Pergi

546 98 177
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Sinar matahari mulai merambat masuk lewat sela-sela jendala, satu persatu dari mereka bangun di sana. Namun, tidak untuk Dejun dan Pelangi, mereka masih nyaman tidur di kasur yang sama sambil berpelukan.

Semua anak himpunan yang melihat itu hanya bisa tersenyum, mereka bisa merasakan betapa Dejun menyayangi gadis itu dengan tulus.

Satu persatu dari mereka keluar untuk mencari sarapan pagi, ada juga yang langsung menuju kampus karena ada kelas pagi seperti; Dino, Woojin, Bora, Yehana dan Heechan.

Sedangkan Dery, Rocky, Lukman dan Arin mencari makan di kantin. Yuqi sibuk dengan laptopnya, dia menyusun berkas untuk LPJ yang akan di serahkan siang nanti sebagai bukti kegiatan mereka. Tidak banyak yang harus dikerjakan karena, Dery sudah membantu semalam jadi, hari ini dia tinggal mengecek kembali dan setelahnya dia print lalu mengantarnya ke kampus.

"Der, kok gue ngerasa aneh, ya sama Dejun," ucap Rocky. Ketiga manusia di hadapannya terdiam sambil menatapnya aneh. "Iya, dia tuh kaya bukan Dejun yang kita kenal. Beda banget tau nggak. Tatapan dia, raut wajah dia bener- bener kaya bukan Dejun," lanjutnya menjelaskan.

"Nahkan, gue bilang juga apa. Ini bukan feeling gue sama Mina aja tapi emang Dejun beneran beda," timpal Arin.

"Tapi, kita harus berpikir positif aja lagian Dejun sehat kok," sahut Dery.

"Tapi, Der, gue semalam mimpiin Dejun. Gue liat dia pakai baju putih terus, gue nggak tau itu dimana tapi nggk Dejun nggak ngomong. Dia cuman senyum ke arah gue terus jalan masuk ke dalam cahaya putih gitu dan pas gue panggil dia nggak noleh," jelas Lukman.

"Udah itu cuman firasat biasa aja. Lagian Dejun kan masih tidur sama Pelangi. Lebih baik berdoa semoga dia nggak papa," ucap Dery.

"Apa ini kode dari Dejun?" tanya Arin. Semua menatapnya dengan heran. "Apa Dejun bakalan pergi? Gue ngerasa jauh banget sama Dejun dan lo pasti ngerasain ini, kan? Pelangi pun pasti ngerasa tapi dia pinter untuk nutupin hal itu," lanjutnya.

"Rin, stop!  Dejun tuh nggak papa. Kenapa lo bilang kaya gitu?!" tanya Dery dengan nada kesal.

"Der, lo juga ngerasain hal itu, kan?! Lo bukan Pelangi, Der yang bisa nyembunyiin kejanggalan ini!" tegas Arin.

"Udah-udah! Der, Rin, jangan kebawa emosi," ucap Rocky melerai mereka.

"Setidaknya kita harus jaga-jaga, Der. Nggak ada yang tau gimana takdir ke depannya," ucap Lukman.

"Tuh denger!" Dery menghela nafas gusar. Bohong jika apa yang di ucapan Arin tidak dia rasakan, bohong jika dia bisa berpikir positif mengenai keadaan Dejun. Dia juga merasakan hal itu bahkan sorot mata dingin Dejun tidak lagi terlihat seperti dulu saat menatapnya.

Sedangkan di kamar Dejun, Pelangi mengerjap tak kala sinar matahari mulai mengenai wajahnya. Dia membuka mata secara perlahan dan menatap pemuda di hadapannya itu.

Sabda Rindu [Xiao De Jun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang