18

6K 603 59
                                    

Ebook versi tamat pamela and her bastard husband tersedia di GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA
(Unduh app di playstore)
di karya karsa lebih murah.

Ohya, kisah Gaberiel sudah hadir ya di KARYA KARSA, judulnya AVERY AND HER ICE HUSBAND, saat ini masuh harga PROMO!

Cerita tetap dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT!


Part 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 18

Sebastian pulang lebih awal hari itu. Waktu menunjukkan pukul empat lewat lima belas menit sore ketika ia tiba di rumah. Entah apa yang mendorongnya cepat pulang, mungkin jauh di dalam hatinya, ia ingin tahu apakah Pamela ada di rumah atau pergi entah ke mana seperti kemarin.

Ketika memasuki rumah, Sebastian mendapat jawaban. Terdengar suara televisi. Sebastian melangkah lebar ke ruang keluarga. Tampak Pamela duduk santai di sofa dengan mata hampir tak berkedip menatap layar televisi yang menayangkan drama korea.

Menyadari kehadirannya, Pamela menoleh. Untuk sesaat mata mereka beradu. Sebastian pikir Pamela akan segera bangkit seperti tersengat listrik, lalu bergegas menghampirinya dan dengan senyum manis mengambil tas kerja yang masih dijinjingnya di tangan kiri.

Namun kebiasaan yang telah dua bulan terakhir Pamela lakoni dengan baik itu, tak berlaku hari ini. Wanita itu dengan tak acuh kembali memalingkan wajah, melanjutkan kegiatan menontonnya, seolah-olah Sebastian hanyalah makhluk tak kasat mata.

Dada Sebastian bergemuruh. Napasnya seketika memburu. Ia tak terima dengan sifat durhaka itu.

Dengan amarah melingkupi diri, Sebastian melangkah ke hadapan Pamela, lalu menyodorkan tas kerjanya ke depan muka istrinya itu.

Pamela yang sedang asyik menonton berkedip.

"Apa kau lupa kewajibanmu?" tanya Sebastian ketus.

Pamela mengangkat wajah dan menatap Sebastian. Sekali lagi mata mereka beradu. Namun ada sorot membangkang di iris cokelat keemasan itu kali ini. Tak ada lagi sorot mata anak anjing yang berbinar-binar memuja tuannya.

Pamela menepis tas Sebastian, lalu beringsut dan berdiri.

"Pamela!" Ini kali pertama Sebastian memanggil nama istrinya. Ia menatap tajam wanita itu, tak terima dengan sikap kurang ajarnya.

Pamela melangkah mundur. Bibirnya melengkung sinis. Sorot matanya pun tak kalah mengejek saat menatap Sebastian. "Kenapa?"

"Jangan sekali-kali bersikap kurang ajar padaku! Aku suamimu!" Entah kenapa, Sebastian benar-benar kesal dengan sikap Pamela yang baru ini. Tak ada lagi Pamela-nya yang manis.

"Suami? Suami??" Pamela tertawa meledek. "Ke mana saja kau selama dua bulan ini, hah? Apa ingatanmu hilang sejak hari pernikahan kita dan baru kembali sekarang??"

Amarah dengan cepat melejit ke ubun-ubun Sebastian. Sikap menantang Pamela membuatnya kian marah. Ia melangkah maju.

Pamela melangkah mundur meski matanya masih menyorot menantang.

Tanpa mengalami kesulitan, Sebastian berhasil meraih tangan Pamela. Tubuh Pamela memang agak gemuk, tapi wanita itu lebih rendah dari Sebastian yang memiliki tinggi tubuh hampir 180 sentimeter.

Pamela tersentak dan tertarik ke depan. Sebastian tertawa jahat. Sebelah tangannya dengan cepat menyusur ke pinggang Pamela, sementara sebelah lainnya mencengkeram dagu wanita itu.

"Lepaskan aku, berengsek!"

Sebastian terkekeh. "Kau benar, Pamela. Aku hilang ingatan beberapa waktu lalu, dan sekarang ingatanku telah kembali. Aku menginginkan hakku sebagai suami." Setelah mengatakan itu, Sebastian menunduk dan melumat bibir Pamela dengan kasar.

Pamela menggeleng-geleng untuk melepaskan ciuman itu. Tangan Sebastian naik ke belakang kepala Pamela.

Kedua tangan Pamela dengan panik memukul-mukul dada Sebastian. Namun Sebastian tak peduli. Ia melumat bibir Pamela semakin dalam. Semakin buas. Tak pernah berciuman semenyenangkan ini.

"Ach!" Sebastian melepas ciuman mereka ketika Pamela menggigit bibirnya.

Mata keduanya bersitatap. Amarah berkobar di mata Pamela, sesuatu yang baru Sebastian lihat hari ini. Pamela yang penurut benar-benar seperti hilang ditelan bumi. Tetapi, Sebastian cukup senang dengan Pamela yang baru.

Sebastian menyeka bibirnya yang berdarah, lalu menyeringai. "Ah ..., kau ternyata wanita yang sangat menggairahkan, sayang." Sebastian meraih Pamela kembali ke dalam pelukan, lalu menyobek blus yang dikenakan wanita itu.

Blus berkancing depan itu seketika tersobek, memamerkan bra berenda berwarna putih bersih yang hampir tak muat menampung payudara Pamela yang besar.

"Dasar bangsat!"

Pamela mendorong dada Sebastian, siap melarikan diri. Namun Sebastian dengan tanggap menangkap istrinya itu, lalu mendorongnya kasar ke sofa.

Pamela menatap Sebastian dengan mata dipenuhi kebencian. Sebastian terkekeh.

"Kau istriku, Pamela, kalau-kalau kau lupa. Seluruh tubuhmu milikku," bisik Sebastian sembari membungkuk di hadapan Pamela. Dada Pamela yang bergelombang oleh napas yang memburu makin membuat Sebastian bergairah.

Pamela meludahi Sebastian dan mengenai muka pria itu.

Amarah dan gairah bercampur aduk dalam diri Sebastian. "Dasar wanita jalang!" Sebastian menunduk lalu menyobek sisa-sisa kain yang masih melekat di tubuh montok itu. Sumpah-serapah dan perlawanan Pamela hanya membuat gairahnya semakin tersulut.

***

Evathink
IG/Karya karsa: evathink

Vote dan komen yang banyakkkk
Biar cepat update ya
700 vote 70 komen, langsung up!


Pamela and Her Bastard Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang