12. Aku lelah, Kak!

331 116 66
                                    

Sebelum baca wajib vote dulu!!🪓

Happy reading🤸‍♀️
.
.
.

[][][][][][]

Taufan POV

Moodku memburuk dikarenakan kak Hali, di tambah lagi oleh Reverse Halilintar yang membuat amarahku semakin membara.

Bagaimana tidak?

Dia menyuruhku untuk menceritakan masalahku, namun setelah aku melakukannya, jawabannya membuatku kesal. Sama sekali tidak membuatku merasa lebih baik.

Arrgh!! Percuma saja, tidak ada yang mengerti perasaanku. Lebih baik aku menenangkan diri dengan caraku sendiri, seperti.. terbang ke udara? ke samping pohon. Mungkin.., itu bisa membuatku mendapatkan ketenangan.

Segera menaiki hoverboard milikku, lalu menerbangkannya ke samping pohon tauge. Lah kok ke pohon tauge?! Bukankah itu terlalu pendek? Kependekan malah. Mana mungkin aku kesana. Baru terbang sudah sampai, singkat banget. Jalan aja sekalian, sedetik sampai kali.

Otakku pasti bergeser!

Tidak elit, senang banget sih bergeser di waktu yang tidak tepat.

Menyebalkan!

Ahaha aku bercanda, tidak mungkin bergeser dengan semudah itu. Maksudku ke samping pohon mangga.

Akhirnya sampai juga, aku memilih untuk duduk di atas hoverboard. Lamunan kulakukan dengan langit sebagai pandangan. Sejujurnya, aku ingin menjadi seperti burung. Dapat terbang dengan tenang, bebas kemanapun.

Tidak kuhiraukan suara orang-orang di taman kota ini. Aku hanya ingin menenangkan diri dengan bantuan kesejukan udara di samping pohon mangga yang memiliki pemandangan yang menawan.

Sedikit demi sedikit, suasana hatiku mulai kembali tenang. Namun disaat ketenangan menyelimuti, tiba-tiba rasa pusing menyerang kepalaku dengan tidak elitnya. Aku memijat keningku dengan frustasi. Namun bukannya membaik, kepalaku malah semakin pusing.

AH SIAL!

Kenapa jadi seperti ini?!

Apa karena aku belum makan siang? Ah, tidak mungkin itu penyebabnya.

Arrgh pusing sekali! Sangat pusing dan terus saja memburuk.

Aku tidak tahan. ini.., menyakitkan.

Tak lama, pandanganku memburam seakan kebutaan muncul di mataku. Namun tidak! Ini bukan buta. Ini.., aku pun juga tidak tau.

Apa yang salah?

Suara terdengar sangat samar seakan sedang memanggili namaku. Aku mencoba berdiri dengan sekuat tenaga.

Pokoknya aku harus kuat! Aku.. harus berhasil.

Ketika keberhasilan kurasai, tubuh ku malah kehilangan keseimbangan dikarenakan rasa pusing yang terus-terusan menyerang dengan tiada hentinya.

Sungguh.., aku tidak kuat..

Perlahan tubuhku mulai jatuh, kehilangan keseimbangan total meski seberapa banyak pun aku mencoba menahannya. Kepalaku mendongak. Mataku tertutup, pasrah dengan keadaan. Pusing dan lemas.. berhasil menjatuhkan tamengku.

Suara samar itu semakin mendekat. Dapat kukenali.., namun masih tidak sebegitu yakin apakah sesuai dengan yang kukira. Dengan kesadaran yang hampir habis, aku mengerjapkan penglihatanku. Mencoba mendapati siapa yang menjadi seorang yang memanggilku itu. Kulihat ia berlari menghampiri dengan kecemasan yang tampak sedikit terukir.

“K-kak Hali..” panggilan lemah aku lontarkan untuk seorang yang kuyakini kakakku dengan volume kecil tepat sebelum tubuhku jatuh ke dasar dengan keras.

You Always Mine, Edrea. (segera terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang