10 | Ujian Sebelum Menjadi Suami

268 7 3
                                    

𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌 𝕬𝖇𝖎𝕾𝖆𝖘𝖙𝖗𝖆!

2 hari setelah kejadian di kantin kemarin, semua siwa/i di BHS membicarakan tentang abi, pasalnya abi tidak pernah marah besar sampai mengeluarkan aura gelap yang membuat mereka merinding. 

Abi sudah pernah memberi tahu, bahwa jangan mengganggu sastra atau pun menyentuhnya, dan mereka menuruti perintah abi, Hanya aydan yang berani melanggar, murid baru sekaligus lelaki yang di juluki culun.

Abi berjalan di koridor dengan nafas yang sedikit terengah engah, dan keringat membasahi tubuhnya, pagi tadi sastra berangkat sekolah tanpa abi, sastra sengaja meninggalkan nya dengan alasan abi membentak aydan kemarin. dan tentu itu membuatnya jengkel. 

"Aydan, aydan, aydan, kapan sih gue nya." Gerutu abi dengan wajah sebal.

 Mengapa abi tak naik angkot atau ojek? Sebenarnya abi sudah menaiki ojek namun ban motor sang ojek kempes di tengah jalan, jadilah ia berlari.

"Apes banget gue hari ini, di tinggal sastra? iya, lari ke sekolah? Iya,  duit tinggal 2.000? Iya juga. Anjrit lah, istirahat gue makan apa?" Gerutu abi sembari mengacak acak rambutnya kesal.

Bayangkan...

10.000 di pakai ojek.

3.000 di pakai membeli permen.

2.000 di untuk istirahat nanti, tapi mau di belikan apa? Aqua saja sudah 5.000

Abi memasuki kelas dengan wajah masam nya, ia duduk di sebelah sastra yang sedang bermain ponsel tanpa menghiraukan abi. Abi menghadap sastra, ia menoel noel lengan sastra dengan balpoin nya.

"Sas."

"Sastra ih."

"Sastraaaa." 

Sastra menoleh kearah abi dengan pandangan jengahnya. "Apaa?" Tanya sastra.

Abi menatap sastra dengan pandangan lucunya. "Nanti malem kita makan bersama kan?" Tanya abi dengan senyum yang mengembang. Sastra mengangguk meng'iya'kan, lalu menatap kearah pintu saat seseorang mengucapkan salam.

"Aydan!" Teriak sastra lalu menghampiri aydan dengan senyum lebar yang mengembang. Mendengar teriakan sastra, abi memutar bola matanya malas.

"Masih gue liatin, belum gue bantai lo aydan!" Batin abi sembari menatap tajam interaksi antara aydan dan sastra.

"Eh sastra, Katanya kamu suka donat? Ini aku bawain." Ucap aidan sembari menyodorkan 1 box donat kesukaan sastra.

Sastra menerima 1 box donat tersebut dengan senang hati, senyuman di wajahnya semakin lebar. "Kok lo tau gue suka donat? niat banget lagi sampe bawa ke sekolah." Ucap sastra sembari melihat lihat isi donat tersebut.

Aydan membenarkan letak kaca mata bulatnya yang melorot. "Ah iya, aku tau dari temen yang lain." Jawab aydan dengan senyum canggungnya.

Sedangkan di pojok kelas, abi sudah panas dingin. Melihat sastra tersenyum pada orang lain, menerima pemberian orang lain, dan menatap lelaki selain dirinya.

"Oh shit! Aydanjing!" Batin abi terus menyumpah serapahi aydan.

Sastra kembali ke tempak duduk nya dengan senyum lebar, sekilas ia melihat abi dengan wajah merah padam dan mata menajam, membuat sastra tertawa keras dalam hati.

"Emang enak gue kerjain." Batin sastra tertawa.

Abi melirik sastra sekilas, lalu wajah nya berubah menjadi cemberut. "Kan gue udah bilang jangan deket sama cowok lain." Ucap abi dengan bibir mengerucut.

AbiSastra  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang