20

6K 558 18
                                    

Teman2, versi tamat
> valencia and her devil husband
> pamela and her bastard husband
> avery and her ice husband

Tersedia di:
GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA
(Unduh app di google play)

Versi buku cetak bs order di saya, WA 08125517788

Cerita tetap dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT!

Cerita tetap dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 20

Tiga hari lalu adalah kegilaan terbesar yang pernah Sebastian lakukan sepanjang hidupnya. Ia memaksa kehendaknya pada wanita. Tak pernah ia melakukan itu sebelumnya. Selama ini, hubungan seks atas dasar suka sama suka. Tak ada paksaan sedikit pun.

Lalu apa yang merasukinya hingga memaksa Pamela melayani nafsu bejatnya? Ia bahkan melakukannya dengan kasar, sesuatu yang belum pernah ia lakukan. Selama ini Sebastian selalu memanjakan pasangan bercintanya dengan cumbuan lembut dan rayuan.

Wanita itu pantas mendapatkannya. Dia memprovokasimu, sebuah suara berdengung di benak Sebastian. Lagi pula sudah sepantasnya dia melayanimu. Dia istrimu, imbuh suara itu lagi.

Sebastian mengangguk-angguk setuju. Benar sekali. Jika Pamela tidak memprovokasinya dengan sikap membangkangnya, Sebastian pasti tak akan tergoda menggagahinya, bukan? Tak mungkin seorang Sebastian Alterio meniduri wanita gemuk. Ia tak pernah bergairah pada wanita berlemak!

Lalu bayangan Pamela yang tertidur dalam kondisi kancing piama yang terbuka membayang di benaknya. Celana Sebastian seketika menyempit. "Sialan!" tanpa sadar Sebastian mengumpat. Harus ia akui pemandangan itu tak pernah pergi dari benaknya dan sekarang semakin menggila menguasai otaknya. Teringat sensasi ketika menyentuh payudara basar Pamela dan betapa ketat wanita itu mencengkeram dirinya, gairah Sebastian seketika berkobar.

Pamela perawan.

"Seb?"

Sebastian belum pernah meniduri perawan sebelumnya, juga tak pernah menduga dan mengharapkan akan mendapatkan seorang istri yang masih perawan. Zaman sudah modern. Tak banyak lagi orang yang memegang prinsip tiada seks sebelum menikah. Bahkan Sebastian sudah merasakan kenikmatan ragawi itu sejak di bangku kuliah. Jadi sebagai seorang yang tak lagi perjaka, sangat munafik jika mengharapkan istri yang masih perawan, bukan?

Akan tetapi Pamela perawan, itulah kenyataannya, dan Sebastian telah memperlakukannya dengan kasar.

Seharusnya ketika mengetahui itu, Sebastian berhenti, sayangnya ia tak sanggup. Ia terlalu bergairah. Oh, salahkan ia yang telah selibat berbulan-bulan, atau salahkan betapa nikmat cengkeraman pemela sehingga ia tak mampu untuk berhenti.

"Seb?"

Harus Sebastian akui, tak pernah ia merasakan kenikmatan tak terhingga seperti saat bersama Pamela.

"Seb??"

Sejak hubungan intim di ruang keluarga itu, Sebastian belum lagi menyentuh Pamela, bukan karena sikap permusuhan yang ditunjukkan istrinya itu, cenderung karena Sebastian merasa bersalah telah memaksa kehendaknya. Akan tetapi sekarang, setelah tiga hari berlalu, seharusnya Pamela sudah merasa lebih baik, bukan? Sebastian berjanji akan menebus semuanya. Ia akan membuat Pamela melayang ke awang-awang dan ketagihan akan sentuhannya.

"Sebastian Alterio?!!"

Sebastian tersentak. Ia menatap dua wajah tampan di depannya yang menatapnya heran.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Drake. "Sejak tadi kami memanggilmu. Kau melamun dan mengacak-ngacak steik-mu."

Sebastian memandang piring di hadapannya. Makan siangnya itu tampak terpotong-potong berantakan.

Sebastian meringis.

"Ada masalah?" tanya Drake.

Sementara Gabriel hanya diam, tapi menatap dengan kadar ingin tahu yang cukup tinggi.

Sebastian tersenyum kaku. Hari ini ialah yang mengajak kedua sahabatnya makan siang bersama, tapi ia sendiri larut dengan pikirannya.

"Hanya sedikit masalah di kantor." Sebastian berdusta. Tak pernah sebelumnya ia berbohong pada kedua sahabatnya. Persahabatan mereka bertiga sudah terjalin belasan tahun, tak ada rahasia apa pun di antara mereka. Ia dan Drake adalah dua orang yang paling terbuka di antara mereka bertiga. Gabriel cenderung pendiam dan misterius. Namun kali ini Sebastian tak bisa mengatakan apa yang memenuhi pikirannya. Bukankah sejak awal ia yang berkoar-koar tak bisa bergairah pada wanita gemuk? Bahwa ia tak menginginkan Pamela. Gabriel mungkin tak akan banyak berkomentar jika tahu ia meniduri Pamela, dengan cara paksa pula, tapi Drake akan tertawa terbahak-bahak dan meledeknya.

"Ceritakan. Siapa tahu kami bisa membantu," kata Drake.

Dengan perasaan bersalah, harus Sebastian akui, selama ini Drake selalu menjadi sahabat terfavoritnya. Pria itu enak diajak bicara, tapi kali ini Sebastian lebih menyukai Gabriel yang bijaksana dengan mulutnya yang selalu terkunci alias pelit bicara.

Sebastian tertawa kaku. "Tidak. Tidak apa-apa. Bukan masalah yang perlu dikhawatirkan."

Kening Drake dan Gabriel berkerut dalam.

Sebastian menyeringai. Ia ketahuan berbohong, bukan? Jika masalahnya tidak menguras pikiran, tentunya nasib steik lezat di piringnya tersebut tak akan seperti itu.

***

Evathink
IG: evathink

Btw vote dan komen yang cetarrr yahh biar cepay update.

Pamela and Her Bastard Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang