27 | Bersama Rey

102 6 0
                                    


𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 𝒜𝒷𝒾𝒮𝒶𝓈𝓉𝓇𝒶!

𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕧𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕜𝕠𝕞𝕖𝕟!


Abi, Sastra, dan Rey sudah sampai di salah satu Mall terbesar di bandung. Rey dengan antusias  turun dari gendongan Abi dan berlari kesana kemari, bocah berumur 4 tahun itu sangat aktif berlari, meloncat, tertawa.

Abi tersenyum tipis, Rey memang senang di tempat keramaian, seperti mendiang Ayah Rey. "Unclee! Rey mau main TimeZone." Ujar Rey sembari menunjuk kearah tempat permainan anak itu.

Abi tersenyum tipis, lalu berjalan mendekati Rey dan membawanya menuju gendongan nya. "Oke, kita tunggu Aunty dulu ya." Ucap Abi lembut.

Rey mengangguk anggukan kepala nya tanpa melihat kearah Abi, mata nya menatap sekeliling Mall, lalu berhenti pada sebuah keluarga yang sedang tertawa lebar.

Rey menatap sendu keluarga tersebut lalu menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Abi. Menyadari kesedihan Rey, Abi mengusap pelan punggung kecil Rey. "Rey main sama Uncle dan Aunty ya, jangan sedih." Ucap Abi lembut.

"Tapi Rey mau gitu juga, sama mami dan papi." Ucap nya sedikit bergetar.

"Kan ada Uncle dan Aunty."

"Tapi rasanya beda unclee hiks." Pecah sudah tangisan Rey. Abi mengusap punggung Rey lembut, ia terus menenangkan keponakan nya agar tidak terus menangis.

"Rey udah ya, ayo main. Kata nya mau main TimeZone?" Ujar Abi mengalihkan pembicaraan.

Rey tak menjawab, ia terus menangis sesegukan di leher Abi. Tak lama Sastra datang dengan kantung kresek kecil berisi minuman.

"Rey kenapa?" Tanya Sastra pada Abi.

Abi diam, lalu ia melirik kearah keluarga di depan mereka, Sastra mengangguk paham, lalu membawa Rey menuju gendongan nya.

"Ponakan Aunty, jangan nangis ya? Kita main oke? Jangan sedih nanti Anty ikut sedih." Ucap Sastra lembut.

Rey mendongkakan kepala nya, lalu menatap Sastra dengan mata berkaca-kaca. "Auntyyy." Ucap nya lirih.

"Iya sayang?" Sahut Sastra.

"Kali ini gue ikhlas deh Sastra panggil 'sayang' ke Rey." Batin Abi.

"Minum." Balas Rey. Abi membuka tutup botol salah satu Aqua yang di bawa Sastra tadi, lalu memberikan nya pada Sastra.

Dengan lembut, Sastra memberikan minum pada Rey. "Udah." 

"Ayo Aunty kita mainn." Ucap Rey kembali semangat.

"Ayo ayo."

𝔸𝕓𝕚𝕊𝕒𝕤𝕥𝕣𝕒

Setelah 2 jam mereka bermain di TimeZone, kini Abi, Sastra, dan Rey memasuki sebuah Restaurant untuk makan siang, tetapi Rey yang berada di gendongan Abi terus memberontak.

"Mau es krimmm!" Rengek nya pada Abi.

"Mau es krimmm." Rengek Rey sembari memukul dada bidang Abi dengan tangan kecil nya.

"Nanti Rey, kita makan siang dulu oke?" Ujar Abi berusaha bersabar.

Rey menggeleng rusuh. "Ngga! Es krim duluuu." Rengek Rey terus menunjuk kearah Freezer ice crem.

"Nanti Rey, makan siang dulu ya." Ucap Sastra lembut.

Rey tetap menggeleng. "No no no, es krim." Ucap Rey tetap keukeh.

"Unclee es krimmm." Rengek Rey terus memberontak di gendongan Abi.

"Yanggg iii bantuinn." Kini Abi pun ikut merengek sama seperti Rey.

Sastra menggeleng pelan, lalu memijit pelan pangkal hidung nya. "Rey, sini sama Aunty." Ucap Sastra sembari merentangkan tangan nya.

Rey beralih ke dalam gendongan Sastra, tetapi tidak membuat ia berhenti meminta es krim. Merasa sudah menjadi pusat perhatian, Sastra meminta pelayan untuk menyiapkan PrivatRoom.

"Auntyy es krimm." Lirih Rey sembari menunjuk kearah Freezer ice crem.

"Nanti sayang, makan dulu ya." 

"Auntyy." Lirih Rey di ceruk leher Sastra yang terbalut hijab.

Setelah memasuki PrivatRoom, Sastra menurunkan Rey pada kursi yang ada di sana, lalu memberikan susu kotak milik Rey. "Abis makan siang, Aunty janji kita beli es krim." Ucap Sastra dibalas anggukan semangat dari Rey.

"Sastraaa ih jangan Rey muluu, aku nya di cuekin." Kali ini bayi besar Sastra yang merengek.

"Kamu jangan ikut-ikutan rewel." Ucap Sastra sembari membuka dus Biskuit Milna, dan menyerahkan nya pada Abi.

Abi mengerucutkan bibir nya. "Ishh." Kesal nya.

Melihat keduanya sudah sama sama tenang, Sastra kembali memanggil Pelayan dan memesan beberapa menu makanan untuk mereka.

"Aunty nanti janji kan beli es krim?" Tanya Rey setelah menghabiskan susu kotak nya.

"Iya sayang, setelah makan siang ya." Ucap Sastra sembari mengusap pelan rambut Rey.

"Sastraaa, jangan panggil sayang ke diaa."

Sastra tidak membalas ucapan Abi, ia mengambil tissue lalu mengusap ke daerah bibir Rey.

Merasa di cueki oleh Sastra, Abi menarik pelan baju Sastra. "Ishh ke Rey muluu, aku nya kapan?" Ucap Abi cemberut.

"Seringgg." Balas Sastra enteng.

"Sayanggg." Rengek Abi.

"Apa? mau es krim juga?" Tanya Sastra sembari terkekeh pelan.

Abi mendelik tak suka, lalu kembali fokus pada Biskuit nya dengan bibir mengerucut.

"Aunty, Rey pinjem Handphone boleh? Rey mau liat Youtube, Rey bosen." Ucap Rey lucu.

Sastra mengangguk senang, lalu menyerahkan Handphone nya pada Rey. Tidak lupa ia membuka sandi nya terlebih dahulu.

"Makasih Auntyy."

"Sama-sama Rey sayangg." 

Abi semakin memasang wajah masam nya. "Teruss aja teruss."

"Siyingg siyingg siyingg." Ledek nya dengan wajah sebal.

Sastra tertawa pelan, lalu mendekap Abi erat. "Bercanda, kamu ini ya." Ucap Sastra sembari mengacak pelan rambut tebal Abi.

Abi tersenyum senang. "Gitu dong, yang di manajin suami nya, jangan ponakan nya." Ujar Abi.

Sastra mencubit pinggang Abi, membuat sang empu meringis. "Sakit yang."

Sastra menaikan bahu nya acuh, lalu ia melepaskan dekapan nya. "Kok di lepas sih yang?" Ujar Abi kesal.

"Malu sama Rey, Abii."

"Ishh apaan Abi, sayang kek."

"Iya sayangg."

"Aaaa Sastraaa."

𝔸𝕓𝕚𝕊𝕒𝕤𝕥𝕣𝕒

Alhamdulillah, akhirnya bisa up. Makasih yang udah mau nunggu AbiSastra, dan vote terus cerita AbiSastra.

MAKASIH BUAT SEMUA NYA SEE YOUU!!

AbiSastra  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang