6.

1.6K 313 35
                                    

   Para polisi datang, mereka menahan Kisaki dan juga Hanma. Sedangkan Sao benar benar dinyatakan sudah tidak bisa diselamatkan, (Name) kini berada dirumah sakit. Harusnya luka itu bisa sembuh dengan sendiri nya, namun karena luka nya dalam para dokter dengan keras kepala terus meminta (Name) dirawat.

     "(Name) - san, anda sudah bisa pulang", ucap suster yang tiba tiba masuk tanpa mengetok pintu terlebih dahulu, (Name) hanya membalasnya dengan senyuman.

   (Name) pulang dengan memakai baju rumah sakit, ia tidak membawa baju ganti. (Name) menaiki ambulans, para perawat disana sangat keras kepala.

     "Terima kasih", ucap (Name) pada supir ambulans, supir itu menghidupkan klaksonnya lalu pergi.

     "Aku pulang", ucap (Name)

(Name) terduduk lemas di sofa, ia menatap lantai dimana Sao tewas. (Name) mengangkat bajunya dan mengusap pelan bekas luka yang dibuat Sao.

    "Aku ingin mati saja", (Name) berjalan ke dapur lalu mengambil pisau yang cukup tajam, itu adalah pisau kesayangan yang (Name) pakai untuk memotong semua benda. (Name) mengarahkan pisau itu di dadanya,

     "Aku tidak akan membuat mu hidup tenang jika kau mati seperti ini, (Name)", ucap Senju, (Name) mencampakan pisau itu lalu memeluk Senju erat.

    "Senju... ", isak (Name), Senju mengusap rambut (Name) lalu menggendong (Name) dan membawanya ke sofa.

   (Name) menangis dalam pelukan Senju, gadis itu meremas kuat baju kaos yang dipakai Senju. Senju meletakan dagunya di atas kepala (Name), ia setia menunggu (Name) sampai tangisan gadisnya selesai.

     "Sao, dia pergi, aku sendiri hiks", ucap (Name), Senju mengangkat dagu Senju lalu mengusap air mata (Name).

     "Aku ada disini, kau juga sudah menjadi anggota Brahman, tidak ada seorang pun di dunia ini yang sendiri, (Name)", ucap Senju diakhiri dengan kecupan lembut di pipi (Name).

     "Terima kasih, Senju", (Name).

- - - - - -

   (Name) diajak Senju menuju markas Brahman, disana mereka sudah berkumpul disana. Takeomi mengusap rambut (Name) pelan, ia sudah mendengar semuanya dari Senju.

     "Untuk perempuan, kau sudah lebih dari kuat, (Name)", ucap Takeomi, (Name) hanya menatap datar kerumunan berbaju hitam didepan nya.

     "Baiklah, semuanya mari pergi", ucap Takeomi.

     "Aku akan pergi bersama Senju", ucap lalu langsung pergi dari sana, (Name) terus mencari Senju. Sialnya ia memakai penutup kepala, jadinya agak susah mencari keberadaan Senju.

     "(Name)", gadis itu berbalik lalu menabrak tubuh seseorang, (Name) mengusap pelan keningnya.

     "Siapa kau?", ucapnya, itu bukan lah Senju.

     "Hah?", (Name) merasa aneh menatap orang ini, seperti orang yang kekurangan gizi.

     "Anak baru", ucapnya lalu menarik kerah baju (Name), (Name) memberontak kala sudah mulai merasa sesak.

     "Lepaskan aku", (Name) memegang lengan orang itu, tak lama Takeomi datang lalu menepuk pundak orang tadi.

     "Lepaskan Wakasa, dia perempuan", ucap Takeomi, lelaki yang dipanggil Wakasa langsung menjatuhkan (Name) dengan kasar.

     "Maaf", ucap Wakasa lalu pergi begitu saja.

     "Kau tak apa, (Name)? Maafkan dia, dia memang suka seperti itu", ucap Takeomi sambil membantu (Name) berdiri.

ᴋᴀᴡᴀʀᴀɢɪ sᴇɴᴊᴜ   ' ʀᴀɪɴ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang