Chapter 22: Guuzen no Deatta

34 2 0
                                    

"Ahhh aku terlambat!!"

Aku terbangun dengan pakaian yang berantakan dan ruangan yang berantakan juga, ahh aku lupa kalau kemarin aku bertemu dengan Sakuya lalu karena kami terlibat adu mulut kecil akupun merasa kesal dan akhir nya memilih minum di sini sampai tertidur

Setelah menyadari nya, aku pun langsung bergegas pergi ke kamar mandi, menggosok gigi dan tidak lupa mencuci wajahku. Hari ini aku harus cepat-cepat sebelum semakin terlambat. Setelah berganti pakaian aku pun memoles sedikit wajahku agar tidak terlihat pucat lalu mengambil tas yang masih tergeletak di kursi dan memakai nya.

Karena hampir terlambat aku pun jadi tidak sempat untuk sarapan, sebaiknya aku membeli beberapa makanan seperti onigiri saat perjalanan nanti, yang penting aku bisa sampai di kantor tepat waktu. Setelah mengunci pintu apartemen aku pun bergegas menuju stasiun dan menaiki kereta yang menuju stasiun tempatku bekerja.

"Ahh selamat pagi, maaf aku terlambat!"

Dengan nafas yang tersenggal, aku berdiri di depan kursi ku dan menunduk pada orang-orang yang ada disana.

"Moo Eri-san, tumben sekali kamu terlambat seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi"

Hanakawa mendekati ku sambil memegang pundaku. Ia sedikit memajukan wajahnya seolah sedang berbisik padaku. Dengan spontan aku menggeleng sambil menatap nya

"Ah tidak ada apa-apa, hanya terlalu banyak minum saja. Kalau begitu aku akan kembali bekerja"

Sambil sedikit menjauh aku menunduk kecil. Aku pun langsung menaruh tasku dimeja dan menarik kursiku untuk diduduki. Bisa kulihat wajah Hanakawa yang sedikit kebingungan tapi setelah itu ia kembali ke meja nya dan menatap kembali ke layar laptop.

Yah hari ini aku harus kembali berjuang untuk menyelesaikan pekerjaan ku. Baru saja aku mengambil beberapa kertas laporan, tiba-tiba Hanakawa memanggilku sampai membuat ku menatap nya.

"Anu Eri-san, apa kamu sibuk?"

Aku menatap nya sekejap lalu menatap beberapa lembar laporan yang kupegang sambil menggeleng "tidak juga, ada apa?"

Bisa ku lihat dia memasang wajah lega, ia pun membalas "bisakah kamu menemui klien hari ini?"

"Eh hari ini?"

"Iya, sekarang dia ada di bawah. Aku sedang sibuk untuk klien yang lain, jadi aku mengandalkan mu. Mohon bantuannya" Sambil membungkuk dengan tangan yang ia tautkan, ia pun bergegas pergi

Bahkan aku pun belum menjawab apa-apa, sambil menghela nafas akhirnya aku menunda laporan yang tadi akan ku kerjaan lalu bergegas menemui klien yang dimaksud Hanakawa tadi. Sampai disana aku pun terkejut ketika melihat seseorang yang sedang duduk di ruang tunggu.

Tunggu sebentar, kenapa dia ada disini. Untung nya ada tembok yang menghalangi, sambil menahan dagdigdug aku pun bersandar di tembok dengan tangan yang berada didada. Sesekali aku mengintip kearah nya yang sedang menatap kearah jam dan juga arah lain.

"Apa lagi ini, ayolah aku hanya ingin hidup seperti biasa"

Ketika aku sedang bergugam sendiri sambil mengintip seperti itu, tiba-tiba dari arah belakang datang seseorang yang mengagetkan ku, jelas saja aku langsung tergelonjak kaget dan menatap nya yang memasang wajah biasa

"Sedang apa kamu seperti itu"

Aku menaruh jari telunjuk ku di bibir sambil menatap nya "sstt jangan berisik"

"Hah? Sudahlah, bukankah kamu kesini untuk menemui klien disana. Cepat lah temui atau dia akan pergi"

Dengan wajah dan nada yang kikuk, aku berkata "Eh? Ah ya tapi bisakah kamu menggantikan ku, mendadak perut ku sakit"

MY BOYFRIEND IS MY IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang