R

200 31 6
                                    

DLDR
.
.
.
.

"Kenzo- san, apa Sakura sudah datang? Aku tidak melihatnya." Tetsuya menanggalkan sarung pedangnya di meja. Outfit serba hitam sangat cocok dengan rambut pirangnya. Cool.

Kenzo memutar kursi berkali-kali sembari memandang pintu masuk ruangannya. "Apa kau melihat tanda-tanda merah muda di sini?" Sinisnya. Tetsuya menghela napas.

"Kemana itu perempuan?" Gumamnya. Sedari tadi ia tidak bisa menghubungi Sakura lantaran ponselnya yang tidak aktif. Tidak biasanya Sakura susah di hubungi.
Karena itu ia menjadi khawatir.

Kenzo pun demikian. Jika Sakura ada keperluan ia pasti akan memberi kabar terlebih dahulu. Aneh juga karena gadis itu tidak pernah terlambat untuk menghadiri pertemuan sebelum beraksi. Halah.

Tetsuya mengambil ponsel nya dan mengetikan pesan.

To: Sakura

Kau dimana?
Cepat kemari!

Menghela napas lelah. Tetsuya menyenderkan punggungnya di sofa. Menutup mata sejenak guna melepas penat. Ia baru saja kembali dari kantor ayahnya untuk menggantikannya rapat saham. Seharian ini ia berada di kantor. Berkutat dengan dokumen-dokumen perusahaan lantaran ayahnya yang sedang sakit. Ditambah sekretaris ganjen yang dengan beraninya mendekatinya dengan gencar seolah tidak takut jika ia pecat. Hei, anak direktur ini. Selepas dari kantor langsung kemari dengan pakaian yang ia simpan di mobil.

Sibuk sekali bukan? Sudah beberapa hari ini Tetsuya tidak menjumpai gadis merah muda selama di markas. Matanya beredar di seluruh penjuru namun tidak menemukan gadis itu. Pasti berkencan dengan kekasihnya. Kau tidak tahu saja Tetsuya, hubungan Sakura itu sedang berada di ujung tanduk. Mungkin sekarang gadis itu sedang mempertaruhkan nya.

"Bagaimana kabar ayahmu?"

"Belum ada peningkatan. Masih koma dengan EKG sebagai petunjuk ia masih hidup atau tidak."

Ayahnya mengalami percobaan pembunuhan oleh orang tak dikenal. Dua hari lalu. Karena itu ia menghadiri rapat saham yang tiba-tiba anjlok untuk menanganinya. Begini-begini Tetsuya pandai berbisnis. Tidak kah kalian tahu jika dunia bisnis segelap itu? Sebelas dua belas dengan dunia politik. Penuh kecurangan dengan persuruh-pesuruh untuk berlaku kotor. Pembunuhan, penipuan atas nama saham, dll untuk menjatuhkan saingan. Sudah makanan mereka sehari-hari. Tidak heran ayahnya menjadi korban karena perusahaannya yang begitu besar dengan relasi berbagai bidang.

"Bagaimana dengan pelakunya?"

"Hm.." bergumam tak jelas. Ia menerawang dengan memandangi langit-langit ruangan. "Mungkin sama seperti musuh Sakura. S'Group, Shion."
.
.
.
.

"Hisashiburi, Sasuke - Kun."

Gadis berambut pirang duduk dengan kaki kiri menompang di lutut kanan. Mata ungu itu bersinar didalam gelapnya ruangan yang hanya diterangi cahaya dari jendela yang dibelakangi gadis itu.

Sasuke mendengus sebal. "Cepat bersiap. Ibu sudah menunggu"

Tanpa menunggu jawaban gadis itu, Sasuke berjalan keluar. Sebelum ia menarik handle pintu sebuah suara menginterupsi.

"Ne, siapa Sakura?"

Sasuke terkejut dengan pupil mata mengecil. Ia tidak menyangka Shion akan mengetahuinya secepat ini. Sasuke tidak tahu jika Shion mengirim mata-mata untuk mereka. Sejak awal. "Bagaimana kau tahu?" Tanya Sasuke tanpa menoleh dengan nada yang tenang.

Shion beranjak dari tempatnya.

Gadis itu berjalan dengan gemulai menghampiri Sasuke yang masih berdiri depan pintu dengan tangan menggantung di udara. Tampak terkejut namun berusaha setenang mungkin. Tipe Sasuke sekali. Shion tersenyum kecil.

My Yandere GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang