03| Tangisan Sastra

296 16 1
                                    


"Capee." Keluh sastra sambil mengusap keringat di dahinya, karena kejadian abi tadi sastra terlambat ke sekolah dan berakhir di perpustakaan yang berdebu.

"Lemah, segitu aja cape." Ledek abi sembari bersandar pada salah satu rak buku di perpustakaan, tangannya di masukan kedalam kantung celana, menambah kesan yang sangat cool.

"SEGITU KATA LO?!" Marah sastra sembari menatap abi tajam.

Abi mengangguk, lalu memberi sastra minum yang abi ambil di dalam tas sastra. "Nih minum" Ucap abi sambil menyodorkan botol minum sastra.

"Makasih." Jawab sastra lalu duduk di bangku yang tersedia di perpustakaan, meneguk minum tersebut hingga setengah.

"Nanti ada yang lebih berat sas." Ucap abi membuat sastra menyeringitkan dahinya.

"Maksud lo?"

"Yang berat itu... lo ngurus anak- anak gue nanti." Ucap abi lalu pergi meninggalkan sastra yang terdiam kaku.

Anak anak gue gak tuh?


🌻


Sastra berjalan menuju kantin dengan langkah gontai nya, menghampiri Nabila yang duduk sendirian sambil menikmati baksonya.

"Tumben lo telat." Ucap Nabila, sangat tak biasa sastra telat pergi kesekolah.

Sastra menatap Nabila lalu menghela napas. "Abi bikin masalah sama pak adul." Jawab sastra.

Nabila mengerutkan dahinya. "Pak adul teh saha?" Tanya Nabila dengan logat sundanya, sastra menggeleng tanda tak tahu, memang benar sastra tak tahu, dia hanya tahu pak adul adalah korban kejahilan abi.

(Pak adul itu siapa)

Nabila memutar bola matanya malas lalu mengedarkan pandangannya.

Pandangannya terhenti pada sosok abi.

"Nah pas ada abi, ABII!!" Teriak Nabila memanggil abi yang baru saja memasuki kantin. Sastra menoleh kebelakang, terlihat abi dkk berjalan kearahnya dengan gaya nya masing-masing.

Abi berjalan dengan gaya coolnya, kedua tangannya dimasukan kedalam kantung celana, alan berjalan dengan kedipan mata untuk para sisiwi, biasa tebar pesona, sedangkan raga berjalan seperti zombie dengan wajah yang sangat menyebalkan.

Canda zombie.

Semua siwa/siswi SMA BAGASKA Tidak heran dengan sifat gila arga, mereka sudah terbiasa dengan kegilaan Trio A, dan yang paling gila diantara mereka itu arga, kelakuannya itu loh di luar akal sehat manusia, kalau udah bertingkah pasti minta di lempar ke arab, biar pulang pulang dia tobat.

"Apa?" Tanya abi sok dingin, saat sudah di depan Nabila dan sastra.

"Gaya lo bi, lo pikir keren? Ya kagaklah." Celetuk Nabila sembari menggigit bakso miliknya.

Abi mengeluarkan wajah menyebalkannya. "Kerenlah, kan gue ganteng." Ucap abi sambil menepuk nepuk dadanya, sastra memutar bola matanya. "Kege-eran." Ucap sastra malas.

Abi mendelik tak suka, lalu duduk disebelah sastra berniat menggodanya perihal di perpustakaan tadi. "Ciee... ada yang baper nih" Goda abi sambil menatap sastra.

Kening sastra sedikit mengerut lalu kembali seperti biasa. "Baper?" Tanya sastra lalu tertawa.

"Mimpi." Lanjut nya dengan datar. Abi menganga tak percaya, benar benar tak sesuai dengan ekspetasinya.

AbiSastra  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang