11.

1.3K 271 69
                                    




   Setelah banyak mengambil gambar (Name), mereka semua kini sedang menghabiskan waktu dimarkas Brahman. (Name) sedang sibuk menjalin rambut Wakasa, itulah hobilnya sekarang.

     "Wakasa! Jangan banyak bergerak", ucap (Name), Wakasa mengangguk kan kepalanya, lantas (Name) kesal lalu memukul kepala Wakasa.

     "Wakasa"

   (Name) dan Wakasa menoleh, dia adalah pria bertato naga yang 'keren' bagi (Name). (Name) merona hebat saat melihat lelaki itu,

     "Draken, ada apa?", tanya Wakasa.




   'kyaa-!! namanya draken, kereeennn', batin (Name).




     "Aku mencari (Name), kau tau dia?", tanya Draken, wajah  (Name) memanas kala dia menyebutkan namanya.

     "Orangnya ada dibelakang ku", ucap Wakasa, (Name) berdiri lalu merapikan penampilan nya.

     "A - aku (Name)", ucap (Name), Draken tersenyum.




   'damage nya ajg', batin (Name).




     "Mau jalan sebentar, ada yang ingin aku tanya kan", ucap Draken, (Name) langsung mengangguk menyetujui permintaan Draken. (Name) langsung berjalan disamping Draken dan mengejek Wakasa.

     "Wah, playgirl", ucap Wakasa.







- - - - -






   Draken mengajak (Name) jalan jalan ditaman, dia tidak segan untuk membelikan apa pun yang (Name). (Name) sangat senang menghabiskan waktu dengan Draken, begitu juga dengan Draken.

     "(Name)", panggil Draken, (Name) menoleh pada Draken. Draken tertawa saat nelihat es krim belepotan di bibir (Name), dia membersihkan noda es krim itu perlahan.

     "Ada apa?", tanya (Name)

     "Bawa kakak mu kembali pada ku", ucap Draken, (Name) berhenti memakan es krim nya.

     "Maaf, tapi aku tidak punya kakak, dari kecil aku sudah sendiri", ucap (Name), Draken tertawa kecil.

     "Apa kau yakin? Tidak ingin bertemu kakak mu?", tanya Draken lagi, (Name) menatap es krim miliknya.

     "Aku tidak pernah punya kakak, aku hanya hidup sendiri!", tegas (Name) lagi, Draken menghela nafas lalu mengeluarkan handphone nya.

     "Coba pikirkan lagi", ucap Draken sambil memperlihatkan foto seseorang, (Name) melebarkan matanya saat melihat wajah lelaki yang ditampilkan dilayar ponsel.

     "Mata, dan rambut ku sama", gumam (Name), Draken tersenyum lalu menunjukan gambar yang lainnya.

     "Boleh aku tau namanya?", tanya (Name),

     "Dia Sano Manjiro, kakak kandung mu", ucap Draken, (Name) berbinar mendengarnya.

     "Jadi selama ini, aku punya abang!!", senang (Name), Draken tertawa kecil melihat tingkah kekanak kanakan (Name).

     "Bawa dia pulang (Name), aku merindukan nya", ucap Draken.


   'uke seme kah?', batin (Name).



   (Name) pergi ke tempat yang dijanjikan, rumah Sano Manjiro kakak kandung (Name).

     "Ternyata selama ini, aku mempunyai dua kakak, namun kenapa aku tidak mengingatnta, kakak pertama ku telah mati", (Name) menatap pantulan dirinya yang ada dikaca, (Name) merapikan rambutnya dan memakai pita bewarna pink.

     "Gini alay ga si", kesal (Name), (Name) menghela nafas pelan, ia turun kebawah dan memakai sepatu yang tidak dia pakai selama 5 tahun terakhir. Tak lama, terdengar suara klason, (Name) langsung bergegas keluar dan mengunci pintu.

     "Kau cantik juga", ucap Draken, (Name) menutup wajahnya menggunakan satu tangan, (Name) menaiki motor Draken.

   Saat diperjalanan, mereka berdua benar benar hening. (Name) menatap punggung besar Draken, ingin rasanya (Name) menyender disana. Tangan (Name) bergerak sendiri, ia memegang punggung Draken dan mengusap nya pelan.

     "Besar", gumam (Name), Draken yang merasakan sentuhan lembut dibelakang sana hanya terdiam dan menikmati setiap usapan nya.

     "Disana", ucap Draken, mereka berhenti disebuah rumah yang tampaknya sudah tua, (Name) turun lalu menatap gerbang pintu rumah itu.

     "Santai saja (Name)", ucap Draken lalu pergi, (Name) menghela nafas pelan lalu membuka pintu gerbang nya.

     "Permisi", ucap (Name), namun tidak ada respon.

     "Ano", panggil (Name) lagi, namun masih tetap tidak ada tanda tanda kehidupan dirumah ini. Saat (Name) hendak berbalik, sebuah tongkat panjang berada dilehernya.

     "Aku benci penganggu", ucap (Name), tangan (Name) memegang tongkat itu lalu meremasnya. Tongkat itu hancur seketika, (Name) berbalik lalu menendang kuat orang itu.

     "Serangga", ucap (Name), saat (Name) ingin mematahkan tangan orang itu, (Name) merasakan dingin dilehernya.

     "Bergerak sedikit saja kau akan mati lho", ucap seseorang yang sudah berdiri dibelakang (Name), pisau katana miliknya sudah membuat sedikit luka dileher (Name)

     "Lepaskan, jangan menyakiti perempuan"

   Orang dibelakang (Name) langsung menurut, (Name) melepaskan orang yang ia tahan dibawahnya.

     "Apa yang dilakukan anak kecil seperti mu disini?", tanya orang yang warna rambutnya sama dengan (Name), begitu juga matanya.

     "Nii - chan?", ucap (Name), lelaki itu menatap (Name) kaget.

     "Apa maksud mu?", tanya nya.

   (Name) terdiam, ia tidak punya bukti kalau ia benar benar memiliki kakak. Laki laki yang dipanggil 'nii - chan' tadi meraih tangan (Name) lalu mengangkat sedikit lengan baju (Name).

     "(Name)? Kau (Name)? Bagaimana bisa", ucapnya tidak percaya, (Name) langsung memeluk orang yang dipanggil Sano Manjiro.

     "Ternyata, aku benar benar kakak", ucap (Name).

     "Maaf, disaat itu aku meninggal kan mu, harusnya aku juga ikut membawa mu, kau cukup menderita ya?", ucapnya lembut, pria itu adalah Sano Manjiro, alias Mikey.

     "Tidak, aku tidak apa apa", ucap (Name) dengan nada bergetar, Mikey memeluk (Name) erat lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

     "Selamat datang, (Name)"










tbc

ᴋᴀᴡᴀʀᴀɢɪ sᴇɴᴊᴜ   ' ʀᴀɪɴ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang