Chapter 13: Sayonara

29 5 2
                                    

Semenjak kejadian saat itu, aku sudah absen ke sekolah selama seminggu ini. Aku tidak peduli kalau aku tidak lulus, yang sekarang aku pikirkan adalah bagaimana agar aku bisa terhindar dari kejaran wartawan yang terus mengejar ku dan keluarga ku. Selama seminggu ini pun terkadang masih ada wartawan yang selalu datang ke rumahku hanya untuk sekedar mencari informasi.

Mama yang semakin sulit pergi keluar pun jadi tidak tahu bagaimana harus menyiapkan makan malam, bahkan hari ini adalah hari kepulangan papa setelah perjalanan bisnis, aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi papa nanti ketika tahu keadaan dirumah, tapi mama sudah bilang malau mama menceritakan apa yang terjadi sekarang.

"Aiko..Aikoo!!"

Aku bisa mendengar mama memanggil ku dari luar, aku tidak tahu apa yang mama butuhkan dari ku tapi dengan malas aku bangun dari kasur, berjalan dengan agak sempoyongan menuruni tangga untuk menghampiri mama yang sudah berdiri di bawah.

"Ada ap-kalian!"

Aku menatap dua orang yang ternyata Marie dan Saki-chan, sepertinya mama memanggil ku karena ingin memberitahuku kalau Marie dan Saki-chan datang, dengan sedikit riang mereka berdua menyapa ku dan memeluk ku pelan. Ahh sahabat memang obat yang paling baik untuk mood yang jelek, untuk sementara aku bisa melupakan berbagai pikiran yang menggangguku.

"Eh? Kalian, kenapa? Bukankah hari ini ada pelajaran tambahan?"

"Oh, pelajaran tambahan hari ini di undur. Nakano-sensei bilang ada urusan jadi pelajaran tambahan diundur"

Aku hanya mengangguk mengerti, lalu mengajak kedua teman ku pergi ke kamar. Karena sudah terbiasa, biarpun kamarku berantakan aku sama sekali tidak peduli kalau itu Marie dan Saki-chan. Sampai kamar, kami bertiga duduk di depan meja kecil yang ada di lantai. Marie melempar tasnya di lantai dan langsung merebahkan tubuhnya di lantai seolah kelelahan, sedangkan Saki-chan duduk seperti biasa sambil mengeluarkan ponselnya dari saku rok.

"Oh iya, jadi bagaimana?" Marie tiba-tiba duduk dan menatap ku seksama, sepertinya yang ia tanyakan adalah masalahku soal artikel dengan Yuto itu.

"Aku tidak tahu, rasanya sudah seminggu ini wartawan semakin berdatangan kerumah ku"

"Aaa pantas saja saat tadi kami masuk, banyak orang-orang membawa kamera berdiam didepan rumahmu. Untung saja kami bisa melewati nya, iya Saki-chan?" Saki-chan mengangguk

Aku menghela nafas dengan gusar, bagaimana lagi aku harus membuat wartawan itu pergi dan tidak mengganggu rumah ku seperti ini, aku kasian dengan mama, karena hal ini mama jadi sulit untuk pergi ke luar bahkan tetangga-tetangga disekitar pun menjadi lebih tertutup, sepertinya mereka sudah tahu soal masalah yang aku alami.

"Ahhh~" aku menggebrak meja sambil membenamkan kepalaku di meja, aku menghela nafas panjang seolah ingin sekali mengeluh.

"Ohiya, sepertinya Yuto-kun di skors karena kejadian ini"

"Eh benarkah? Kasihan sekali"

Aku hanya bisa diam mendengarkan apa yang dijelaskan Saki-chan, ia bilang Yuto diskors dengan kurun waktu yang belum ditentukan, aku sih tidak peduli selagi dia tidak muncul lagi didepan ku, rasanya aku tidak mau lagi bertemu dengan nya. Sambil memiringkan wajahku di meja, aku menatap poster Hey! Say! Jump yang di tempel di belakang pintu, dengan seksama aku menatap wajah Yuto yang sedang tersenyum ceria. Ah sial, bagaimanapun Yuto tetaplah idolaku tapi kalau terus begini aku tidak tahu apa yang akan menunggu ku didepan sana.

"Oh benar, Marie apakah kamu masih sering berhubungan dengan Inoo-san?"

"Oh masih, tapi tidak terlalu sering"

Aku hanya mengangguk, aku harap aku bisa seperti itu tapi juga aku berharap tidak seperti itu sama sekali. Lebih baik mengagumi nya dari jauh daripada harus menjadi scandal seperti ini.

MY BOYFRIEND IS MY IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang