E

433 69 5
                                    

DLDR
.
.
.
.
"Hari ini Karin Uzumaki tidak masuk kelas. Pagi ini orang tuanya menghubungi sekolah dan mengatakan bahwa Uzumaki-san tidak kembali ke rumah semalam."
Kakashi-sensei berbicara di depan. Para murid kelas 2-2 mulai berbisik-bisik.

"Apakah ada yang melihatnya kemarin?" Lanjut Kakashi-sensei. "Aihara-san, apa kau mendapatkan kabar dari Uzumaki?" Ketua kelas berdiri dan menjawab bahwa ia tidak mendapatkan kabar ataupun pesan dari Karin sejak kemarin. Semuanya pun kembali gaduh dengan berita menghilangnya nona Uzumaki. Si Gadis brutal yang selalu mengejar Sasuke Uchiha.

Ada yang merasa senang ada pula yang merasa kehilangan. Terkecuali gadis Haruno. Sakura hanya diam menopang dagu mendengarkan ocehan teman-temannya seraya memandang bangku kosong didepannya. Itu adalah bangku Karin. Matanya menatap datar, seolah tidak merasa kehilangan dengan tiada kabarnya Karin Uzumaki. Ino yang berada di samping Sakura mengamati gadis itu dengan diam.

"Sakura-san, apa kau melihat Karin kemarin? "

"Tidak" jawab Sakura langsung. Ia terlihat dingin hari ini. Ino memilih tidak berbicara banyak. Setelah itu Kakashi-sensei bersuara untuk membuat mereka diam.

"Baiklah, karena Uzumaki-san tidak masuk hari ini. Maka yang mewakili kelas kita untuk diskusi dengan dewan sekolah akan diganti. Adakah yang ingin menggantikan?" Tanya Kakashi-sensei. Tidak ada yang menjawab. Biasanya satu bulan sekali akan diadakan forbes antara dewan sekolah dan perwakilan murid yang membahas tentang kegiatan-kegiatan yang ada disekolah setiap bulannya. Dan biasanya yang mewakili kelas 2-2 adalah Karin Uzumaki karena dia selaku sekretaris kelas.

Kazuha mengangkat tangan, "Ya, Aihara-san? Kau mau menggantikan?" Kazuha menggeleng. Kakashi menatap diam. "Lalu? "

"Saya hanya menyarankan bagaimana jika Haruno-san yang menggantikan? " usulnya. Merasa marganya disebut, Sakura menoleh ke empu punya suara. Memicing tak suka. Ck, cari masalah saja. Batin Sakura kesal. Ia sedang dalam kondisi yang tidak baik, ingin rasanya mengangkat katana kesayangannya dan menebas semua kepala orang yang berbicara seenak jidatnya hari ini.

"Haruno-san, bagaimana? Kau mau menggantikan? " tanya Kakashi memastikan. Semuanya diam menunggunya menjawab. Sakura menunduk dan menghela napas. "Ya. Saya akan menggantikan." Putusnya dengan senyum manis. Kemudian dilanjutkan dengan pelajaran.

Sakura menatap punggung Kazuha dengan tajam seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Merasa ditatap, Kazuha menoleh sedikit. Ia mendapati Sakura menatapnya dengan datar namun tajam. Kazuha menyeringai remeh. "Bodoh."
Sakura mengepalkan tangannya yang berada diatas meja. Sungguh, ketua kelasnya ini sangat menyebalkan.
.
.
.
"Sasuke-san." Sakura berlari kecil menghampiri Sasuke yang berada di meja kantin pojok bersama Naruto.
Naruto melambaikan tangan dengan cegiran lebar. Disana ada satu gadis berambut indigo panjang. Cantik.

"Hai Sasuke-san, Naruto-san, dan...."

"Hinata Hyuuga, " ujar gadis itu pelan namun masih didengar Sakura dari jarak satu kursi. Ia mendunduk malu.

"Hinata-chan, tidak perlu takut. Sakura-san gadis yang baik. " Naruto menepuk punggung Hinata sembari nyengir lebar. Membuat wajah Hinata memerah seakan ingin meletus. Sakura tebak pasti gadis itu menyukai Naruto. Memilih tidak menyahut Sakura duduk di kursi kosong samping Hinata. Sasuke menatap Sakura dengan pandangan lembut.

"Nanti kau pulang bersama siapa, Sakura?" Tanya Sasuke.

"Umm.. Sendiri mungkin," singkatnya. "nanti aku harus mewakili kelas untuk ikut rapat bersama dewan sekolah." Nada bicara Sakura berubah datar ketika mengucapkannya yang disadari oleh Sasuke. Naruto dan Hinata berbincang tanpa memperdulikan Sasuke dan Sakura. Seakan dunia milik berdua. Hmm...

My Yandere GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang