[5] - Widower - [END]

Papa Jahat

"Papa, jahat!!"

"Papa tidak jahat, Tiger."

Anak laki-laki itu terus menangis. Ia ingin bertemu dengan Mama Lisanya.

Meskipun kecewa terhadap Lisa yang malah menolak menjadi Mamanya, ia tetap mau Lisa menjadi Mamanya.

"Papa tidak mau kau bersama dengan gadis asing itu!"

Tiger membantah, masih dengan air mata yang turun membasahi wajahnya.

"Mama Lisa tidak asing, Pa ... Kenapa Papa terus bicara seperti itu. Dia Mamaku!!"

Jungkook berkacak pinggang, memejamkan mata dengan kepala menengadahkan keatas.

Ia berusaha menekan emosi untuk putranya.

"Dia bukan Mama mu, Tiger ... Papa mohon. Dengar 'kan ucapan Papa. Dia bukan Mama mu!!" Tekan Jungkook.

Kesabarannya nyaris habis.

Sudah 112 toko bunga yang ia gusur di kota ini, termasuk toko bunga milik Lisa.

Jungkook punya dendam tersendiri yang mendalam terhadap toko bunga.

Setiap kali ia melihat toko bunga, maka detik itu juga ingatannya tentang masa lalu bersama istrinya terputar, terkenang kembali.

"Mama mu hanya Mommy Lili. Bukan orang lain!" Pungkas Jungkook, mengakhiri perdebatan mereka. 

Brak!!

Jungkook keluar, menutup, dan mengunci kamar Tiger dengan keras.

Untuk yang pertama, ia mengurung Tiger didalam kamar.

Semua ini terjadi karena salah gadis bernama Lisa.

Jika sejak awal putranya tidak bertemu dengan gadis itu, mungkin Tiger tidak akan sampai ngotot begitu mengatakan Lisa sebagai Mamanya.

Menunjukan photo Lili pun, Jungkook belum pernah perlihatkan pada putranya.

Lantas, atas dasar apa Tiger bersikap seolah memang punya ikatan batin dengan gadis asing seperti Lisa.

"Aku benci gadis itu. Tidak ada yang bisa mengambil posisi, Lili ... Lili tetap lah Lili. Istri ku dan ibu dari Tiger. Bukan orang lain!!"

__🌻__

Penuh perhatian kepada sahabatnya. Nancy juga Eunha dengan setia menemani Lisa yang tengah sedih.

"Gue gak tahu kenapa. Gue ngerasa seolah-olah punya ikatan sama anak itu." Lirihnya, sedih.

Hatinya tidak tega melihat Tiger menangis seperti tadi.

Eunha mengusap punggung Lisa.

"Mungkin lo emang ibunya." Celutuk Eunha asal.

Mengundang ketokan gratis dari Nancy di kepala gadis Choi itu.

Eunha mengusap kepalanya yang terasa lumayan sakit. Memandang Nancy penuh permusuhan.

"Kalau ngomong itu jangan yang salah, dong." Lisa menghela nafas. Bangkit dari duduknya di kasur.

Lisa berdiri di depan jendela kamarnya yang terhubung dengan pemandangan hutan mini milik ayah dan ibunya.

"Gue iba banget sama Tiger. Sedih banget liat tu bocah nangis kek tadi."

Eunha ikuut berdiri, menghapiri Lisa. Memeluk gadis itu dari belakang.