CHAPTER 4

33.9K 3.7K 87
                                    

Setelah berpikir dengan baik, aku memilih mengikuti saran Fredella asli. Berbagai cara telah ku lakukan untuk membujuk dua singa penguasa Cavero. Pasti kalian tau siapa singa yang ku maksud.

Sampai saat ini semua usaha ku belum membuahkan hasil. Mereka dengan kompak terus menolak dengan berbagai alasan.

Aku sudah tidak perduli kalau mereka curiga, karena saat ini nasib ku lebih penting. Jujur aku tidak siap dibuang dari keluarga karena sudah tidak tingting lagi.

Saat ini aku tengah bersiap untuk berangkat ke tempat mengajar. Setelah menjalani hidup sebagai Fredella aku mulai mengetahui satu persatu kehidupannya, ternyata Fredella merupakan guru di sebuah sekolah bayangan.

Sekolah bayangan merupakan sebutan untuk tempat belajar mengajar tidak resmi bagi masyarakat biasa dan masyarakat kelas bawah. Pada dasarnya hanya kaum bangsawan saja yang memiliki kesempatan untuk sekolah, biaya pendidikan yang tinggi membuat masyarakat biasa dan kelas bawah tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

Hal ini lah yang memicu adanya gerakan untuk menciptakan tempat belajar mengajar sendiri bagi anak-anak yang tidak memiliki kesempatan untuk sekolah. Pengajar di sekolah bayangan juga bersifat sukarela.

Biasanya mereka datang dari kalangan masyarakat biasa yang memiliki kesempatan untuk sekolah atau dari kalangan bangsawan yang ingin berbagi ilmu kepada orang lain.

Setiap tahunnya kaisar memberikan semacam beasiswa bagi masyarakat biasa yang berhasil lulus tes akademik istana. Jika lulus anak itu akan dibiayai kaisar untuk sekolah di akademi kekaisaran barat. Mereka lah pioneer berdirinya sekolah bayangan.

Fredella sendiri merupakan bangsawan yang berkeyakinan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan. Oleh karena itu, ia mulai bergabung menjadi guru di sekolah bayangan sejak dua tahun yang lalu.

Sejauh ini pihak istana tidak pernah melarang adanya sekolah bayangan, entah apa yang kaisar pikirkan tapi berkat itu masyarakat biasa dan kelas bawah memiliki sedikit kesempatan untuk belajar.

Setelah siap aku segera pergi untuk mengajar. Akhir-akhir ini banyak yang sudah aku kerjakan, mulai dari beradaptasi dengan kondisi baru hingga mengikuti kelas dasar perempuan bangsawan. Menjahit, menyulam, merajut, dan kelas etika menjadi kurikulum dasar yang harus ku kuasai sebagai perempuan bangsawan.

"IBU GURU!!!"

Seorang gadis kecil dengan dress cokelat berlari ke arah ku.

Hap

Sambil memeluk kaki ku dengan erat ia menatapku penuh semangat. Berdasarkan memori yang ku punya seharusnya gadis ini bernama Katty.

"Katty jangan suka berlari seperti itu, ikuti etika yang telah diajarkan."

Katty cemberut mendengar perkataan ku.

"Bu guru selalu bicara begitu, aku bosan dengarnya."

"Eits tidak boleh bosan sayang, ini demi kebaikan mu juga. Sekarang masuk ke dalam kelas, ada hal yang perlu ibu urus dulu."

Setelah mengangguk Katty berlari memasuki bangunan yang terlihat persis seperti rumah. Jika kalian berpikir sekolah yang ku maksud bentuknya gedung besar dengan lapangan basket seperti sekolah kalian, maka kalian salah.

Sekolah bayangan memang berbentuk layaknya rumah penduduk biasa, namanya juga sekolah tidak resmi jadi kekaisaran tidak mendanai sekolah ini. Dengan dana seadanya pendiri sekolah bayangan membeli dua rumah yang terletak di dalam pemukiman penduduk agar keberadaannya tidak terlihat menonjol.

Rumah itu lah yang berada di depanku saat ini. Dua rumah sudah tidak dapat menampung semua murid lagi, sebagai solusi para pengajar mengadakan sistem kelas pagi dan kelas siang agar semua murid dapat sekolah.

My Cherish EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang