𝑃 𝑅 𝑂 𝐿 𝑂 𝐺 𝑈 𝐸

1.7K 152 52
                                    

Bus yang Sunoo dan Jungwon tumpangi itu berhenti tepat di depan Sekolahnya.

Pintu utama dengan gerbang besar berwarna hitam itu masih terbuka, mempersilakan siswa siswi yang sekolah di sana untuk masuk sebelum bel berbunyi.

Sejenak Sunoo kembali menghela nafas, kedua tangannya meremat masing-masing ujung jas sekolah yang ia pakai.

Jungwon tersenyum tipis, menyadari temannya yang tengah gugup itu. Ini memang bukan hari pertama masuk sekolah, tapi Jungwon tau kalau temannya itu selalu mendadak gugup saat berdiri di depan gerbang sekolah.

Karena suatu alasan.

Perlahan lengan Jungwon merangkul bahu sang teman, membuat yang di rangkul menoleh menatapnya. Pria bermata kucing itu hanya tersenyum lembut, seakan menyalurkan ketenangan dan kepercayaan diri tersendiri.

Membuat Sunoo juga ikut tersenyum lalu mengikuti langkah Jungwon memasuki sekolah.

Seperti pagi-pagi sebelumnya. Saat memasuki sekolah, Sunoo pasti mendengar bisikan siswa siswi di sana. Entah hal buruk atau hal baik, semuanya pasti tertuju pada dirinya.

Hanya bisa menghela nafas dan diam saat mendengar omongan buruk, lalu tersenyum saat mendengar omongan baik.

Itu yang Jungwon ajarkan pada dirinya.

"Jangan dengerin, mereka cuman angin.." ucap Jungwon tiba-tiba, dirinya tengah berusaha untuk acuh pada mereka yang mengganggu.

Tak mungkin 'kan kalau pagi-pagi sudah ada siswa atau siswi yang masuk ruang kesehatan dengan luka di wajah mereka karena Jungwon. Jungwon juga tak mau melihat teman rubahnya ini menangis karena melihat seseorang terluka akibat ulahnya.

Padahal itu semua Jungwon lakukan untuk melindungi Sunoo juga, tapi pria dengan mata rubah itu selalu menolak. Melarang Jungwon untuk bertindak, karena Sunoo juga tak mau Jungwon ikut terluka karena dirinya.

Belakangan ini banyak siswa yang masuk ke ruang kesehatan untuk di obati karena luka yang mereka dapat dari Jungwon, jadi sebisa mungkin Sunoo menutupi hal yang membuat Jungwon bertindak seperti itu.

Walau akhirnya Jungwon akan tau juga.

"Wahh.. Kim Sunoo.."

Sontak ekspresi wajah Jungwon berubah, tatapannya menjadi datar dan menusuk. 3 pria yang berdiri di depannya dan Sunoo itu tak pernah kapok.

"Minggir. Jangan buat keributan pagi-pagi." Jungwon sedikit mengeratkan rangkulannya pada bahu Sunoo, ia tak bodoh dengan membiarkan Sunoo lepas dari genggamannya dan terluka lagi.

"Wah, suatu keajaiban bukan kalo Yang Jungwon si biang onar gak mau buat keributan pagi-pagi?" celetuk pria itu.

Jungwon hanya diam, masih menatap pemimpin mereka dengan tatapan datar.

"Oh, apa gara-gara ada temennya di sini, makannya dia gak mau buat onar?" pria yang berdiri di samping kanan itu menyahut dengan nada bicara meremehkan.

"Gimana? Lo mau gue main sama Sunoo atau sama lo aja..?"


Buaghh


Bukan, itu bukan Jungwon.

Sunoo lah yang melayangkan tinjuan keras pada pria yang tengah asyik mengoceh tadi. Menyebabkan pria tadi jatuh tersungkur di lantai dengan keras.

Jungwon terkesiap kemudian kembali tersadar. Seringainya ia tunjukkan, sepertinya temannya ini sudah mulai berani ya..

"Jangan pernah lo kira selama ini gue diem itu karena takut. Kalo lo berani macem-macem.." siluet mata rubah itu berubah menjadi membunuh, dengan satu langkah yang Sunoo ambil, ".. gue ngga akan segan buat cabut jantung lo dari tempatnya."

Bloody Party 「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang