Pintu ditutup meninggalkan suara berdecit, kemudian dentuman kencang. Sejauh mata memandang tak terlihat apa pun lantaran setitik saja cahaya gagal menembus kemari.
Sedikit hawa dingin sesekali menyentuh kulit, akibat tetes-tetes air menjadikan lembap nyaris seluruh lantai dan dinding gudang.
Dada agak sesak, udara tak bersih bercampur debu dari kotak besar berisi potongan pipa-pipa besi berkarat yang telah lama ditinggalkan, menyulitkan siapa pun untuk bernapas lega di sini.
Disinilah tempat Thorn disekap ya, sebuah gudang yang sudah tidak terpakai. Matanya di tutup kain tangannya di ikat membuat ia sulit bergerak.
Dia tak habis pikir, apa kesalahan yang telah diperbuatnya saat ini? Ia pikir terakhir membunuh 10 tahun yang lalu dan sampai sekarang, ia tak melakukan apapun. Lalu apa yang mereka inginkan?
“Lepaskan aku! Thorn takut disini sangat gelap membuatku merasa tak nyaman!”
“Aku mohon lepaskan aku siapapun yang ada disini tolong lepaskan aku!”
“Halo kalian dengar tidak? Tolong lepaskan aku!!”
Derap suara langkah kaki terdengar samar-samar. Seseorang berjalan mendekati ruangan dimana Thorn disekap. Dan suara langkah kaki semakin mendekati pintu.
Perlahan pintu di buka seorang pemuda bertubuh tinggi didampingi 2 temannya memasuki ruangan tersebut sambil membawa lampu lentera.
Meskipun diberi cahaya sedikit, tetap saja ruangannya masih terlihat gelap sehingga tak terlihat jelas wajah mereka. Pemuda bertubuh tinggi alias si bos menghampiri nya dengan senyuman genit.
“Halo adik imut ikut om yok nanti om belikan permen pilkita.”
“Thorn ngga mau pasti mengandung racun.”
“Ngga, sayang. Manis kok permennya kaya lu,” ujar si Bos mengedipkan mata sambil melayangkan kiss jauh.
“Bukan bos gue sumpah,” sahut Pemuda berkacamata menatapnya jijik.
“Juga bukan teman gue,” timpal Pemuda disebelahnya memasang ekspresi ingin muntah.
“Jijik ah si om pedo lepasin Thorn!”
“Masih muda ini belum om - om.”
“Kalian siapa sih? Lepasin kain dan tali di tubuh Thorn!”
“Baiklah gue lepaskan.”
“Sebelum itu kenalin nama watashi, Rico Arven Arion selaku bos di sekolah.”
“Dan 2 orang disebelah watashi yang berkacamata Kenzo Julian satu nya Gyan Felix Latif kami sekelas dengan lu.”
“Kami adalah preman sekolah kami berkuasa dikelas 10 jadi lu jangan merasa paling berkuasa di sekolah apa lu mengerti?”
“Karna lu membuat kami marah bersiaplah untuk dihajar.”
“Tapi Thorn ngga salah apa-apa kenapa harus dihajar?” tanya Thorn membulatkan matanya bingung.
Namun, mereka tak menjawab. Seketika hal itu memancing amarah Rico memuncak, dia lantas mengisyaratkan tangannya pada Lian untuk mengambil alat berupa tongkat bisbol, dan menyuruh Lian memukul perut Thorn dengan keras.
Felix dengan kasarnya meninju muka Thorn, pukulannya mengenai sudut mulutnya dan menimbulkan cairan bening berwarna merah kental.
Thorn merintih menahan nyeri di perut karna pukulan keras dari Lian, lalu mengelap darah di bibir. Thorn berusaha berdiri namun nyeri di perutnya terlalu sakit.
Setelah mereka puas menghajarnya lantas Rico menghampirinya, ia menarik rambut Thorn dengan kuat dan menendangnya.
Karna perbuatan mereka membangkitkan sisi psikopat yang dipendamnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Always Mine, Edrea. (segera terbit)
FanfictionJudul sebelumnya➜My Friend Childhood. First Book. {25 Part + 3 Special Part} Hanya satu masalah membuat Ice Freeze harus 'Kehilangan' Edrea Leta Leteshia, wanita berharga yang ia cintai setelah ibunya. Awalnya baik-baik saja, bahagia seperti pasang...