23. Dibandingkan

1.6K 62 5
                                    

Apa kabar gaiss

JANGAN LUPA VOTEMENT YA!!

HARI INI AKU DOBLE UP KARENA NANTI BAKALAN SIBUK BANGET!

BUAT KALIAN STAY TUNE YA!!

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

Selamat Membaca:*

***

Perasaan kecewa seorang anak adalah pada saat ia dibanding-bandingkan dengan orang lain. Sedih, kecewa, sakit yang menjadi satu dan tidak tau kapan rasa itu akan hilang.

-Caramel-

***

Setelah menemui Pak Bondan, Caramel langsung mendapat hukuman untuk lari keliling lapangan. Sebanarnya ini tidak adil, karena Caramel dihukum sendiri. Sedangkan Tasi sedang asik membaringkan tubuhnya di uks. Yang ditampar wajahnya, kenapa badannya yang lemas semua. Dasar ratu drama.

Caramel berlari dengan cepat, ini sudah biasa Caramel lakukan karena sebelum latihan Karate Caramel selalu melakukan pemanasan dengan Arya memakai cara berlari mengelilungi lapangan selama lima putaran.

Bicara tentang Arya, anak itu semakin menghindar dari Caramel setelah mengetahui hubungan Caramel dengan Ringga yang mulai dekat. Apa Arya cemburu? Tapi, Arya kan bukan siapa-siapa Caramel, kenapa harus cemburu?

Setelah selesai mengelilingi lapangan, Caramel menselonjorkan kedua kakinya di lantai koridor. Karena jika di lapangan akan terasa panas mengenai kedua kakinya.

Nafas Caramel terengah-engah tanda bahwa Caramel benar-benar capek. Caramel melihat jam yang ada di tangannya menunjukan pukul 10.00 WIB. Lima belas menit lagi waktu istirahat berakhir. Saat Caramel sedang mengelap keringatnya menggunakan punggung tangannya, tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan satu botol air mineral beserta satu bungkus kecil Tisu.

Caramel mendongakan kepalanya kemudian tersenyum ke arah orang itu. Ia mengambil minum dan tisu itu dari Ringga, yang saat ini sudah resmi menjadi kekasihnya.

"Makasih," Caramel tersenyum ke arah Ringga.

"Capek ya?"

Caramel menganggukan kepalanya, kala meneguk satu botol air mineral.

"Kamu kok di sini?" tanya Caramel.

"Iya, waktu aku mau ke kelas aku gak sengaja liat perempuan lagi lari sendiri di lapangan," ucap Ringga membuat Caramel terkekeh.

"Ringga, nanti kamu bisa anterin aku pulang? Supir aku gak bisa jemput."

Ringga menganggukan kepalanya, tersenyum ke arah Caramel. "Udah makan?" tanya Ringga.

"Udah."

"Yaudah, ke kelas gih! Bentar lagi masuk!" suruh Ringga membuat Caramel beranjak dari duduknya.

"Iya... Aku ke kelas ya!"

Ringga menganggukan kepalanya. Caramel ini seperti anak kecil, dan Ringga seperti seorang ayah.

RINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang