07 | Menangis

391 17 0
                                    


𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌 𝕬𝖇𝖎𝕾𝖆𝖘𝖙𝖗𝖆!


"ABII!!" Bentak sastra saat melihat ponsel nya yang pecah, karena bantingan yang keras dan terkena lemari kayu, membuat ponsel sastra pecah dan tak bisa menyala.

Abi menatap sastra dengan pandangan tak terbaca, perlahan matanya berkaca kaca. "Maaf hiks abi hiks maaf sastra." Lirih abi dengan sesegukan, sastra tak menjawab ia fokus pada ponselnya.

"Sastra cuekin abi hiks abi kesel hiks maaf." Lanjut abi dengan sesegukan.

"GAK DENGAN LEMPAR HP GUE JUGA ABI!" Teriakan sastra semakin keras, membuat kepala abi berdenyut nyeri, mungkin karena abi yang sedang sakit di tambah teriakan satra yang keras membuat kepala abi kembali berputar.

"Sastraa hiks pusing hiks sas hiks sastra." Isak abi sembari memegangi kepala nya yang terus berputar.

"BODO! URUS AJA DIRI LO SENDIRI." Teriak sastra tanpa melihat abi, sastra masih fokus pada ponselnya yang mati.

Pranggg.

"SASTRA HIKS PUSING! HIKS HIKS." Tangisan abi semakin keras, bahkan abi melempar vas bunga di atas meja.

Sastra menatap abi lalu membulatkan matanya, Melihat abi sedang melempar lemparkan barang dan sesekali memegangi kepala membuat sastra iba. Sastra menghampiri abi, mengusap punggung nya pelan. 

"Abi gue minta maaf, udah jangan nangis." Ucap sastra lembut, perlahan tubuh abi ambruk di karpet berbulu ruang keluarga.

"Jangan marahin abi lagi hiks abi minta maaf." Ujar abi lirih sembari memeluk boneka beruang coklatnya.

"Iya iya."

"Abi mau tidur sastra, abi cape." Ucap abi dengan mata sembab dan hidung merahnya. Perlahan mata abi menutup, sastra mengambil selimut tebal milik abi lalu menyelimuti abi dengan selimut tebal yang sastra bawa.

"Sweet dreams my big baby" Bisik sastra, lalu pergi meninggalkan abi tidur sendiri di ruang keluarga lantai 2.

Perlahan sastra menuruni tangga rumah abi, menghampiri fanza yang sedang memasak di dapur. "Bunda, sastra pamit dulu." Ucap sastra membuat fanza menoleh.

"Loh? gak makan siang di sini?"  Tanya fanza dengan celemek berwarna pink melekat di tubuhnya.

"Ngga bunda, sastra masih ada urusan." Jawab sastra, dengan senyum tipis di wajahnya.

"Oh ya udah, sebelumnya bunda mau tanya, tadi abi kenapa? kok teriak teriak?" Tanya bunda fanza sembari melepas celemeknya.

"Sastra gak sengaja bentak abi bunda, hehe." Jawab sastra dengan senyum canggung.

Bunda fanza terkekeh pelan. "Sekarang abi lagi apa?" 

"Tidur bunda. Oh iya Bunda, sastra pamit assalamualaikum." Pamit sastra lalu mencium tangan kanan bunda sastra. 

Setelah pamit, sastra keluar rumah abi lalu menghampiri lelaki yang sudah menunggunya di depan rumah sastra. Laki tersebut duduk menunggu sastra di atas motornya.

"Dari mana lo?" Tanya lelaki tersebut, saat sastra sudah mendekat.

"Rumah abi lah, buta lo?" Sewot sastra membuat lelaki tersebut mendengus.

"Ck nge-gas, Btw abi kambuh lagi?" Tanya lelaki tersebut sembari memakaikan helm pada sastra.

"Hm." Dehem sastra, sebagai jawaban.

AbiSastra  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang