Sinb mengetuk pintu hotel Jimin dengan kencang. Sambil menguap, Jungkook membuka pintu. Sinb segera berlari memasuki kamar, dan bertanya dengan gaduh.
"Se... semalam kau tidur disini?"
"Tidak ada yang perlu kau ketahui. Baiklah, langit sudah terang seperti semula. Sekarang bagaimana?"
Terbangun sejak dini hari, setelah kembali mengalami proses pengharapan, kekaguman, keputusasaan, kepasrahan, ia ingin bangkit kembali sekalipun suasananya begitu menyeramkan. Entah baik atau tidak, Jimin tidak ada.
Dengan keras, Sinb menendang meja.
"Argh!! Seharusnya kejadian seperti dongeng ini akan berakhir dengan happy ending ketika membuka mata."
"Barangkali, itu adalah dongeng yang kejam."
"Ah, molla! Ngomong-ngomong dimana Jimin hyung?"
Jungkook menyodorkan secarik kertas memo. Tertulis tulisan tangan Jimin yang mengatakan bahwa dirinya akan pulang ke Seoul terlebih dahulu dan pergi dengan menaiki pesawat pertama.
"Bagaimana dengan event department store-nya? Aish!! Manusia yang satu ini sungguh keterlaluan! Mandilah terlebih dahulu, lalu kita bertemu di restoran."
Jungkook berteriak.
"Mandi apanya yang harus dimandikan!!"
"Memangnya sampa kapan kau tidak akan mandi! Jujur, sedikit pun tidak ada yang aku lihat. Bukankah ini adalah tubuh seorang wanita? Kenapa ada bekas pisau seperti ini..."
Sinb mengangkat kaosnya.
"Apa yang kau lakukan?! Apa kau sudah gila!"
Ketika Jungkook hendak menjulurkan tangannya untuk menurunkan kaos Sinb, pintu kamar hotel berderit lalu terbuka. Jeong Yein yang membukanya. Di mata orang yang tidak mengetahui duduk permasalahannya, secara sekilas pemandangan itu tampak seperti Jungkook hendak menanggalkan pakaian Sinb. Akan tetapi, Yein bertanya dengan wajah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Ternyata hubungan diantara kalian berdua ternyata seperti ini? Tapi bagaimana pun juga, apakah wajar untuk melakukan hal tersebut disaat pemilik kamar tidak ada?"
Dengan cepat, Sinb berdiri dihadapan Jungkook.
"Tunggu sebentar, aku tahu saat ini apa yang tengah kau pikirkan."
"Ternyata aku salah paham mengenai Jeon Jungkook-ssi. Aku tidak tahu bahwa Anda adalah orang yang bisa menghadapkan bibir Anda dihadapan seseorang yang Anda bilang tidak setara dalam hal keluarga, pendidikan, keahlian, tidak bisa nyambung saat bicara, dan tidak memenuhi kualifikasi Anda."
Jungkook menatap Yein dengan raut wajah yang bingung. Yein mengulum senyum yang terkesan berlebihan dan berkata pada Jungkook.
"Jungkook-ssi tidak usah bingung. Bukankah itu hanyalah masalah hormone saja? Karena kesempatan antara Jeon Jungkook denganku masih jauh, jangan terlalu dijadikan beban."
Sinb mencoba bersikap acuh.
"Darimana kau mendapatkan kunci?"
"Syuting mengalami semacam gangguan teknis, hingga beberapa proses penyutradaraan juga tidak bisa dilakukan. Di mana Park Jimin sekarang?"
Seketika Jungkook menjawab.
"Dia sudah berangkat ke Seoul."
"Hah?"
***
Jungkook mengalami mimpi aneh. Dia adalah orang yang menyetir, dan orang yang berada di jok sebelahnya juga dirinya. Langit tertututp oleh awan hitam, Jungkook menangis seolah-olah memekik. Ia menolehkan kepalanya kearah samping dan tampak dirinya sedang tertdur pulas. Ketika itu, terdapat seseorang yang tengah mengamati sosoknya sambil memegang buket mawar berwarna merah. Memang tidak terlihat oleh mata kepalanya, namun ia merasakan kehadiran seseorang tersebut. Orang yang tak lain adalah ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET GARDEN Sinkook ver.
RomanceIni menceritakan kisah Hwang Sinb, seorang pemeran pengganti untuk adegan laga, seorang perempuan yang kurang mampu dan rendah hati yang kecantikan dan keelokan tubuhnya dicemburui oleh aktris top. Jeon Jungkook adalah direktur departement store ka...