8.

1.5K 301 102
                                    

     "Jadi, kau benar benar Senju? Bagaimana bisa aku tidak berasakan empuk nya dada mu saat aku menghimpit tubuh mu saat demam?!", kaget (Name), Senju menatap sebentar dada nya lalu berbalik.

     "Itu, rahasia", ucap Senju, Takemichi terlihat bingung karena percakapan ini.




  'menghimpit? apa maksudnya?', batin Takemichi.




     "Mau ikut tidak? Aku ingin sekali berbelanja", ucap Senju lalu mengeluarkan black card nya, (Name) berfikir dua kali lalu menggeleng kan kepalanya.

     "Aku akan pergi bekerja, kalian jalan berdua saja", ucap (Name) lalu langsung pergi, Senju dan Takemichi meneruskan langkah mereka untuk berbelanja.

   (Name) berjalan agak lemas, tubuhnya terus bertabrakan dengan orang yang berjalan dengan arah berlawanan. (Name) berbalik saat seseorang menepuk pelan bahunya, ia menarik tangan (Name) lalu membawa gadis itu menjauh dari kerumunan.

     "Wakasa", panggil (Name), Wakasa berbalik lalu mensejajarkan wajahnya dengan (Name).

     "Yappari, kau menyukai Senju", ucap Wakasa, ia duduk dikursi taman lalu menarik pelan tangan (Name) sampai (Name) duduk.

     "Aku sungguh terkejut, jika aku menyukai nya maka akan aneh bukan?", ucap (Name), Wakasa hanya diam. Tak lama hening tangan Wakasa terjulur ke hadapan (Name), ia memberi jus leccy yang dia beli dari mesin minuman.

     "Kau suka kan? Minumlah", ucap Wakasa, (Name) menerima nya lalu mengenggam erat kaleng itu.

     "Tidak bisa dibuka? Mau ku buka kan?", tanya Wakasa, dengan cepat (Name) segera membuka minuman itu dan meneguk nya cepat, terdengar kekehan lembut dari Wakasa.

     "Kenapa Senju melakukan ini, kenapa dia berbohong", tanya (Name) lalu menatap Wakasa, Wakasa menghela nafas pelan lalu menatap balik (Name).

     "Aku tidak tau tujuan utama nya, namun dia menyukai mu, sangat", ucap Wakasa, (Name) menatap langit yang cukup cerah.

     "Aku ingin bekerja, sampai nanti", ucap (Name) lalu meninggalkan Wakasa, Wakasa menahan lengan (Name).

     "Aah tidak, hati hati", Wakasa melepas genggaman nya lalu pergi ke arah yang berlawanan, (Name) tersenyum lalu melanjutkan langkah nya.






- - - -





     "Inu - san, apa aku terlambat?", tanya (Name) sambil memakai celemek, Inu menggeleng kan kepalanya.

     "Tidak kok, baiklah untuk awal awal (Name) bersihkan meja saja dulu, nanti akan aku beri tugas baru", jelas Inu, (Name) mengangguk lalu mengerjakan apa yang Inu suruh.

   (Name) membersihkan peralatan serta meja meja yang sudah selesai dipakai, dengan cekatan (Name) bisa membersihkan semuanya dalam waktu singkat. Inu cukup terkesan melihat kegigihan (Name) saat bekerja, malam nya toko itu tutup. (Name) kini sedang terduduk lemas karena lelah bekerja, Inu datang sambil membawa sirup dingin dan beberapa camilan.

     "(Name), ini gaji mu", ucap Inu lalu menyodorkan satu amplop besar, (Name) membesarkan matanya lalu menatap Inu tidak percaya.

      "Inu - san? Bukan kah gaji ku akhir bulan nanti? Kenapa sekarang, aku tidak ingin mengambilnya", ucap (Name) dengan sopan, Inu meraih tangan (Name) lalu meletakkan amplop tadi ditangan (Name), Inu tersenyum lembut.

     "Kau sudah bekerja keras (Name), kau bekerja dengan tekun untuk menghidupi diri mu, aku sudah melihat semua perjuangan mu", ucap Inu, (Name) kaget dan langsung berfikir kalau Inu adalah stalker.

     "Inu - san terima kasih, aku akan bekerja lebih giat, aku janji", ucap (Name), Inu tertawa kecil.

   Mereka mengunci pintu kedai lalu pulang, (Name) dan Inu melewati jalan yang berbeda. (Name) kini sedang duduk dihalte tempat ia pertama kali bertemu Senju, ia menembus kan pelan nafasnya lalu menatap langit.

















   "Senju, aku menyukai mu"























   "Aku juga"











     "Tapi kan kau perempuan"













      "Apa gender juga menjadi masalah dalam mencintai?"




tbc

ᴋᴀᴡᴀʀᴀɢɪ sᴇɴᴊᴜ   ' ʀᴀɪɴ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang