"Kita nunggu dulu di mobil, yu!" ajak Alend.
"Kenapa?" tanya Risa yang sedang duduk di ruang tunggu.
"Dokternya lagi ngeoperasi, kayaknya bakal lama," jawab Alend.
"Tapi gue laper," keluh Risa dengan mulut yang mengerucut.
Alend terkekeh melihat tingkah laku Risa yang menurutnya sangat menggemaskan. "Ya udah, kita beli makanan dulu. Lo mau beli apa?" tanya Alend seraya merangkul pinggang Risa untuk mengajaknya berjalan.
Perasaan Risa yang merasakan pinggangnya dilingkari tangan kekar Alend pun menjadi tak karuan. Ia canggung, tapi hal ini membuatnya nyaman.
"Kenapa?" tanya Alend melihat Risa yang memperhatikan tangan Alend di pinggangnya.
Alend terkekeh. "Udah, gak apa-apa. Biar orang orang tau kalo kita udah tunangan."
"T-tapi."
"Sstt, udah ya. Jadi, sekarang kita mau pergi kemana? Lo mau beli makanan apa?" tanya Alend.
Risa pun berusaha menetralkan perasaan dan jantungnya, ia harus terbiasa seperti ini. "E-eum ... BURGER!!"
***
Alend cengo, ia menatap tak percaya kepada Risa. Bagaimana bisa ia menggigit burger seperti tanpa beban seperti itu? Padahal burger itu memiliki lapisan yang cukup banyak dan mungkin tidak akan masuk di mulut jika dimakan secara langsung oleh sebagian orang.
Risa terdiam dengan mulut yang mengembung besar berisi potongan burger.
"Kenapa?" tanya Risa tanpa menelan gigitan burgernya ataupun melanjutkan mengunyah.
"Burger segede gitu masuk di mulut?" tanya Alend tak percaya.
"Y-ya emang kenapa?" tanya Risa yang terheran-heran.
"Ya gak apa-apa, gue pikir lo mau jaga image di depan gue setelah jadi tunangan gue."
Risa mendelik, ia kembali melanjutkan kegiatan makannya. "Ah elah, udah terlanjur banyak aib gue ada di lo, begitupun sebaliknya. Jadi ngapain pake jaga image segala?"
Alend terkekeh, bisa-bisanya ia bertemu perempuan seapa adanya Risa.
"By the way, lo emangnya belum pernah nyari tau penyebab masalah lo apa?" tanya Risa.
"Justru karena gue gak punya libido, gue jadi males nyari tau."
"Terus kok sekarang jadi semangat nyari tau?" tanya Risa.
Alend menggedikan bahunya. "Gak tau, gue cuman ngerasa bahwa diri gue kembali sejak dua hari lalu, sejak gue minum teh buatan lo."
Risa menelik mata Alend. "Emang iya?"
Alend mengangguk yakin. "Iya! Dan yang terpenting ...."
Salah satu alis Risa terangkat. "Apa?"
"Gue nyari taunya ditemenin sama lo, jadi gue semangat."
Risa tersedak. Lalu dengan cepat Alend memberikannya minum.
"Pelan pelan dong makannya!" titah Alens seraya memijit leher belakang Risa.
"Lo sih modus mulu!" seru Risa.
"Lah kok gue?" tanya Alend tak mengerti.
"Iyalah lo! Siapa lagi!"
"Duh, cowok selalu salah, ya."
***
"Dokternya udah beres katanya," ujar Alend setelah menerima panggilan telepon dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Tanpa Nafsu (21+)
RomanceAlend meraih tengkuk Risa, lalu ia mencumbu bibir Risa dengan lembut. Dan percayalah, itu adalah first kiss Risa. Risa membalas apa yang dilakukan oleh Alend. Meskipun ia tak cukup lihai, tapi ia sangat ingin melakukannya. Alend meremah salah satu b...