XXXDi gedung rumah sakit orang-orang berlalu lalang. Entah ingin memeriksakan diri dan menyembuhkan penyakit, ataupun berhenti sejenak untuk menikmati fasilitas taman yang lumayan besar.
Beberapa anak berlarian bermain, orang tua dengan kursi roda mengitari taman menikmati kesejukan udara di sore hari, dan tidak banyak para pekerja saling bercakap-cakap sembari menikmati waktu istirahat singkat mereka.
Lelaki dengan rambut panjang berwarna coklat —yang di kenal sebagai korban perang— sedang duduk di bangku taman rumah sakit, tempat biasa ia menunggu seseorang.
"Yo Eren" panggil seseorang yang ia tunggu.
Eren yang tanpa menolehkan kepala ke asal suara, sudah paham siapa yang memanggilnya dan hanya anggukan halus untuk membalas panggilan tersebut.
"Kau sudah kembali seperti biasa, bukan begitu?" Ujar Zeke sambil meletakan bokongnya di kursi yang sama di sebelah Eren.
" kau bertemu denganya kalau begitu" ujar Eren tanpa melihat sang empu yang ia ajak bicara.
"Denganya? Siapa?" Ujar Zeke dengan nada bingung.
"Y/N Smith"
"Smith? Komander mu itu kan?"
" kau bertemu dengannya kemarin—" belum selesai Eren berbicara, Zeke menyelanya.
" aku hanya bertemu dengan rekanku, kau, dan Falco. Aku bahkan tak kenal dengan Y/N Smith itu"
" kau bertemu denganya di dalam diriku" ujar Eren dengan nada bicara yang biasa, bahkan tak ada rasa takut apabila orang lain mengetahui keanehan yang ia alami selama ini.
"Ppfhh.. hahah, kau bergurau Eren" ujar Zeke dengan nada santai.
" dia adalah hambatan yang harus kita singkirkan, Zeke."
Zeke yang masih tak percaya dan tertawa, seketika berubah serius sembari menatap Eren lekat-lekat.
"Kau serius?!"
" ya"
Saat itulah Eren menceritakan tentang apa yang ia alami selama ini. Pertukaran ketika tidur, masa depan yang bebas dan damai, kehidupan yang lebih modern, dan tidak adanya keberadaan Titan.
Zeke yang mendengarnya sedikit terkejut, bahkan tidak percaya dengan apa yang akan Eren katakan. ia benar-benar kagum akan kenyataan masa depan.
Sudah beberapa menit setelah Eren menceritakan garis besar pertukarannya dengan Y/N. Zeke mengusap dagunya, kerutan di dahinya terlihat, alisnya memangkas jarak antar keduanya. Terlihat jelas bahwa Zeke sedang berfikir tentang beberapa hal.
"Sangat fatal jika Y/N datang di saat yang tidak tepat" ujar Zeke, masih dengan posisi dan ekspresi yang sama.
"Hm" balas Eren mengiyakan.
" kau bilang satu-satunya cara adalah membuatnya tidur kembali, bukan?"
"Ya"
.
.
.
.
.
.XXX
Pria berseragam putih berjalan dengan santai menyusuri jalan sepi di pagi buta. Langit masih berwarna biru, matahari belum terbit sepenuhnya, burung-burung terbang mengeluarkan kicauannya.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai tujuan, Zeke pun akhirnya tiba di apartemen kecil yang tak terlalu jauh dari rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi No Namae (ErenxReader)
Fanfiction"Siapa namamu?"ujar Eren dan Y/N bersamaan. ~Selesai~ Otw revisi