Dua puluh tujuh

2.8K 165 12
                                    

Malam harinya

Kini Naura sudah di pindahkan di ruang inap tapi ia belum sadar juga
Disana tinggal Liam dan Hito saja karena mereka menyuruh kedua orang tua mereka untuk pulang istirahat

Liam dan Hito duduk di sini Naura seraya menggenggam tangan Naura dengan lembut "Tidurlah di sofa Hito, biar gue yang disini" ucap Liam memecah keheningan

"Gak, gua juga mau disini"

"Baiklah terserah kau saja"

Hingga keesokan harinya di pagi pagi buta Liam dan Hito sudah bangun tapi tidak dengan Naura

"Kapan kamu bangun sayang" ucap Liam menatap Naura

Tiba-tiba jari Naura bergerak membuat kedua itu melototkan mata mereka hingga mata mereka keluar canda ya kali matanya jatoh  "Sayang" panggil mereka berdua

Mata Naura terbuka secara perlahan hingga mata nya terbuka dengan sempurna. Pandangan yang ia lihat pertama adalah kedua suaminya

"Sayang bagaimana? ada yang sakit?" tanya Liam, Naura menggelengkan kepala pelan

"Air" ujar Naura langsung di berikan air oleh Liam, Naura meminum air itu hingga setengah

"Kami khawatir banget kamu belum siuman dari kemarin sayang" ucap Hito memeluk Naura sejenak lalu mengecup kening nya

Naura hanya diam perasaan nya belum baikan,

"Aku kenapa?" tanya Naura dengan nada rendah

"Kamu gak papa ko sayang" ucap Hito seraya mengelus kepala Naura dengan sayang

"Kalau gak kenapa-napa kenapa harus masuk rumah sakit?" tanya Naura lagi, ia tahu kalau kedua suaminya itu menyembunyikan sesuatu dari nya

Huf "Kamu keracunan sayang" ucap Hito membuat Naura mematung, sedetik kemudian ia teringat dengan kandungan nya. Kenapa perut menjadi datar, bukannya perutku sudah mulai membucit?

"Bayi ku, kenapa perutku datar, dia tidak apa-apa kan?" tanya Naura menyentuhnya perutnya

"Allah lebih sayang sama dia sayang" ucap Hito yang genggaman tangannya sama sekali belum terlepas

"Enggak.... enggak mungkin...." ujar Naura menggeleng keras

"Kalian bohong kan? dia masih ada disini, dia gak mungkin ninggalin aku. Enggak kalian bohong" ucap Naura dengan Aira mata yang terus terjatuh dari mata cantiknya seraya memeluk perutnya

"Kalian bohong hiks hiks"

"Anak aku masih ada, kalian bohong"

"Sayang aku mohon jangan begini" ucap Liam memeluk tubuh Naura yang bergetar

"DOKTER" teriak Hito menggema di ruang itu karena panik melihat istri menangis histeris, dan lupa kalau di sana ada tombol untuk menghubungi dokter

Hito benar-benar enggak bisa melihat keadaan Naura yang seperti ini. Tangannya terkepal erat sekali kali ia menghapus air mata nya dengan kasar lalu ikut memeluk Naura hingga Naura kembali tertidur karena obat bius dari dokter yang terus bergumam bahwa anak nya masih ada

"Gue keluar sebentar, Lo disini jaga Naura, gue juga udah hubungin Mommy tadi, mereka akan sampai tidak lama lagi. Kalau Naura bangun dan cari gue Lo bilang aja juga keluar sebentar" ujar Hito kepada Liam

Liam mengangguk mengerti lalu kembali mengelus kepala Naura degan sayang

"Aku pergi dulu ya sayang cup" Hito mengecup pipi sang istri lalu keluar dari ruangan sana

Liam tau dimana Hito akan pergi, ia sudah mengenal Hito dari lahir sehingga ia banyak mengatahui tentang Hito di bandingkan dengan Naura

Di sisi lain sebuah tempat yang gelap terdapat seorang wanita yang di ikat oleh sebuah tali yang lumayan besar dengan mata dan mulut juga di ikat

Seorang pria menghampiri wanita yang di ikat itu lalu tiba-tiba lampu di sana menyala
"Emhh emhh" ujar wanita tidak jelas karena mulutnya yang di sumpal

"..."

"Emhh tak tak" wanita bergerak bergerak menyebabkan kursi yang ia duduki berbunyi karena gesekan dan perpindahan

Pria itu membuka bekapan mulut dari sang wanita " Hah siapa itu" tanya wanita itu langsung

"Siapa kau ba*ingan, berani beraninya kau menculik ku hah"

Bukannya menjawab pertanyaan wanita itu pria misterius itu malah membuka penutup mata wanita tersebut

"Hito" ucap wanita itu dengan mata melotot melihat pria yang menyekapnya

"Bagaimana Fika apakah kau suka?" tanya Hito seraya tersenyum, tapi Fika rasa senyum nya itu sungguh mengerikan. yap pria tersebut adalah Hito dan wanita yang di sekap itu adalah Fika, anak buah Hito berhasil menemukan Fika di bandara. Fika berencana pergi dari Indonesia setelah meracuni Naura, tapi Hito lebih cepat sehingga ia dapat menangkap Fika

Ingat? kalau anak buah Liam dan Hito terus memata-matai Fika sehingga ia tidak terlalu kerepotan saat mencari Fika saat hendak kabur. Tapi yang membuatnya marah adalah ia kecolongan saat Fika memberikan racun kepada Naura

"Kenapa kau menyekap ku Hito" ucap Fika dengan nada sedih berharap Hito iba kepada nya

"Ck, gak usah buat tampang seperti itu, membuat gue tambah gak sabaran aja" ujar Hito membuat mata Fika berbinar, kenapa? mungkin karena Fika salah faham dari kata Hito tadi

"Yaudah bukain dong" ucap Fika manja membuat Hito jijik

"Lebih enak kalau seperti itu" ucap Hito

"Yaudah terserah kamu saja" ucap Fika yang tak henti hentinya tersenyum masih tapi bukannya membuat Hito terpanah tapi malah membuat Hito jijik

Hito tersenyum miring lalu mendekati Fika membuat Fika merona malu? entahlah

Tanpa Fika ketahui Hito mengeluarkan pisau lipat dari samping kantong celana nya lalu mengarahkan pisau itu kerah wajah Fika membuat Fika menjerit kesakitan "Akh perih" jerit Fika

"Enakan?" tanya Hito

"HITO" teriak Fika

"Kenapa? mau lagi? baiklah" Hito kembali menggoreskan pisau lipat itu di wajah Fika hingga ke leher membuat Fika lagi-lagi berteriak kesakitan

"Aakhh sakit Hito"

"Oh Lo suka? yaudah gue lanjut ya" ucap Hito polos lalu kembali membuat menggores tubuh Fika, kini keadaan Fika benar-benar sangat memprihatikan. Dari keluar dari mana-mana rambut acak-acakan jangan lupa belas cambukan di lengan dan betisnya

"Lo...ib..lis.." ucap Fika terbata-bata

"Gue memang bisa menjadi iblis saat kesayangan gue di usik"

Byurr

Hito menyiram Fika dengan air garam membuat Fika memekik keras merasa perih tak hebat di tubuhnya

"Lanjutkan, tapi jangan sampai di mati. Siksa dia sepuas kalian" suruh Hito kepada anak buahnya

"Baik bos" ucap mereka.

Tbc.

Mawar Jk

Poliandri (Istri bersuami dua) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang