Rahasia 18

686 112 27
                                    


ᕼᗩᑭᑭY ᖇEᗩᗪIᑎG 📖


Suara dentingan jam dan bunyi berisik pohon yang terkena angin saling bersahutan menyambut telinga Jaemin.

Di malam hari seperti ini, berbagai suara apapun dapat terdengar jelas karena suhu permukaan bumi lebih hangat dibanding pada udara bagian atasnya. Dan hal itu sukses membuat Jaemin menjadi lebih nyaman dibanding siang hari.

Karena cuma di waktu malam, dirinya dapat menenangkan pikiran dan hati walau sejenak.

Pemuda itu menatap ke arah luar jendela sejak tadi. Tidak memedulikan jam yang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam.

Hari sedikit lagi akan berganti.

Jaemin menatap kosong pohon-pohon besar yang berada di depan rumahnya. Pikirannya berjalan jauh.

Waktu seperti ini adalah kesenangannya. Dapat berpikir apa saja yang terlintas di otak. Tidak perlu risau akan tuntutan dari mama.

"Keluar dari organisasi itu. Kamu sudah tidak membutuhkannya lagi."

Perintah mutlak dari sang mama sore tadi tiba-tiba terlintas.

Jaemin menggigit ujung bibirnya, hatinya menjadi tidak nyaman.

'Huft'

Menghembuskan nafas pelan lalu dan menutup wajahnya, pemuda itu berpikir kembali.

Ia tak bisa meninggalkan organisasi itu begitu saja. Bagaimanapun, hanya di tempat itu ia merasa nyaman.

Ia sedikit tidak rela harus keluar dari organisasi itu. Karena organisasi itulah ia mendapatkan banyak teman.

Jaemin tidak ingin kehilangan 'rumahnya'.


⛓️~ 📖~ Cѳїпcё́ ~ 📖~ ⛓️


"Akan mama ajukan ke papamu kalau kamu akan keluar dari sana."

Jaemin yang menunduk hanya mengangguk kecil mendengar ucapan dari sang mama.

Piring berisi sayuran mentah dan buah-buahan ditaruh ke hadapannya. Jaemin dengan segera mengambil garpu dan sendok kemudian melahapnya dengan cepat. Anak itu sangat lapar.

Seusai sekolah kemarin berakhir, Jaemin dipukuli habis-habisan oleh sang kakek yang kebetulan sedang berkunjung. Dan berakhir ia dikunci di kamar semalaman dengan perut yang kosong.

Mama yang sedang membaca-baca majalah tersadar dengan raut muka Jaemin yang kusam. Tak dipungkiri, ia sedikit jijik dengan anak angkatnya ini. Padahal ia sudah merawatnya dengan benar. Mengapa anak ini kucel sekali?

"Jaemin."

"Y-ya?" anak itu langsung mendongak cepat dan menatap takut-takut ke arah mamanya.

"Kamu sudah mandi? Kenapa wajahmu  kusam banget?"

"Eh-ehm..., sudah..sudah ma."

"Huft...., sehabis makan, cuci mukamu lagi. Mama malu liat muka kusammu itu."

"Iya ma," jawab Jaemin lalu kembali melanjutkan memakan.

Tanpa butuh waktu lama, makanan di piringnya habis tak bersisa. Jaemin melihat ke arah jam dinding, masih ada beberapa menit lagi untuk berangkat sekolah.

Ia pun memutuskan untuk menyendokkan kembali potongan buah-buahan dan sayuran. Namun sebelum itu, tangannya ditepis kasar oleh mama yang duduk di hadapannya.

"Kata siapa kamu boleh nambah?! Mama menyendokkan kamu itu biar kamu tidak nambah-nambah lagi."

Dengan cepat anak itu pun langsung menaruh sendoknya di meja dan menunduk.

CoincéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang