Jayden:
|lo pernah keluar malem?Solyn
kenapa?|Jayden
|mau ngajak lo keluar malem, sekalian pergi makan, sate langganan gue enak, you have to try it.Solyn
oke|
kapan?|Jayden
|tonight?Solyn
yaudah|Setelah membalas chat dari Jayden, Solyn menatap Jeanne yang duduk di sampingnya, bocah cilik itu menyerahkan permen lolipop.
“Buat Solyn, I got three candy bars.”
Solyn tersenyum, menerimanya dan mengusap rambut Jeanne. “thankyou.” ucapnya, dan Jeanne mengangguk, kemudian mengangsurkan ponsel yang miliknya ke atas meja.
“i wanna watch the cartoon, please...”
Solyn tersenyum, mencarikan kartun yang pas untuk Jeanne, kemudian bocah itu berterimakasih dan memakan permennya, Solyn juga membuka bungkus permen dan memakannya. Dia melihat Jeanne yang fokus pada ponselnya, sesekali tertawa hanya karena hal kecil seperti karakter di filmnya terjatuh.
Mendengar suara langkah kaki, Solyn mendongak, melihat sosok Daxter yang melangkah pelan menghampiri mereka, mata laki-laki itu tidak lepas darinya. Solyn menghela nafas dan mencoba tidak peduli. Pura-pura ikut fokus pada apa yang sedang Jeanne tonton, tapi bocah cilik itu menatap kedatangan kakaknya dengan antusias.
“Daxter, i got three candy bars, would you like candy!!?” tanyanya dengan semangat, bicara dengan pipi yang menggembung sebelah karena ada permen dalam mulutnya.
“Yes, can you give me one, please?!”
“okay, wait a minute, i'll be back soon.”
Jeanne kemudian turun dari kursi dan berlari terburu-buru ke arah kamarnya, rambutnya bergoyang ketika dia bergerak. Solyn memandang kepergian Jeanne dengan perasaan gamang, saat Daxter berjalan ke arah kulkas dan mengambil minuman dari sana, Solyn berniat menyusul Jeanne tapi Daxter menahan tangannya membuat gadis itu duduk kembali ke kursinya. Suara botol minuman yang diletakkan di atas meja sedikit keras, membuat Solyn menatap benda tersebut sebelum dagunya diraih, dan dipaksa untuk mendongak.
Permen di mulut Solyn diambil, membuat gadis itu ingin protes. Tapi bibirnya sudah dibungkam lebih dulu oleh Daxter, laki-laki itu memagut bibirnya sedikit kasar, bahkan giginya berkali-kali tidak sengaja menyentuh. Solyn refleks memejamkan mata, dan tangan yang digunakannya untuk mendorong ditahan Daxter, sementara tangan laki-laki itu yang satunya memegangi tengkuk Solyn untuk tetap mendongak.
“Daxter.... Jean—” ucapan Solyn terputus, kala Daxter menyelusup masuk, mengambil lidahnya untuk disesap.
Daxter baru menjauh ketika dia kehabisan nafas, dan kepalanya menjadi pusing saat laki-laki itu menjauhkan tangannya dari tengkuk gadis itu. Daxter menjilat bibirnya sendiri, wajahnya tetap datar saat laki-laki itu mengembalikan permen ke mulutnya. Dan suara langkah kaki Jeanne terdengar, Solyn masih mengatur nafasnya.
“Daxter, tersisa rasa Semangka, punyaku dan Solyn rasa stroberi. Apa tidak apa?” tanya bocah tersebut, dalam hati Solyn sebenarnya ingin membetulkan cara bicaranya, tapi dia masih membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.
“that's okay. At least I already know the taste of strawberries,” ujarnya, setelah menerima permen dari tangan mungil Jeanne. “thankyou, Jeanne.”
tbc...