CHAPTER 28

13.4K 1.2K 73
                                    

Setelah bermalam di kediaman Judd sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan kedepannya, Ella memilih kembali ke rumah. Sebelum pergi mereka memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Lio tampak bersemangat di atas pangkuan Fredella. Bayi itu sibuk mengoceh tidak jelas sambil memegang barang-barang yang berada di atas meja makan. Hal ini membuat Ella sibuk menjauhkan barang yang dapat melukai anaknya.

Bagaimana dengan yang lain?

Rose sibuk membantu Rika membuat sarapan sedangkan Judd sibuk membaca koran yang terlihat seperti hologram sihir. Entah isinya sama dengan koran kertas yang dijual di pinggir jalan atau tidak, Fredella juga tidak tahu. El datang dari luar membawa satu tong berisi air yang ia ambil dari sumur yang berada di samping rumah Judd.

"Makanan siap!"

Rose datang membawa dua piring besar berisi jejeran roti lapis yang menggugah selera. Sedangkan Rika menaruh dua teko kaca berisi teh panas sebagai minuman pendamping sarapan kali ini.

Rose kembali membawa satu mangkuk bubur untuk Lio yang disambut dengan wajah sumringah anak itu. Setelah persiapan sarapannya selesai semua orang duduk di kursi masing-masing dan mulai menyantap sarapan dan teh hangat masing-masing.

Seperti biasa, Ella akan selalu menyuapi anaknya makan terlebih dahulu. Setelah itu Rika akan gantian menggendong Lio agar Ella dapat makan dengan tenang.

Setelah sarapan selesai, Ella dan yang lainnya berpamitan dengan Jude untuk kembali ke rumah. Seperti saat datang, mereka menggunakan lingkaran teleportasi yang dibuat oleh El.

Sring

Tepat setelah mereka menginjak lantai rumah sebuah pedang menempel pada leher El. Sontak Rika berteriak kaget, sedangkan Rose memundurkan langkahnya terkejut.

Aura dingin menyelimuti ruang tamu rumah mereka.

Dengan mata pedang yang setia mengikuti gerakannya, El berlutut dengan satu lutut menyentuh lantai dan lutut lainnya di tekuk. Posisi ini biasa digunakan oleh para ksatria sebagai posisi untuk menghormati orang yang memiliki strata sosial tinggi.

"Salam kepada yang mulia kaisar Xaquille."

"Jelaskan."

"Hamba merupakan ksatria yang dipercayakan oleh Grand Duke Cavero untuk menjaga Nona Fredella."

Fredella melihat Noah yang berdiri di belakang Xaquille dengan wajah tenang seperti sudah biasa menghadapi sahabatnya itu, justru ia malah menatap Fredella dengan tatapan 'hanya kamu yang bisa menenangkan dia'.

Fredella menghela nafas. Baru saja kembali keadaan sudah seperti ini.

"Cukup."

Xaquille mengalihkan atensinya tanpa menggeser sedikitpun posisi pedang dari leher El.

"El tidak bersalah, kamu tidak bisa menghukumnya. Turunkan pedangmu."

Xaquille menarik pedangnya dan memasukkan kembali ke dalam sarung. Ia menyerahkan pedang tersebut pada Noah, kemudian ia berjalan menuju posisi Ella berdiri. Tanpa aba-aba Xaquille memeluk Ella, membuat Lio yang berada di antara mereka juga ikut terpeluk.

"Jsjbehusjekosnbdjn"

Lio berbicara sambil memukul-mukul dada ayahnya. Seperti anak bayi yang sedang mengomel. Xaquille mengurai pelukannya, ia menundukkan kepala menatap anaknya yang tengah menggebungkan kedua pipinya dengan dahi berkerut.

Dengan tidak berdosa Xaquille meraup wajah anaknya yang jelas-jelas lebih kecil dari tangannya.

Plak

Ella refleks memukul tangan Xaquille, antara terkejut dan kesal dengan pria itu.

"Kamu ngapain sih?!"

My Cherish EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang