CHAPTER 3

37K 4K 80
                                    

Sudah dua hari sejak kejadian pengusiran perempuan hamil di luar nikah terjadi, sejak itu perkataan Fredella asli terus menghantui pikiran ku.

"......yang sebaiknya kamu lakukan adalah tinggalkan barat dan pergilah ke selatan."

Tadinya aku tidak mengerti apa yang ia katakan. Tapi setelah masuk ke dalam tubuh ini perlahan aku mulai paham jalan pikirnya. Kemungkinan besar Fredella asli mencoba untuk mengakhiri hidup agar aibnya tidak diketahui oleh siapapun, makanya ia memberi saran kepada ku untuk pergi ke Selatan.

Setelah kejadian itu aku memilih pulang ke kediaman Grand Duke. Awalnya Anna curiga dengan gerak-gerikku yang terlihat gelisah, tapi setelah meyakinkan kalau semua baik-baik saja akhirnya ia percaya.

Untung saat aku pulang kediaman dalam keadaan kosong, kata kepala pelayan ayah dan kak Rainer tidak akan pulang untuk dua hari ke depan karena ada urusan mendesak di istana. Kebetulan hari ini merupakan hari kepulangan mereka.

Saat ini aku tengah rebahan di atas kasur, di kehidupan ku dulu sulit untuk memiliki waktu istirahat yang cukup. Selepas pulang sekolah aku langsung bersiap untuk bekerja paruh waktu hingga malam. Meski sekolah libur aku tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tok tok tok

"Maaf mengganggu waktunya nona, kepala pelayan mengatakan kepada saya untuk memberitahu nona jika sebentar lagi grand duke dan tuan Rainer akan segera tiba di kediaman."

Rika berdiri tepat di depan pintu kamar, menatap ke arah ku yang tidak berniat beranjak dari kasur sedikitpun. Rika merupakan pelayan pribadi ku, saat ini usianya menginjak 17 tahun sedangkan aku berusia 19 tahun.

"Baiklah aku akan segera bersiap untuk menyambut mereka."

Sebelum gadis itu mengomel aku lebih dulu mengalah. Usia boleh lebih muda tapi kalau sudah mengomel kalah ibu-ibu tukang rumpi di komplek rumahku dulu.

Setelah rapih aku segera berjalan menyusuri lorong kediaman Grand Duke. Kediaman yang ku tempati ini terlalu besar untuk disebut rumah, sebutan mansion sepertinya terlihat lebih cocok.

"Nona jujur saja saya sudah berdiam diri selama dua hari ini, tapi kali ini saya tidak bisa menahannya lagi. Tiga hari yang lalu, malam di mana nona pergi dari rumah dan tidak kemba-"

"Aku tau apa yang akan kamu tanyakan Rika."

Huft

"Kalau begitu kemana nona pergi malam itu?"

"Bukankah Anna telah mengirim surat?"

"Iya saya tau, surat yang datang pagi sekali bahkan matahari saja belum terbit saat itu. Tapi semuanya terasa janggal, saya merasa nona mencoba menyembunyikan sesuatu."

Aku menghela nafas. Meski lebih muda Rika memanglah orang yang sulit untuk dikelabuhi. Itulah alasan kuat mengapa grand duke memilihnya sebagai pelayan pribadi ku.

"Untuk hal itu aku tidak bisa mengatakannya sekarang, kamu bisa kena serangan jantung kalau tahu. Intinya untuk kali ini tolong pura-pura percaya pada ku, jika ayah dan kakak bertanya jawab saja aku menginap di rumah Anna seperti yang tertulis di dalam surat."

"Serangan jantung? Separah itu? Nona membuat saya semakin khawatir."

Kamu nggak tahu aja aku udah nggak ting ting.

"Iya separah itu, makanya jangan sampai salah bicara di depan ayah dan kakak. Aku tidak mau mereka khawatir."

Rika mengangguk paham. Setelah itu kami berjalan ke arah lobby mansion untuk menunggu kedatangan dua penguasa Cavero. Tidak hanya kami, ada beberapa orang yang juga menunggu kehadiran mereka.

My Cherish EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang