Rahasia 16

700 118 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






ᕼᗩᑭᑭY ᖇEᗩᗪIᑎG 📖




"Jadi kalian beneran sepupuan ternyata? Wahh.....," ucap Haechan saat dirinya menemukan Eric yang begitu santai berkeliaran di rumah Jaemin.

Eric melirik Jaemin, "Sayangnya, iya."

"Lo tega Ric?"

"Kenapa engga?"

Haechan membungkam, tidak habis pikir dengan orang di hadapannya. Sementara Jaemin tak berkutik, sejak tadi pemuda itu sibuk menata buku-buku yang akan dipelajari.

"Si Jeno sama Mark kemana sih? Lama amat ke toilet."

Haechan sungguh canggung dengan kedua sepupu ini.

"Lo gak ikutan emang?"

"Ikut apaan?"

Jaemin yang semula menata buku, menoleh ke arah dua orang itu. Perbincangan mereka menarik rasa penasarannya.

"Oh berarti engga."

"Ikut apaan gua tanya?"

"Gak, lupain. Gua mau balik."

"Balik aja sono, siapa yang larang juga," suruh Haechan seakan mengusir pemuda berambut blonde itu.

Eric kemudian mengalihkan pandang ke arah sepupunya begitu juga dengan Jaemin.

"Lupain tentang rencana lo tadi Ric, itu sama sekali gak berguna buat gua."

"Cih, gua gak akan nurut."

Setelah mengatakan itu, Eric pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu. Rumah yang senantiasa membuatnya sesak. Jika ia tak ada keperluan mendesak ia sungguh tidak ingin mendatangi rumah suram ini.

Sepeninggal Eric, Haechan pelan-pelan mendekat ke Jaemin. Ingin bertanya perihal 'rencana' tadi.

"Nah, apa yang mau kita pelajari? Hukum Newton?"

Haechan yang hendak membuka mulut langsung bungkam, dengan berat hati ia mengangguk. Ya, ia tahu dirinya kelewatan batas jika menanyakan perihal tadi. Toh, itu masalah privasi Jaemin. Dia tidak seharusnya bertanya.

Pemuda berkulit eksotis itu segera membuka buku tulisnya dan bersiap menyimak ajaran Jaemin.

Tentu saja dengan senang hati Jaemin mengajari tentang beberapa materi yang tidak Haechan pahami.

Saking bersemangatnya, ia tak menyadari ruam-ruam merah sudah memenuhi kedua lengannya. Jaemin pikir ia hanya digigit nyamuk jadi ia abaikan.

"Jaem, tangan lo merah-merah itu," ucap Jeno tatkala dirinya dan Mark baru saja selesai dengan urusannya.

"Lama amat lo ke kamar mandi," ceplos Haechan.

Jaemin mengecek kedua tangannya, kebetulan ia memakai baju lengan panjang, jadi semua ruam tidak terlalu terekspos.

CoincéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang