Halusinasi Yang Bukan Tipuan

47 10 4
                                    


Sinb mengeluarkan handuk dan kalung peluit dari dalam loker lalu mengalungkannya ke lehernya. Sinb merasa ada seseorang yang berjalan masuk ke ruang ganti. Hari ini Sinb tidak memiliki jadwal syuting sehingga latihan senam dan pemanasan menjadi tanggung jawab Sinb.

"Jangan bermain-main, lompat 100 kali..."

Sinb mengangkat kepalanya lalu memutar tubuhnya ke belakang.

"Aaah,.. kkamjjagiya!"

Terlihat Jungkook sedang berdiri dengan raut menakutkan.

"Apa kau tadi berpura-pura lucu? Kenapa terkejut? Apa kau melihat hantu?"

"Kau menganggap perkataanku sebagai lelucon? Aku sudah memperingatkanmu agar tidak muncul lagi di depan wajahku!"

"Mengapa begitu keras kepala? Aku datang ke sini bukan untuk menemuimu, melainkan untuk menagih uang. Kau pernah mendengar istilah bahwa orang yang kaya itu lebih perhitungankan?"

Jungkook memperlihatkan kuitansi pembayaran biaya rumah sakit di hadapan wajah Sinb.

"Biaya rumah sakit waktu itu adalah empat puluh lima ribu won. Sedangkan untuk biaya makan, kau tidak perlu membayarnya karena kau tidak makan apa-apa waktu itu. Aku sangat teliti dan terperinci untuk hal yang satu ini. Kau sudah memberiku empat puluh ribu won kan? Jadi, beri aku sisanya sebesar lima ribu won."

Sinb terdiam, tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. la terus memandang Jungkook. Perasaan yang ia terima ketika terakhir kali berpisah dari Jungkook masih belum lenyap. Tidak disangka, persoalan yang terjadi waktu itu terbawa juga sampai ke tempat ini. Selama ini, Sinb cukup berkeras diri untuk menahan perasaannya. Akan tetapi, kali ini Sinb merasa ingin sekali menyelesaikan urusannya dengan cara melunasi sisa utangnya pada Jungkook. Sinb membuka dompet yang ada didalam loker, tapi ia hanya menemukan uang sejumlah tiga ribu won.

"Dua ribu lagi nanti aku cari dulu."

Dengan wajah cemberut ia keluarkan tiga lembar uang kertas dari dalam dompetnya dan memberikannya pada Jungkook.

"Nanti itu kapan?"

"Kalau aku sudah pulang ke rumah." Jawab Dinb dengan kesal.

"Aku bukan orang yang santai dan punya banyak waktu. Aku ingin kau membayarnya sekarang. Ayo, bayar sekarang! Apa perlu aku meminta kau membayar dua juta won atau dua puluh juta won? Aku minta sekarang, dua ribu won lagi!" Joo Won menunjukkan emosi dan paksaan.

"Terima saja dulu uang yang ada dariku."

Sinb menyimpan kembali dompetnya ke dalam loker lalu membanting pintu lokernya dengan sangat keras hingga menimbulkan bunyi yang begitu kencang.

"Kau mau kabur ke mana? Kenapa kau membanting pintu seperti itu?"

Karena dibanting dengan sanga keras, pintu loker Sinb kembali terbuka. Jungkook hendak pergi mengejar Sinb, namun niatnya tertahan setelah melihat pintu loker yang terbuka.

"Bisa-bisanya pergi tanpa menitupnya kembali."

Jungkook mencoba melihat-lihat bagian dalam loker. Tiba-tiba matanya terbelalak ketika melihat sebuah foto yang ditempel di bagian balik pintu tersebut. Jungkook melihat foto Sinb ketika masih belia dengan mengenakan jas seragam sekolah berwarna biru tua. Sinb sedang bersama ayahnya. Di foto itu, Sinb tersenyum manis dan menggemaskan.

"Ternyata mirip juga dengan ayahnya."

Di bawah foto tersebut terdapat pula foto lainnya. Dalam foto itu Sinb berfose sendirian dengan mengenakan kupluk dan pakaian sweter, wajahnya tersenyum manis. Tanpa menunggu lama, Jungkook pun memotret foto Sinb dengan kamera ponselnya.

SECRET GARDEN Sinkook ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang