Sanji menghabiskan sarapannya cepat. Mobil Zoro sudah menunggu tepat di depan rumahnya. Sejak Zoro mendapatkan surat izin mengemudi, mereka selalu berangkat sekolah bersama. Tapi Zoro tidak pernah sekali pun berhenti untuk menjemput Hiyori, terlalu jauh katanya. Bahkan ia sempat bercerita pada Sanji tentang rasa cemburu gadis itu padanya. Yang tentu saja menimbulkan gelak tawa dari Sanji. Bagaimana bisa gadis secantik Hiyori cemburu dengan pria biasa sepertinya. Walau tentu, Sanji merasa sedikit bangga begitu mendengarnya.
Mobil merah itu akhirnya terparkir sempurna. Sanji turun dari mobil dan menutup pintunya. Ia menatap Zoro yang sedang menarik ransel hitamnya dan menjalankan jarinya di antara rambut hijaunya, menyapukan sebagian rambut ke belakang. Kemudian tanpa sengaja mata mereka bertatapan untuk sedetik, Sanji segera memalingkan wajahnya. Ia berjalan lebih dulu, meninggalkan Zoro di belakang.
Baru saja Zoro ingin mengejar, tangan Hiyori sudah melingkar di lengan kanannya. Gadis itu mendekatkan tubuhnya pada Zoro dan tersenyum cerah. "Pagi Zoro!" sapanya. Zoro membalas sapaan Hiyori.
Sanji tidak membalikkan badannya untuk melihat wajah si hijau. Cukup mendengarkan nadanya saja sepertinya ia sudah sangat bahagia. Kaki Sanji akhirnya berlari, meninggalkan percakapan dua sejoli yang membuat kupingnya panas.
"Nami!" Sanji menyapa si gadis berambut oranye yang mencatat sesuatu dalam buku bersampul biru. Nami segera mengangkat kepalanya dan membalas senyuman Sanji. Ia menunjuk kursi di sebelahnya untuk Sanji. Sanji duduk dan melepaskan jaketnya. Ia memang satu kelas dengan Nami di literatur. Tidak hanya Nami, ada juga Luffy dan Usopp.
"Semoga hari ini tidak ada kuis, aku belum belajar!" Nami mencatat dengan cepat. Sanji memperhatikan tulisan Nami yang tampak rapi dan bewarna.
"Tulisanmu bagus," puji Sanji.
Nami menyibak sebagian rambutnya ke belakang telinga dan tersenyum simpul sambil tetap melanjutkan catatannya. Beberapa saat kemudian Usopp dan Luffy datang di saat yang hampir bersamaan dan duduk tepat di belakang kedua temannya. "Hampir telat ah!" Usopp memegang bahu Sanji dan mengatur napasnya.
Pelajaran berlangsung dengan tenang tanpa kuis seperti yang diharapkan Nami. Hingga bel berbunyi nyaring, menandakan perpindahan kelas. Sanji mengangkat tasnya dan berjalan keluar kelas. Ia berdesakan di antara siswa lainnya untuk mencapai kelas berikutnya. Untunglah ia sampai dengan selamat di kelas biologi. Ia menghela napas kasar begitu duduk di kursinya. Tangannya dilipat di atas meja lalu kepalanya ditelungkupkan.
Kemudian sebuah tangan menyenggol kepalanya cepat. Sanji mengangkat wajah, berniat menghardik siapapun yang sempat mengacak rambut pirangnya. Ia menoleh, melihat Zoro duduk bersama Hiyori di kursi belakang. Zoro melempar senyum pada Sanji kemudian menjulurkan lidahnya. Sanji balas mengacungkan jari tengah dan kembali melihat depan. Ugh, ia benci kelas biologi.
Bukan karena pelajarannya atau gurunya tapi karena ia ditempatkan dalam kelas yang sama dengan Zoro dan pacarnya itu. Dan Sanji sendiri di sini, selalu begitu. Jika ada tugas berpasangan sudah pasti dua orang itu akan bersama. Sanji selalu merasa perutnya melilit tiap kali guru memberikan tugas in pairs. Karena pada akhirnya Zoro akan meninggalkannya untuk Hiyori. Selalu begitu.
Semoga pelajaran ini segera berakhir.
Ketika waktu istirahat tiba, Sanji duduk di kursi dengan meja bundar yang selalu mereka tempati. Meja makan itu selalu diisi Sanji, Zoro, Luffy, Nami, Usopp, Chopper, dan Vivi. Sejak awal masuk sudah menjadi peraturan tidak tertulis untuk memilih meja makan. Dimana meja makan yang ditempati, di situlah kelompokmu ditentukan. Dari kelompok kutu buku, populer, goth, dan masih banyak lagi. Peraturan lainnya adalah, kelompok meja makan itu kemungkinan akan bertahan sampai kelulusan.
Tempat yang mereka pilih tergolong strategis. Tempatnya agak di pojok dekat jendela besar yang mengarah langsung pada taman. Baru saja Sanji ingin membuka bekalnya, Luffy dan Chopper datang dan duduk dengan wajah kelaparan. "Sanji aku laparr!" keluh Luffy. Sanji menulikan pendengarannya dan tetap melanjutkan makan siangnya. Chopper tampak semangat mengeluarkan isi bekalnya. Kemudian tahu-tahu Luffy sudah menempel memohon diberi makan. "Beli sendiri sana," usir Sanji.
Beberapa saat kemudian akhirnya yang lain sampai juga. Mereka duduk di meja melingkar. Seperti biasa, Zoro duduk di sebelah Sanji. Ia mengeluarkan sebuah apel dari ranselnya. "Oh ya, makan siangmu," Sanji merogoh isi tasnya dan mengeluarkan sekotak bekal makanan untuk Zoro. "Ibu menyuruhku membuatkanmu makan siang,"
"Waah irinya, ya kan Vivi?" Nami menyenggol gadis berambut biru panjang di sebelahnya. Keduanya terkikik geli melihat reaksi Sanji yang merah padam.
Sanji kembali merogoh isi tas dan mengeluarkan kotak makan yang agak jauh lebih besar dibanding miliknya dan Zoro. Ia membuka kotak tersebut cepat, menunjukkan beberapa burger mini yang ia buat sendiri. "Ayo kalian ambil juga, masing-masing satu ya,"
"Terimakasih banyak Sanjiii~" Usopp memeluk Sanji erat dan mengambil satu burger. Tapi kemudian ia sadar. "Burgernya hanya ada enam?" tanyanya.
Sanji mengangguk santai, kembali melanjutkan makan siangnya. "Aku tidak usah," ia tersenyum. Zoro segera meraih satu burger dari kotak dan menggigit setengahnya. Sanji melirik pria hijau itu, tertarik dengan reaksi temannya satu itu.
"Seperti biasa," Zoro bersuara. Hmph, ya, seperti biasa, reaksi Zoro tidak terlalu menarik. Tapi kemudian ia dikejutkan dengan setengah burger di depan wajahnya. Sanji menoleh. "Aku sudah makan setengahnya, ini punyamu, buka mulutmu."
Nami dan Vivi menatap dengan mata berkerling. Kedua gadis itu berharap Sanji mau menerimanya. Pada akhirnya mulut Sanji terbuka, menggigit sebagian burger dari tangan Zoro. Aah, siapapun, kubur ia sekarang juga.
~•-•~
Makasih banyak buat vote dan komennyaaa (◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Times We Spent Together
FanfictionHari-hari yang kita lalui bersama selalu menyenangkan. Waktu yang kuhabiskan bersamamu tidak pernah membuatku menyesal. Kupikir aku sudah benar-benar jatuh cinta padamu. Bagaimana caranya untuk berhenti menyukaimu? . . a ZoSan fanfic By Oxodust OC f...