48. Pengakuan Ringga.

1.7K 58 10
                                    

Hallo semuanya....

Apa kabar?

Semoga selalu sehat dan baik-baoik aja yaaaa!

Buat kalian sebelum baca cerita ini jangan lupa follow, Vote dan komen yaa!!!

Karena itu semua adalah suatu yang berharga bagi aku yang hanya seorang author biasa, hihii.
K

alo ada typo kasih tau aku yaaa!!

Selamat Membaca:*

***

Jika berniat hanya main-main, jangan jadikan hati sebagai mainan. Apa lagi berusaha mencintai orang baru, namun hatinya masih berada pada masa lalu. Itu sangat menyakitkan!

-Caramel+Author.

***

"Ring, gue kasian sama Caramel, di sini kita yang salah kenapa harus Caramel yang jadi korban bullying anak-anak?" Ujar Bunga dengan mengaduk satu mangkuk bakso tanpa berniat untuk memakannya.

Ringga menatap Bunga dengan menaikan kedua alisnya. Bukankah seharusnya Bunga senang karena Caramel mendapat balasan atas apa yang sudah Caramel lakukan? Namun, mengapa Bunga seolah tidak menerima semua perlakuan yang diberikan pada Caramel?

"Bunga, ini balasan buat Caramel karena udah coba nyakitin lo. Seharusnya lo seneng karena lo gak perlu ngotorin tangan lo buat bales dia," ujar Ringga.

"Ringga, di sana cuma ada gue sama Caramel, gue juga tau Caramel gak akan melakukan itu, dia cuma refleks." Imbuh Bunga.

Raden dan Dendra yang baru saja datang setelah memesan makanannya pun langsung ikut duduk di meja yang diduduki oleh Ringga dan Bunga. Dendra mengerutkan keningnya ketika Bunga mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Dendra jadi bingung, kenapa Bunga tidak mencoba menjelaskan pada Caramel langsung saat mereka berdua adu mulut kemarin? Bunga seakan mencoba membela Caramel dihadapan Ringga, jika di pikir-pikir lagi, Dendra merasa bahwa semua dalang dari permasalahan ini adalah... Bunga?

"Kenapa lo gak jelasin semuanya kemarin Bung? Kenapa baru sekarang?" tanya Dendra.

Bunga mengalihkan pandangannya menatap Dendra. "Gue refleks Ndra, tiba-tiba Caramel gebrak meja gue. Gue juga mau mencoba menjelaskan sama dia, tapi dia keburu emosi." Ujar Bunga.

"Gue kasihan sama Cara, tapi gue juga gak bisa bela dia, tamparan dia kerasa banget sampe ulu hati gue ikut ngerasain bagaimana kerasnya tamparan itu mendarat di pipi gue," tambah Bunga lagi.

"Kalo lo kasian sama Cara, seharusnya lo tolong dia, bukan malah diem aja waktu Caramel dapat perlakuan yang buat hati dia tersinggung." Gertak Dendra karena sedari tadi Bunga terus mengelak.

"Ndra, di sini yang jadi korban bukan cuma Caramel, tapi gue juga. Gue di tuduh sama Caramel dengan apa yang gak pernah gue lakukan. Lo mikir gak sih? Sahabat mana yang berani nampar sahabatnya sendiri di saat semua masalah yang menimpa dia sama sekali gak gue tau. Hati gue sakit Ndra, dibilang pengkhianat sama Caramel, padahal lo berdua juga tau kalo gue sama Ringga udah sahabatan dari kita kecil!" Ujar Bunga.

"Lo korban di sini? Itu semua salah lo dan juga Ringga, kenapa lo berdua gak berusaha jujur sama Caramel tentang hubungan kalian. Lo tau? Gue sama Raden ikut merasa bersalah karena udah nutupin hubungan kalian berdua!" Balas Dendra.

RINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang