FLUSTERN 9

1 0 0
                                    

Lorraine kini berada di perpustakaan lagi.
"Sir Ravel, setahuku anda hnya mengajar sejarah, kenapa datang lagi sekarang?"tanya Lorraine
"Aku akan menjadi gurumu pada semua mata pelajaran nona muda, saya rasa hanya saya yang mampu mengajar nona" jawab Sir Ravel, padahal sebenarnya pemuda itulah yang meminta pada Grace agar dapat mengajar semua kelas milik Larroine, baginya Lorraine adalah seorang yang sangat menarik untuk diajar.
Lorraine mendenguskan nafasnya kesal, ia merasa kelas yang dibwakan gurunya itu amat membosankan.
"Entah itu pujian atau ejekan mukai saja kelasmu agar cepat berakhir, Sir Ravel. Dan perlu kau ketahui, bahwa kelasmu amat membosankan" ujar Lorraine apa adanya.
Sir Ravel tersenyum masam, ia berjanji akan membuat muridnya ini jera kali ini.

Kelas Sir Ravel berlalu, itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk dibahas. Sebagai jawabannya kali ini, muka Lorraine sudah menjelaskannya. Kusut dan berantakan, iitulah yang mendeskripsikan gadis itu, Sir Ravel benar-benar menyiksanya. Guru berambut hitam pekat dengan mata emas itu memberinya kelas yang berat. Ingin rasanya Lorraine pergi saja saat kelas itu berlangsung, namun Lorraine lagi-lagi harus bersabar.
Itulah rutinitas Lorraine hingga hari-hari berikutnya, mengikuti semua jadwal yang diatur oleh ibunya. Tidak ada masalah yang berarti, karena bertengkar dengan Madam Shannon ataupun memberi tatapan membunuh pada Rosette tidak termasuk masalah. Satu lagi, tidak mengerjakan tugas atau bersembunyi saat kelas Sir Ravel bukanlah masalah bagi Lorraine.
Waktu pun berlalu dengan cepat, tanpa Lorraine sadari besok adalah pesta pertamanya. Pesta yang diadakan oleh kakeknya untuk mengenalkannya pada pergaulan kelas atas. Lorraine tidak berniat terlalu ikut campur pada pestanya kali ini, lagipula ibunya sudah mengurusnya. Yang Lorraine tahu, seorang wanita seusia Madam Shannon tadi datang dan mengukur ukuran tubuhnya. Lorraine tidak mengenalnya, namun orang-orang di kediaman tentulah mengenal wanita itu. Wanita itu adalah Izana, desainer terbaik di kekaisaran. Padahal Izana biasanya hanya mau membuatkan pakaian untuk anggota kerajaan, entah apa yang Therion tawarkan hingga ia mau membuatkan gaun untuk Lorraine.

"Sepertinya amat terkenal, Madam" ucap Lorraine, ketika Izana sibuk mengukur badannya.
"Saya anggap itu pujian Lady, daripada itu postur tubuh anda amat bagus Lady. Dengan postur tubuh begini, sudah dipastikan anda akan lolos pada tahap awal pemilihan putri mahkota" Ujar Izana memuji Lorraine
"Pemilihan Putri Mahkota?" tanya Lorraine
"Astaga, maafkan aku, mungkin Lady belum mendengarnya. Tapi setiap keluarga Klan Atas akan mengirim nonanya ke istana saat pemilihan Putri Mahkota dilangsungkan nona" jelas Madam Izana
"Aku akan menanyakannya pada ibu nanti" Jawab Lorraine, Izana adalah orang luar, bahaya jika Lorraine bicara sembarangan, itulah yang dipikirkan Lorraine.
"Ah iya madam, apa anda memiliki toko?"tanya Lorraine, mencoba mengalihkan pembiicaraan.
"Sayang sekali nona, saya hanya membuat pakaian untuk keluarga kerajaan dan beberapa pesanan khusus nona, namun jika anda mau, anda boleh berkunjung ke kediaman saya. Ada banyak koleksi gaun yang bisa anda lihat disana nona" jawab Izana
Lorraine meneguk ludahnya sendiri, keluarga kerajaan? Astaga, saat ini ia benar benar kagum pada kakeknya, entah cara apa yang dipakainya untuk membujuk madam ini.
"Bolehkah saya?" tanya Lorraine memastikan lagi
"Tentu saja nona, apalagi bentuk tubuh anda sangat indah seperti ini" jawab Izana.

Lorraine hanya tersenyum seadanya mendengarnya, padahal Lorraine hanya berusaha mengalihkan pembicaraan, namun ternyata ia malah mendapat undangan dari desiner terkenal ini. Terlebih lagi ada satu hal yang tidak diketahui Lorraine saat itu, fakta bahwa Izana sangat terobsesi pada bentuk tubuh ideal, karena itu jugalah ia mengundang Lorraine ke kediamannya.
"Kamu mendapat undangan ke kediaman milik Izana?"tanya ibunya tak yakin. Bahkan Grace hampir tersedak saat Lorraine memberitahunya. Memang, beberapa malam terakhir ini ibunya sering mengunjunginya, untuk melihat perkembangan etiket putri bodohnya, itulah yang dikatakan Grace.
"Memangnya ibu tidak pernah diundang" tanya Lorraine
"Bahkan kalaupun ingin, dulu aku sudah pernah diusir dari kediamannya, padahal kakekmu sudah berupaya juga untuk membujuknya. Namun wanita tua itu amat keras kepala, ia hanya membuatkanku satu gaun dan tidak membolehkanku melihat koleksinya" jawab Grace kesal. Hari itu adalah hari yang tidak akan pernah Grace lupakan. Ketika itu Grace akan mengadakan pesta kedewasaanya, Therion meminta Izana untuk membuatkan baju untuk putrinya. Izana menyetujuinya, namun Grace tidak puas dengan itu, ia bersikeras ingin melihat koleksi milik Izana. Akhirnya ia terusir dari kediaman itu.
"Entahlah, katanya postur badanku bagus, setelah itu ia mengajakku ke kediamannya" kata Lorraine jujur. Ia pun bingung mengapa Izana mengajaknya ke kediamannya.
"Sepertinya rumor itu benar" kata Grace menanggapi jawaban putrinya
Lorraine menaikkan sebelah alisnya, penasaran akan apa yang akan dikatakan ibunya setelahnya.
"Rumor bahwa Izana terobsesi pada tubuh ideal seseorang"
Mendengar perkataan ibunya, Lorraine jadi merinding sendiri. Sepertinya ia telah membuat satu masalah baru untuk dirinya.

"Ah iya, ibu..." belum sempat Lorraine bertanya, Grace sudah lebih dulu berkata padanya
"Astaga, sudah jam segini. Tidurlah Lorraine, aku masih punya urusan yang perlu diurus tentang pestamu. Etiketmu juga terlihat membaik, teruskan belajarmu dengan Madam Shannon, jangan sampai membuatku malu saat pesta Lorraine.
Lorraine menghembuskan nafasnya kesal, ia belum sempat menanyakan masalah pemilihan Putri Mahkota tadi, lebih tepatnya ia baru ingat untuk bertanya pada ibunya. Namun, sayang sekali ibunya sudah berlalu begitu saja.
"Lain kali akan kutanyakan" kata Lorraine meyakinkan dirinya sendiri.
Bagi Lorraine sendiri, bisa ikut Pemilihan Putri Mahkota adalah kesempatan berharga. Jika ia memenagkannya, tentu saja ia akan lebih dekat dengan keluarga kerajaan untuk menghancurkan mereka. Meskipun itu tentu saja tidak mudah, Lorraine tidak akan membiarkan kesempatan ini yerlewat begitu saja.

Beberapa hari kemudian,
Besok adalah pesta penyambutan Lorraine, tadi ibunya sempat mendatanginya dan menjelaskan tentang pesta yang diadakan besok.
"Kamu akan masuk dengan kakekmu Lorraine, setelah sampai di depan semua undangan dan kakekmu selesai memperkenalkan dirimu, membungkuklah pada tamu undangan" kata Grace untuk kesekian kalinya
"Astaga ibu, sudah berapa kali mengulanginya? Madam Shannon juga sudah memberi tahuku tadi" Kesal Lorraine
"Ibu, Kompetisi Pemilihan Putri Mahkota, aku bisa mengikutinya?"tanya Lorraine, ia sudah berusaha memendam rasa penasarannya selama beberapa hari
"Aaah, soal itu akan kita bahas setelah pestamu berakhir Lorraine. Saat ini kau hanya perlu fokus agar pestamu tidak berantakan" jawab Grace
Saat akan memprotes ibunya, Grace hanya menggelengkan kepalanya. Menolak menjelaskan tentang apa yang ditanyakan putrinya. Dan sekali lagi mengulangi apa yang harus Grace lakukan saat pestanya.

Keesokan paginya, pelayan sibuk menyiapkan Lorraine. Jika biasanya hanya ada Eleanor dan Charty, kali ini ada delapan atau bahkan sepuluh pelayan yang mengurusi Lorraine. Gaun yang dibuatkan Izana juga sudah sampai sejak kemarin sore. Gaun itu benar benar indah di mata Lorraine, sesuai dengan warna lambang keluarganya, gaun itu bewarna biru gelap. Juga agak sedikit keunguan, hal itulah yang membuat Lorraine senang, karena ungu melambangkan penyihir, hal itulah yang membuat Lorraine semakin menyukainya.
Lorraine tercengang melihat wajahnya di cermin besar kamarnya. "Ini benar-benar aku?" itulah kata Lorraine dalam hatinya. Rambut berwarna Blue blacknya ditata sedemikian rupa oleh pelayan, Belum lagi gaun yang sangat pas melekat ditubuhya, terlebih pada bagian pinggang, dan jatuh sangat indah pada bagian bawahnya. Lorraine benar-benar cocok menjadi tokoh utama pesta itu, begitulah seharusnya.
"Yang Mulia Therion dan Nona Lorraine memasuki Ruangan"

FlusternTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang