Rahasia 21

697 128 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ᕼᗩᑭᑭY ᖇEᗩᗪIᑎG 📖




Satu bulan ini kegiatan Jaemin benar-benar diisi hanya dengan belajar. Pemuda itu sudah menyiapkan dengan matang segala sesuatu tentang lomba dan ujian semester.

Jaemin belajar sangat keras, terkadang didampingi oleh papanya sendiri dan diakhiri dengan dia yang dihukum.

Semakin hari tatapan dan raut muka anak itu kian kosong. Tidak ada ekspresi sama sekali. Tidak ada senyum yang terbit dari wajah tampan itu.

Jaemin menjauhkan dirinya dari para teman satu organisasinya dahulu. Haechan pun juga ikut diabaikan olehnya.

Jaemin sungguh sendirian.

Eric pun sepertinya tidak ingin mencampuri urusannya lagi. Dan entah kemana perginya lelaki itu. Jaemin lama tidak menjumpai Eric akhir-akhir ini.

"Baca-baca soalnya lagi Jaemin. Jangan sampai kamu lengah seperti di lomba kemarin."

Peringatan dari mama hanya dibalas dengan anggukan tipis dari Jaemin. Anak itu kembali memakan sayuran mentahnya dengan pelan.

Tiffany memandang bingung wajah lelah milik Jaemin. Beberapa lebam memenuhi wajah manis itu dan juga sudut bibirnya yang sobek.

Anak itu baru saja dipukuli semalaman oleh papanya karena berani tertidur di waktu pelajaran.

Namun, yang membuatnya bingung kali ini adalah dia tak melihat sedikitpun mimik muka ketakutan sang putra. Anaknya menerima semua pukulan itu dengan pasrah. Tidak ada ringisan maupun rintihan. Apalagi memohon ampun.

Sepertinya anak ini sudah mulai sadar akan posisinya.

"Na Jaemin."

Lantas fokus Tiffany terbagi saat suaminya datang ke ruang makan.

Pria itu memutuskan tinggal sebentar di rumah ini karena dirinya ingin langsung membimbing anaknya belajar.

"Kamu kapan pulang ke apartemenmu lagi?" tanya Tiffany mengabaikan panggilan suaminya ke sang anak tadi.

"Lusa. Kenapa? Kamu tidak nyaman berada di dekat suamimu sendiri?"

Tiffany merotasikan matanya dengan malas, "iya, aku ingin cepat-cepat kamu kembali ke tempatmu!"

Jaemin hanya diam menyaksikan adu mulut orangtua angkatnya itu. Tidak ingin membuka mulut sama sekali.

"Jaemin, kamu berangkat dengan saya, sekalian saya ingin berbicara langsung dengan pihak lombanya."

Pria itu menyuruh si anak untuk langsung segera bersiap dan mengabaikan perkataan dari si istri.

"Mas!"

"Apa? Jangan membuat Jaemin tidak fokus dengan permasalahan pernikahan kita."

Setelah memastikan Jaemin masuk ke mobilnya, si kepala rumah tangga itu kembali berbicara kepada istrinya.

CoincéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang