My Cherish Emperor

CHAPTER 20

1 tahun kemudian.

Hari ini ibu kota Nachum tampak berawan, udara dingin dari pegunungan utara berhembus pelan menyapa semua orang. Sebagai daerah yang memiliki cuaca lebih dingin dibandingkan dengan daerah lain, kekaisaran Utara memiliki intensitasi cahaya matahari yang cukup rendah, sehingga langit berawan bukanlah suatu hal yang asing untuk mereka. Dengan rerata suhu tahunan sebesar 22°C, Nachum menjadi kota paling hangat di dataran Utara. Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan leluhur Utara memilih kota tersebut sebagai ibu kota kekaisaran.

Di tengah pagi yang berawan seorang wanita terlihat sibuk berkutat dengan masakannya di dapur. Berbalut apron coklat susu yang tampak cocok di badannya ia sibuk membuat sarapan, nasi goreng menjadi masakan yang ia pilih pagi ini.

"Rose! Udah jam berapa sekarang?! Nanti kamu terlambat!"

Wanita itu berteriak sambil menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam mangkuk besar yang dapat menampung lima porsi nasi goreng. Tidak lama setelah itu terdengar suara derap langkah kaki buru-buru dari lantai dua.

"Ella! Aku pinjam lipstick mu dulu ya, kemarin punya ku dibuang sama si kutub."

Wanita yang dipanggil Ella tersebut berbalik menghadap Rose yang berdiri di tengah anak tangga dengan muka mengiba. Fredella menghembuskan nafasnya pasrah.

"Ambil di kamar, sekalian bawa Lio ke sini. Oh iya, kalau lipstick ku kamu bawa terus di buang lagi sama grand duke jangan lupa gantiin."

Rose memberi pose hormat seperti menghadap ke tiang bendera. "Siap bundahara!"

Setelah itu Rose kembali naik ke lantai dua. Sedangkan Fredella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Kalian pasti masih ingat dengan Rose kan? Ya, dia gadis yang Fredella temui di pesta dansa 1 tahun yang lalu. Awalnya Fredella kira ia merupakan gadis yang feminim, elegan, dan tenang karena kuliahnya berhubungan dengan musik, apalagi lebih fokus ke biola. Tapi ternyata realita tidak seindah ekspektasi.

Meski Rose lebih tua 3 tahun dari Fredella tapi gadis itu cenderung lebih rusuh, berisik, galak, dan kekanak-kanakan dibandingkan dengan Fredella. Mungkin karena Fredella jauh lebih dewasa, lebih tepatnya di dewasakan oleh keadaan. Kalian pasti penasaran dengan apa yang terjadi selama 1 tahun belakangan ini kan?

Singkatnya, setelah kejadian 1 tahun lalu, tepatnya setelah acara pesta dansa dilaksanakan, Fredella memutuskan untuk kembali ke kekaisaran Selatan. Tapi saat di pelabuhan ia bertemu dengan Rose yang kebetulan akan pulang ke Utara. Setelah di pikirkan baik-baik pria itu pasti bisa menemukannya kalau ia kembali ke Selatan. Alhasil rencana berubah secara mendadak, untungnya Clovis mengizinkan anak perempuannya pergi ke Utara. Jadi semuanya berjalan dengan lancar.

Setelah itu Fredella kembali memulai lembaran baru. Rose mengajak Fredella dan Rika tinggal di rumahnya. Setelah hidup selama tiga bulan mendadak Clovis dan Rainer di tugaskan ke Utara untuk mengawasi jalannya proyek tambang antara utara dengan barat. Kekaisaran Utara memang terkenal dengan sektor perdagangan hasil tambang mereka karena sumber tambangnya sangat melimpah.

Clovis memutuskan untuk membeli rumah di ibu kota Kekaisaran Utara atas nama keluarga Cavero untuk tempat tinggalnya selama dinas. Meski saat ini rumah tersebut ditempati oleh Fredella karena kedua pria kesayangannya itu harus kembali ke Barat. Rainer juga sudah mengetahui kondisi adiknya. Awalnya ia marah besar saat mengetahui kenyataannya, bahkan ia hampir lepas kendali. Tapi untungnya Clovis bisa menyadarkannya putranya tersebut. Meski dengan cara yang tidak wajar yaitu memukul kepala Rainer menggunakan wajan, tetapi setidaknya itu dapat meredam kegilaan putranya.

Sejak mengetahui Fredella sedang hamil, Rainer menjadi lebih protektif dan perhatian. Bahkan dia lah orang yang menggantikan peran yang seharusnya di isi oleh sosok "suami" pada tiga bulan terakhir masa kehamilan Fredella. Setiap akan berangkat kerja Rainer selalu mengelus perut Fredella dan mengajak bayi di dalam perutnya bicara.