CHAPTER 22

19.5K 2.6K 107
                                    

"Bagaimana Lavrel?"

Pria yang tengah sibuk dengan tabung-tabung eksperimennya itu melempar senyum ke arah Fredella.

"Aku sudah menemukan aroma yang cocok untuk kaisar Xaquille."

Aku menghampirinya. Pria itu memasukan sedikit cairan bening dari dalam tabung reaksi ke dalam botol spray mini. Kemudian ia menyemprotkan cairan tersebut ke sebuah kertas khusus yang akan menyerap aromanya, sehingga tidak mudah hilang dari kertas.

Lavrel memberikan kertas tersebut ke Fredella yang langsung di terima oleh wanita itu.

"Aroma yang menenangkan, mari kita gunakan ini. Aku yang akan membuat langsung lilinnya."

"Buat di sini saja."

"Tapi ini laboratorium mu, nanti aku mengganggu."

Lavrel tersenyum. "Selama itu kak Ella aku baik-baik saja."

"Baiklah, besok aku pinjam laboratorium mu."

Setelah itu Lavrel kembali fokus dengan kerjaannya. Laboratorium pria ini selalu terlihat indah karena terdapat berbagai jenis bunga yang ia taruh di dalam vas berbeda. Tidak hanya bunga, terdapat puluhan botol kaca berisi ekstrak minyak yang berasal dari buah, bunga, hingga kayu. botol tersebut berjajar rapih di dalam sebuah lemari kaca yang berada di sudut ruangan. Biasanya ekstrak tersebut akan Lavrel gunakan sebagai uji coba untuk menciptakan aroma baru.

Setelah aroma baru tercipta, Lavrel akan datang mengunjungi pabrik ekstrak wewangian milik toko kami. Kemudian ia akan memberikan formula baru tersebut untuk diperbanyak. Itulah alasan mengapa semua pekerja yang bekerja di pabrik wewangian ku memiliki kontrak untuk merahasiakan semua formula yang mereka ketahui. Jika melanggar maka akan ada konsekuensi yang berat.

"Kak Ella, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Boleh, mau tanya apa?"

"Apakah Kaisar Xaquille ayah dari Lio?"

Hening.

Aku terdiam mendengar pertanyaan yang tidak pernah ku duga akan keluar dari mulutnya.

"Kenapa bertanya seperti itu?"

Lavrel menaikkan kedua bahunya. "Tidak papa."

Aku menatap Lavrel penuh tanda tanya. Pria itu bertanya tanpa menatap ku sedikit pun, fokusnya masih terus mengarah pada rangkaian tabung reaksi di depannya.

"Tidak mungkin seseorang bertanya tanpa penyebab, pasti ada alasan mengapa kamu bertanya seperti itu."

Lavrel tampak menghentikan sejenak aktivitasnya. Tapi tidak lama kemudian pria itu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kemarin aku tidak sengaja melihat foto Kaisar Xaquille di dalam buku sejarah yang ada di toko buku ujung jalan. Aku merasa Lio sangat mirip dengannya, hanya iris mata birunya yang berbeda, sepertinya ia mendapatkannya dari kak Ella."

Aku menghela nafas pelan. Lavrel memang anak yang cerdas sehingga cepat atau lambat pasti ia akan mengetahuinya. Lagipula tidak ada yang salah untuk memberitahukan hal ini pada Lavrel.

"Sudah ku duga kamu akan mengetahuinya."

Lavrel mengangguk-anggukan kepalanya. Ia terlihat puas dengan jawaban ku.

"Apa ia menyakiti kak Ella?"

Aku menatap kosong lantai putih laboratorium.

"Menyakiti? Hmm.....Bukan menyakiti, mungkin bisa dikatakan aku yang terlalu berharap. Padahal seharusnya aku sadar kalau akhirnya memang kami tidak akan bisa bersama."

My Cherish EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang