Barang-barang bawaan teronggok seperti gunung di lobi hotel. Barang-barang tersebut merupakan perlengkapan dan benda-benda kecil milik kru syuting yang dipimpin oleh Jeong Yein, serta benda-benda keperluan pribadi lainnya. Semula ia memesan hotel yang berbeda, namun pada akhirnya hotel tempat Jimin menginaplah yang ditetapkan sebagai basecamp.
Yein berbicara dengan raut wajah penuh rasa bersalah.
"Joesongheyo, karena telah menyusahkan. Jika semuanya berkumpul, penyusun jadwal pun dapat dengan mudah dilakukan."
"Apakah Jimin juga berada di hotel ini sekarang?" Jong Soo bertanya.
"Mungkin saja, setelah selesai hunting kita akan bertemu. Mulai besok, kita semua akan bekerja keras. Maka, hari ini kita harus melakukan rapat sekaligus minum bersama."
Sutradara Jo membagikan kunci kamar kepada orang-orang. Mereka yang sudah memegang kunci memberikan salam satu sama lain dan menaiki elevator. Sinb yang mengenakan topi hitam memasuki hotel, tepat pada saat pintu elevator yang mengantarkan staf terakhir tertutup.
Sinb bersembunyi dibalik tiang dan mengamati lobi dengan hati-hati. Untungnya rombongan Jong Soo tidak terlihat. Sinb menghela nafas lega dan ketika hendak berbalik, seseorang menyenggol bahunya. Sinb yang terkejut menoleh ke belakang.
"Aaaaaa......!!"
Orang itu adalah Jimin, wajah Sinb pu bersemu merah. Jimin merupakan 'seseorang yang dibalik khayalan' bagi Sinb. Kini tengah berada dihadapannya. Tidak salah lagi.
"Apakah kau Hwang Sinb? Pemain pengganti?"
"Ne? Ah, annyeonghaseyo..."
Bagaimana bisa ia mengingat nama seseorang yang hanya tampil sekali dari sekian banyak adegan film! Benar-benar mengharukan. Sinb tersenyum sambil tersipu malu dan mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya kelantai. Jimin memandang Sinb dengan sorot mata yang penuh keakraban, lalu mulai bicara.
"Benar-benar cantik seperti sebelumnya. Selain terkesan garang juga ada kesan..., hmmm.... Ha ha ha. Apakah sedang syuting?"
"Tidak, hmmm... Itu aku memenangkan hadiah wisata romantis bersama Park Jimin."
Mata Jimin membelalak.
"Jinjja? Hwang Sinb? Hwahahahahahahahaha! I....ini tidak mungkin."
"Wae?"
"Aku sangat percaya dengan takdir. Bagaimanapun juga, selagi segi dalam hidup kita ditentukan oleh takdir. Bukan begitu?"
Sinb mengacak-ngacak rambutnya seperti anak laki-laki.
"Tidak ada kata-kata yang pantas aku ucapkan selain terimakasih karena telah menyambutku dengan bahagia."
"Perlahan-lahan kau bisa tahu kalau aku bahagia? Aku akan mentraktirmu. Huhu. Sebenarnya aku menerima kabar bahwa orang yang memenangkan hadiah liburan romantis telah tiba, dan aku datang untuk menjumpainya. Salah satu meja di Wine Restaurant yang ada dihotel ini juga sudah dipesan. Bukankah canggung untuk kencan dengan orang yamg baru pertama kali kita temui dan disorot pula oleh kamera. Ayo, kita pergi. Aku baru saja tiba dari kantor polisi. Sebagai hiburan sekaligus ucapan selamat. Oke?"
Jimin mengajak Sinb menuju restoran. Orang-orang memandang mereka sambil berkata 'Bikankah itu Park Jimin?' Sinb yang menjadi malu, mengencangkan topinya dan mengikuti Jimin. Tetapi, ketika mereka hendak memasuki restaurant. Sang manajer pengelola datang menghampiri dan menghalangi langkah Sinb.
"Mohon maaf, seluruh meja sudah dipesan."
Padahal reataurant itu dalam keadaan kosong. Suatu hal yang konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET GARDEN Sinkook ver.
RomansaIni menceritakan kisah Hwang Sinb, seorang pemeran pengganti untuk adegan laga, seorang perempuan yang kurang mampu dan rendah hati yang kecantikan dan keelokan tubuhnya dicemburui oleh aktris top. Jeon Jungkook adalah direktur departement store ka...