O1; sugar and smoke

35K 1.3K 15
                                    

——————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——————

Milk coffee will be fine,” ujar Yena, tapi Solyn menggeleng keras.

“Gue gak bisa minum kopi, yang lain aja,” katanya.

“Kandungan kopinya cuma sedikit,” Yena menjelaskan.

“Tetep gak bisa, atau perut gue—”

“Okay! Lo mau yang mana kalo gitu?” Yena bertanya setelah itu, tidak mau memaksa dan mendebat hal kecil yang sebenarnya tidak perlu dibesarkan. Dia cukup mengerti sekarang.

Chocolate,”

Cigarette,”

Solyn menoleh begitu dia bicara bersamaan dengan seseorang yang memesan rokok, what the hell? Pikirnya. Yena juga ikut menoleh, dan menemukan seorang laki-laki dengan Jersey merah, kaki panjangnya menghentak kecil seolah melemaskan tubuhnya, badannya berkeringat dan sepertinya dia baru kembali dari lapangan.

“Anjir, ini sekolah, woy!” Yena menyahut.

“Terus kenapa?” tanyanya santai, lalu menoleh pada Solyn yang sedari tadi memperhatikannya, dan laki-laki itu tiba-tiba menatapnya lama kemudian Solyn memalingkan wajah.

“Pake tanya kenapa, lo gak liat papan segede pintu tertempel di depan sekolah? Lo gak baca peraturan sekolah?” Yena menukas kesal.

“Peraturan dibuat untuk dilanggar,” sahut laki-laki itu.

“Hilih, basi. Bisanya ngutip dari film,” decak Yena.

“Sewot mulu, kayak yang bayarin duit sekolah gue aja lo,” katanya, membuat Yena membuka mulut tertohok, terdiam dan tercengang.

“Yen, kita pesen sekarang aja, mumpung sepi,” kata Solyn, menyela pembicaraan mereka, membuat laki-laki itu kembali melihat Solyn.

Yena berdecak dan baru teringat, “Oh iya, sorry ngacangin lo.”

Lalu Yena menariknya, tapi sebelum itu Solyn menoleh lagi pada laki-laki yang juga menatapnya tersebut.

“Lo jadi chocolate, ’kan, Lyn?” suara Yena menyentaknya, membuatnya kembali melihat ke depan dan menghampiri stan minuman.

“Iya,” jawab Solyn.

“Mbak, cigarette, kalo gak ngerti cigarette, rokok deh rokok, kalo gak ngerti rokok gak usah jualan.”

Ya emang siapa yang jual rokok, sih, Masnya?”

Samar-samar dia mendengar laki-laki itu bicara dengan pemilik warung, membuatnya mengerutkan kening dan berdecak sedikit kesal. Dia menoleh pada Yena.

“Tadi siapa, sih?” tanya Solyn.

“Jay,” jawab Yena, singkat.

“Jay?”

“Jayden.”

—————

sugar & smoke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang