11; sugar and smoke

11.7K 1K 43
                                    

——————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


——————

Solyn memutar tubuhnya saat merasa bukan hanya ada dirinya di dalam dapur. Dan betul saja, ada Daxter berdiri di pintu masuk dapur, dengan tangan terlipat. Wajahnya datar seperti biasa. Satu hal yang Solyn sadari sejak mereka tahu bahwa akan menjadi saudara dan tinggal di rumah yang sama—Daxter makin tidak tersentuh, sebelum ini meski memang Daxter sering membulinya dengan kata-kata kasar, namun Solyn menganggapnya hanya karna Daxter tidak bisa menyampaikannya dengan baik. Tapi sekarang, berbeda.

“Lo mau makan?” tanya Solyn, meletakkan mie ramyeon ke atas meja.

Tanpa menjawab, Daxter duduk di depannya, laki-laki itu bahkan tidak mengalihkan matanya dari Solyn, membuat gadis itu kikuk dan berniat berdiri untuk memasak satu lagi ramyeon untuk Daxter. Tapi laki-laki itu mencegahnya.

“Gak usah, i'm full.”

Solyn duduk kembali, meraih garpu karena dia tidak bisa memakai sumpit. Segalanya hening, Solyn makan dengan hati-hati padahal setengah mati ingin pergi, kehadiran Daxter mengganggunya, laki-laki itu terus diam tanpa berniat mengalihkan tatapannya dari Solyn.

Hingga gadis itu tidak bisa lagi menyuapkan ke mulutnya dan meneguk minum dan tersisa setengah dari gelas.

“Kenapa?” tanya Solyn, mendongak sedikit untuk melihat laki-laki di depannya. Tidak ada ekspresi berarti, hanya tatapan yang dia tidak mengerti.

“Lo tahu seberapa gue benci tinggal di rumah ini?” tanya laki-laki itu, Solyn menundukkan kepalanya. “Gue muak lihat lo,” sambungnya.

“Lo licik, setelah lo bikin gue merasa lo adalah candu, lo tinggalin gue.”

“Daxter!”

“Gue belum selesai.” potong Daxter, lalu berdiri. “Harusnya gue tahu, lo cewek gampangan, mudah buat lo beralih dari gue. Sementara gue hampir gila di sini.”

“Tolong jangan kayak gini,” pinta Solyn, dengan mata berkaca-kaca dan waspada terhadap Daxter saat laki-laki itu mendekatinya.

please, Daxter...” jangan buat gue makin tersiksa.

“please for what?” ujarnya bertanya, lalu menunduk ke arah Solyn, tangannya mengunci dagu gadis itu dan dihadapkan ke arahnya.

“Kenapa kita gak bisa jadi keluarga, please act like you are my brother,”

i won't.” ucapnya pelan, lalu menempelkan bibirnya ke bibir Solyn. Gadis itu panik, mendorong bahu Daxter tapi laki-laki itu menahan tangannya saat bibirnya memagut Solyn.

“Gue akan mencium lo semau gue, seberapa gue membutuhkannya, karena setelah itu lo cuma jadi bekas gue buat orang lain,” kata laki-laki itu pelan, setelah menjauhkan bibirnya. Solyn menangis dalam diam.

“Kenapa lo jadi brengsek?”

“Tanya itu ke diri lo sendiri, Solyn.” balasnya, lalu mundur setelah mencium sudut bibirnya dan keluar dari dapur, meninggalkan Solyn yang terisak pelan sambil menggigit bibir.

Gadis itu menelusupkan wajahnya pada tangan yang terlipat di atas meja, kemudian Solyn merasakan getaran yang berasal dari ponsel yang dia taruh di sana.

Muncul notifikasi pesan yang tanpa Solyn buka, masih bisa dia baca.

Jayden:
|kalo lo nyari yang suka seblak
|gue nitip.
|makan seblak yuk.

—————

sugar & smoke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang