16. Cuma kasihan.

2.4K 76 10
                                    

Halooo
Apa kabar nihh??

JANGAN LUPA FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAAA

Ayok siapa yang setuju kalo Caramel sama Dendra??

Komen jangan lupa. Biar aku semangat update!!

Selamat membaca:*

***

Kamu sangat pandai Memberi harapan yang kapan saja bisa di jatuhkan dengan sekali hentakan.

-Caramel-

***

Saat ini Caramel dan juga Ringga sedang berdiri di lapangan dengan tangan kanannya yang hormat pada tiang bendera. Mereka berdua terkena hukuman karena ketahuan oleh Ibu Maria yang diketahui  seorang guru killer. Ibu Maria yang tak sengaja melewati gudang itu sehabis memeriksa murid yang selalu bolos dan menongkrong di belakang sekolah.

Guru itu melihat Caramel dan Ringga yang seperti sedang berpelukan itu langsung menghampiri mereka dan menjewer telinganya. Tidak habis di jewer, Ibu Maria juga menghukum Caramel dan juga Ringga untuk berdiri di lapangan hingga jam istirahat selesai.

Keduanya sama-sama kepanasan karena terik matahari yang sangat panas bagaikan bara api. Mereka hanya bisa terdiam, suasana yang awkward membuat mereka tidak saling bertegur sapa.

Berbeda dengan Cara, ia terus mencibir di dalam hati. Merutuki kebodohan Ringga yang sangat amat menyebalkan. Andai saja Ringga tidak membawanya ke gudang dan tidak berusaha memeluknya, Caramel mungkin tidak akan berdiri di sini.

Perasaan Caramel campur aduk. Antara senang, kesal dan juga marah secara bersamaan. Senang karena bisa berduaan dengan Ringga, kesal karena Ringga dengan seenaknya menarik Caramel untuk pergi ke gudang, dan marah karena gara-gara Ringga Caramel di hukum seperti ini. Semuanya salah Ringga.

Caramel mendengus kesal, karena jam istirahat masih lumayan agak lama. Caramel menengok ke arah Ringga, membuat Caramel harus melihatnya ke atas karna tinggi badan Caramel yang hanya sebatas dada Ringga. Laki-laki itu terasa santai bahkan tidak terlihat kepanasan. 

Ringga yang melihat dengan ujung matanya bahwa Caramel sedang memperhatikan dirinya, Ringga pun langsung menatap ke arah Caramel. Namun, Caramel langsung memalingkan wajahnya ke arah depan. Hal itu membuat Ringga tersenyum tipis, sangat tipis.

"Panas?" tanya Ringga dingin. Caramel tentu saja mengangguk, karena hari ini panas matahari sangat luar biasa.

"Lo duduk aja sana! Biar gue yang lanjutin hukumannya." ucap Ringga.

Caramel dengan cepat menggelengkan kepalanya. Caramel tahu jika Ringga akan menanggung semua perbuatannya. Tapi, Caramel tidak mau, karena ini salah mereka berdua. Caramel tidak mau memiliki hutang budi pada Ringga.

"Gue gak mau." tegas Caramel.

"Ini panas Cara! Kalo lo pingsan bikin repot!"

"Biarin! Yang pingsan gue, kenapa lo yang repot?" tanya Caramel membuat Ringga mengarahkan badannya menghadap Caramel.

Ringga menurunkan tangannya yang terhormat lalu memegang bahu Caramel dan mengarahkan tubuhnya ke arah Ringga.

RINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang