16. Sekamar berdua 1

32.9K 293 1
                                    

Seorang wanita dengan pakaian serba hitam tengah duduk di sudut meja dengan segelas minuman beralkohol di genggamannya.

Ia meneguk tetes demi tetes minuman itu. Sesekali, ia menghisap rokok dengan diameter sangat kecil yang terselip di antara dua jari tangan kirinya.

Gelas yang digenggamnya habis tak tersisa barang setetes. Sang wanita lalu melangkahkan kakinya mendekati dinding, ia memperhatikan dua buah foto yamg tertempel di sana.

"Cih." desisnya saat melihat foto wanita yang ia benci.

Raut wajahnya berubah menjadi sumringah saat melihat foto pria yang ia sayangi. Dibelainya foto tersebut dengan penuh kasih sayang.

Salah satu tangannya meraih paku yang tergeletak di balik vas bunga. Ditancapkannya paku tersebut dengan sekali hentakan pada foto wanita yang ia benci. Tepat di bagian dada.

"Kalo gue gabisa milikin apa yang gue mau, maka akan gue pastikan gabakal ada orang lain yang bisa dapetin!"

***

"Astagaa!!" pekik Risa yang baru saja bangun tidur saat melihat sesosok laki-laki duduk di pinggiran kasurnya.

Cup.

Alend mengecup singkat dahi Risa.

"Selamat pagi, Sayang," ujar Alend dengan lembut mengabaikan Risa yang masih membatu karena terkejut.

"Alend ih gak lucu ya!!"

"Apa loh, emang siapa yang ngelawak?" tanya Alend dengan wajah polosnya.

"Ya kamu lah! Kamu ngagetin aku, aku kira ada orang asing masuk ke kamar!" celotehnya.

"Gak, lah, masa iya ada yang berani. Kalo pun ada yang nekat, dia harus ngelewatin aku dulu!"

Risa mendelik. "Heleh!"

"Ngapain ke sini?" tanya Risa dengan nada jutek.

"Ya ngejemput kamu lah, Sayang."

Dahi Risa bergelombang, ia melihat jam di atas nakasnya yang masih menunjukan pukul empat pagi.

"Mau ngapain jam segini ke kantor?" rengek Risa kesal.

"Lah, emang siapa yang bilang mau ke kantor sekarang?" tanya Alend yang membuat dahi Risa semakin bergelombang.

"Terus?"

Risa membulatkan matanya saat ia sadar bahwa ternyata Alend juga masih memakai baju tidurnya. "Terus ini kok lo pake baju tidur?"

Alend malah terdiam, memperhatikan wajah cantik Risa yang baru bangun tidur.

Risa mengacak rambutnya sendiri dengan gemas. "Alend ih, jawab loh!! Lo tuh ga ngotak ya, jam segini ganggu gue tidur terus dateng tanpa alesan yang jelas. Juga membuat gue mikir keras!!"

Alend terkekeh. "Lucu banget, sih!" serunya diiringi mencubit pipi Risa yang bulat.

"Auah! Jelasin loh ih!!"

"Ya apanya yang harus dijelasin? Ini udah jelas, gue mau ngejemput lo. Kita berangkat nanti jam 7. Tadi gue kebangun, terus gabisa tidur lagi, akhirnya gue ke sini. Dan gue bawa koper, dimana isinya itu memuat barang barang gue, termasuk baju dan lain lain." Alend menjelaskan dengan kedua tangannya yang bergerak kesana kemari, layaknya seorang CEO yang tengah menjelaskan saat meeting.

"Jadi, karena gue bawa baju banyak. Terus kalo ditaro dikoper selamanya bisa jadi kusut atau malah jadi bau, jadi gue titip baju baju gue di lemari lo, ya. Dan untuj beberapa hari ke depan, gue bakal tinggal di sini. Sampai baju persediaan gue abis." Alend berucap seraya memasukan baju bajunya serta berbagai barang lainnya ke lemari Risa, ia mengabaikan Risa yang sedang menganga tak percaya.

Risa lagi-lagi mengacak rambutnya sendiri dengan gemas dan kesal, ia benar-benar frustasi. "Auah! Terserah lo! Gue mau lanjut lagi tidur!"

Alend terkekeh melihat Risa yang seperti itu. Alend melangkahkan kakinya mendekati Risa, ia lalu merebahkan tubuhnya di samping Risa yang memunggunginya. Ia lantas memeluk Risa dari belakang dengan erat.

"Eumhh ... Alendhh," lenguh Risa saat Alend dengan sengaja meremas gemas kedua bukitnya.

"Risa, gue mau ...." ujar Alend dengan suara parau.

"Gue ngantuk, Lend-hmphh ...."

Alend dengan cepat menindih tubuh Risa dan menyumpal bibir Risa dengan bibirnya sendiri.

Risa yang sudah tanggung terbangun, dan jika melanjutkab tidur pun akan diganggu terus oleh Alend. Ia pun hanya pasrah dan membalas apa yang Alend lakukan.

Kedua bibir mereka saling bertautan, menciptakan suara decakan juga desahan.

"Ahmhh," lenguh Risa saat lidahnya dihisap dengan kuat oleh mulut Alend. Alend dengan sengaja memaju mundurkan mulutnya pada lidah Risa.

Tangan Alend tidak diam, keduanya bergerak membuka baju tidur Risa. Ia lalu membuka pengait bra Risa dengan mudah.

Mulut Alend beralih menjelajahi leher putih Risa, lalu turun ke kedua bukit Risa. Ia menghisapnya denga kuat, dan bukit lainnya yang menganggur, ia remas dengan sensual. Ia melakukannya secara bergantian.

"Ahh amhhh," desah Risa saat Alend menggigit bukit kanannya juga memilin bukit kirinya dalam waktu yang bersamaan.

Setelah puas, tangan Alend meraba vagina Risa yang sudah basah. Tubuh Risa menggeliat hebat.

"Alendhh, jangan dimasukin," ucap Risa dengan terbata.

"Lo gakan hamil, Sa. Ga seru kalo jari doang, gue juga pengen masuk." Mohon Alend.

Risa pun hanya pasrah, ia ingin melawan, tapi Alend memainkan klitorisnya dengan lidah lihainya. Hal itu membuat Risa bahkan tak mampu untuk berkata.

"Ahh ah ahh."

Tbc

Pria Tanpa Nafsu (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang