CHAPTER 5

31.4K 3.4K 8
                                    

Vote commentnya jangan lupa ya guys
=============

Eugh...

Fredella perlahan membuka mata. Rasa pusing dan mual mendadak menghantamnya secara bersamaan. Jujur selama hidup ia belum pernah masuk angin separah ini.

Sebentar, sepertinya ada yang salah.

Fredella menatap ruangan tempat ia berada sekarang. Kamar dengan nuansa mewah tapi tetap terlihat dengan jelas kesan maskulin pria dewasa. Aroma kamar ini terasa familiar di hidungnya, entah mengapa ia merasa akrab dengan aromanya.

Aroma kamar ini membuat rasa pusing dan mual yang ia rasakan berkurang secara perlahan. Setelah membaik Fredella memutuskan untuk bangkit dari ranjang yang ia tiduri. Hal yang harus ia lakukan saat ini adalah mencari tahu siapa pemilik kamar ini.

Fredella berjalan menyusuri setiap sudut kamar hingga ia dapat menemukan sebuah figura foto yang berada di salah satu rak berisi buku-buku tentang kenegaraan. Ia mengambil figura tersebut, seketika matanya membelalak.

Tidak ada orang di kekaisaran ini yang tidak tahu siapa orang yang berada di dalam figura itu. Terlihat foto seorang pria dewasa dengan baju kerajaan, disamping kanan dan kirinya berdiri kaisar dan permaisuri kekaisaran barat.

Jelas sekali pria yang berada di tengah itu merupakan putra mahkota kekaisaran barat. Semakin lama melihat foto putra mahkota Fredella semakin merasa familiar. Ia seperti pernah melihat pria itu.

Sial

Jika ingatannya benar putra mahkota kekaisaran barat merupakan pria yang menghabiskan satu malam dengannya. Wah bisa jadi skandal gila ini kalau pihak istana, bangsawan, dan rakyat tahu.

Ia langsung menaruh figura tersebut kembali pada tempatnya dan bergegas menuju pintu kamar. Tapi sebelum itu Fredella membuka lemari milik putra mahkota untuk mencari jubah agar keberadaannya tidak terlihat mencolok.

Setelah menemukan jubah yang terlihat biasa saja ia segera menggunakannya untuk menutupi kepala. Rambut brunettenya harus disembunyikan, gawat kalau sampai ada yang lihat.

Perlahan Fredella membuka pintu kamar, sebelum keluar ia memastikan lorong dalam kondisi sepi. Setelah itu ia segera keluar dengan cepat, mengandalkan ingatan Fredella asli akhirnya ia bisa keluar dari istana dengan selamat.

Saat kecil Fredella asli pernah diajak Grand Duke ke istana untuk menghadiri jamuan makan malam. Itulah alasannya ia dapat mengetahui jalan keluar dari istana dengan mudah.

Untung saja Fredella sempat mengambil jubah milik putra mahkota kalau tidak mungkin saat ini ia sudah mati membeku. Fredella sudah tidak lagi memikirkan mengapa ia bisa terbangun di dalam kamar putra mahkota. Yang saat ini harus ia lakukan adalah mencari semacam apotek untuk membeli obat, sepertinya masuk anginnya kambuh lagi.

"Selamat malam nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mengalami mual dan pusing yang cukup parah."

Gadis yang merupakan apoteker tersebut mengernyit. Ia terdiam cukup lama seperti tengah bergelut dengan pemikirannya sendiri.

"Hmmm... Apakah nona bersedia di periksa dulu sebelum saya berikan obat?"

"Boleh, kalau memang bisa diperiksa dulu malah lebih bagus."

Gadis itu menuntunku masuk ke dalam ruang yang berada di dalam apotek, terlihat seorang wanita paruh baya dengan jubah putih tengah membaca tumpukan kertas.

"Maaf tabib ada pasien yang harus anda periksa."

Wanita yang dipanggil tabib itu menatap ke arah ku, kemudian ia tersenyum ramah.

My Cherish EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang