti itu?" Tanya sang dokter yang diminta untuk mengawasi keadaan Jimin selama seminggu ini, ia bernama Rose.

"Dia berada cukup lama di ruang putih, mungkin itu sebabnya dan beberapa hal yang mungkin menyebabkan trauma padanya...aku tak bisa memberitahukan mu lebih dari itu" keduanya menatap Jimin yang duduk di ujung ranjang yang terus saja menatap keluar jendela kamarnya yang berada di lantai 2 yang menghadap langsung ke ......, dengan tatapan kosong dan bahkan ia bisa menatap kesana selama berjam-jam dan selalu saja tiba-tiba berteriak dan menyakiti dirinya sendiri.

"Ini akan butuh waktu yang sangat lama, mungkin kau bisa mengembalikan ingatannya dengan mengajaknya berbicara mengenai sesuatu yang ia sukai atau semacamnya" saran Rose  pada Irene

"Aku bahkan tak tau apa yang dia sukai, dia adalah korban atas kesalahan yang tidak ia lakukan, dia menanggung dosa orang tuanya" Irene bahkan ikut merasa bersalah atas apa yang menimpa Jimin

"Kalau begitu aku permisi, telpon aku jika dia kembali berteriak atau kau bisa menyuntikkan obat penenang aku sudah menyimpannya laci kamarnya agar mudah di cari dan ehmm...aku akan kembali besok untuk mengecek keadaanya" ia lalu melenggang pergi dari sana disusul Irene yang menutup pintu kamar Jimin.

Pikiran nya kosong, bahkan seakan semua seperti tidak ada di hadapannya
Namun tiba-tiba ia berdiri lalu berjalan menuju jendela lalu membukanya dan melompat dari sana.

Irene yang baru saja keluar beberapa saat langsung kembali masuk ke kamar Jimin disusul dengan Rose yang terlihat panik, keduanya masuk secara terburu -buru lalu langsung melihat keluar jendela
tempat dimana suara itu berasal dan terlihatlah Jimin yang tergeletak dibawah dengan darah yang menggenang yang berasal dari kepalanya.

Irene dan rose yang shock langsung berteriak dan berlari ke bawah, beberapa bodyguard sudah mengangkat Jimin dan segera di larikan ke rumah sakit, Irene langsung menghubungi Kai untuk segera menyusul ke rumah sakit.

Setibanya di sana ia langsung mendapatkan penanganan medis, keduanya amat sangat khawatir akan keadaan Jimin, hingga Kai tiba dengan tergesa-gesa dan langsung memberondong Irene dengan pertanyaan.

"Apa yang terjadi padanya? Bagaimana ini semua bisa terjadi?" Ucap Kai tidak sabaran

"Aku tak tau, kami berdua tak tau lebih tepatnya saat kami meninggalkannya untuk beristirahat belum sempat kami turun bahkan kami baru keluar beberapa saat tiba-tiba terdengar suara hiks..orang jatuh.." bala Irene disertai tangisan, Kai memeluknya untuk menenangkannya

"Mungkin trauma nya yang mendorong dirinya untuk melarikan diri atau lebih tepatnya mengakhiri hidupnya, kalian berhutang penjelasan padaku katakan apa yang terjadi padanya?" Ucap rose sembari menyilangkan tangan di atas dadanya

Irene dan Kau saling menatap lalu Irene mengangguk sebagai tanda mengiyakan untuk memberitahunya.

"Kita tak bisa berbicara disini"

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk berbicara di kafe rumah sakit, Irene menceritakan yang ia ketahui tentang Jimin pada saat awal pertama ia tahu bahwa Yoongi mulai menyiksa seseorang
Dan saat pertama kali Jimin bertemu dengannya, Setelah mendengar semua ceritanya dapat disimpulkan bahwa Jimin mengalami trauma dan depresi yang sangat hebat.

"Kita perlu melakukan terapi penyembuhan secara bertahap, sebisa mungkin hindarkan dia dari hal-hal yang dapat memicu kembali traumanya" saran rose pada Irene dan Kai

"Akan kami usahakan" ucap keduanya secara bersamaan

•~•


"Nyawanya hampir saja tak tertolong, syukurlah dia sudah melewati masa kritisnya itu saja yang dapat saya sampaikan untuk sekarang, selebihnya kita tunggu perkembangan lebih lanjut, saya permisi" begitulah sekiranya yang dokter katakan mengenai kondisi Jimin saat ini

"Kita harus bagaimana lagi? Jika dia semakin lama untuk sembuh maka semakin cepat Yoongi akan menemukan kita, maksudku jika dia menemukan kita sebelum Jimin sembuh maka kita akan kehilangan harapan terakhir kita untuk menyadarkan Yoongi"

"Aku tau sayang, kita hanya bisa berharap bahwa Jimin memiliki keinginan untuk sembuh"

Sementara itu sesuatu yang mereka khawatirkan ternyata lebih dulu tau dan sedang merencanakan sesuatu.

"Disana rupanya! Kau pikir kau bisa kabur dariku lebih lama lagi? Tak akan kubiarkan lepas kali ini" ucapnya disertai seringaian

•~•


Sudah hampir 2 bulan berlalu, keadaan Jimin tetap seperti sebelumnya masih terbaring dengan mata yang tertutup seperti tidak pernah berniat untuk membuka matanya.

"Jimin kau harus bangun, aku tau ini terdengar egois tapi kumohon bangunlah kau satu satunya orang yang dapat menolong Yoongi dia...dia tenggelam dalam dendam nya dulu saat kau meninggalkannya pertama kali saat kau dijual pada Kriss dia memang terlihat seperti biasa saja namun pada kenyataannya dia sedikit tidak tenang, aku tau karena dia mencoba mengunjungi mu kau tau?" Irene terus saja bercerita mengenai kejadian yang tidak Jimin ketahui meskipun orang yang ia tujukan untuk mendengar cerita itu tak membuka matanya sama sekali.

"Dia sangat amat beruntung, dia hampir mati berkali kali bahkan luka di tubuhnya banyak meninggalkan bekas dan tatto di punggungnya hidupnya benar-benar hancur" ujar kai di sebelah yang sedang menemani Irene

Selang beberapa menit ponsel kai berdering, menampilkan panggilan dari salah seorang bawahnya.

"Ya ada apa?"

"Boss tuan Yoongi sudah tau keberadaan kita, dia bahkan sudah mengirimkan anak buahnya untuk menghabisi kita saya sarankan untuk segera pergi dari sini tuan!"

"Apa! Baiklah aku akan segera ke sana bertahanlah!"

Setelah menerima telpon dari bawahannya Kai segera mengambil inisiatif untuk melarikan irene dan Jimin ke tempat lain menggunakan pesawat pribadinya.

"Kau mau kemana?"

"Yoongi tau kita di sini! Sialan! Kau bersiaplah kalian harus pergi dari sini sebisa mungkin aku akan menghalangi mereka lebih dulu"

"Aku takut dia akan menemukan kita dan itu terjadi, dan kau berhati-hatilah aku tidak akan memaafkan mu jika kau mati konyol" ancam Irene pada suaminya

"Tenang saja, baiklah satu jam lagi kalian akan segera berangkat kau mintalah untuk memindahkan perawatan Jimin pada rumah sakit di Canada!"

"Baiklah akan segera kulakukan"

Setelah bersiap, Irene dan rose bersiap untuk segera pergi dari sana bahkan mereka sudah berada di depan mobil yang akan mengantar mereka ke tempat pesawat pribadi milik Kai yang akan mengantar mereka ke Canada.

Tbc_ hi

Mianhae Sarange readers, karena udah offline sekulah nya jadi tugas itu bagaikan badai buatku 😵

+ Ide aku ngestuck tengah jalan lebih ke aku mencoba meluruskan kembali ke alur sebenarnya sebelum akhirnya melenceng lagi, itu sebabnya agak lama ditambah tugas ini ya ampun pen bakar sekulah nya dah ampun, sekian curahan hati diriku

Jan lupa votmen gak bayar kok
(▰˘◡˘▰) 

26 Desember 2021

CRIMINAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang