FLUSTERN 4

5 1 0
                                    

Baru saja kelas Madam Shannon selesai, Eleanor sudah mendapat pesan untuk membawa nonanya, Lorraine untuk segera ke perpustakaan keluarga untuk mengikuti kelas sejarah. Lorraine tidak terkejut namun masih menahan diri untuk mengeluh, bagaimanapun kata-kata dalam surat ibunya itu sepenuhya benar, salah dirinya karena melangkahkan kaki ke rumah ini. Lorraine harus menahan seluruh konsekuensinya.

Sialnya, di sepanjang jalan menuju perpustakaan banyak orang berbisik-bisik setiap Lorraine lewat. Lorraine menarik panjang nafasnya sejenak, lalu menghembuskannya kembali, ia sudah cukup bersabar menurutnya, akhirnya Lorraine berbicara dengan lantang
"Daripada berbisik di belakang seperti itu, bicara di depanku sekarang!" Perintah Lorraine

Gadis itu benar benar berhenti di jalan ke perpustakaan itu, lalu menatap sekelilingnya dengan tajam. Menunggu seseorang mendatangi dirinya. Bahkan walaupun Eleanor dan Charty sudah mengodenya dari tadi. Sialnya, hal yang diinginkan Lorraine benar benar terjadi. Seorang gadis berpakaian glamour mendekati dirinya. Saat gadis itu hanya beberapa langkah lagi Lorraine, seseorang di ujung lorong berteriak
"Lorraine, kelas sejarahmu harus dimulai, SE KA RANG!" pekiknya

Lorraine mengernyitkan dahinya melihat laki-laki yang mengaku sebagai gurunya itu. Jika tadi ia membayangkan wanita paruh baya yang akan menyambutnya. Dugaannya salah besar, jika dilihat sekilas, jelas usianya dan guru barunya itu tidak berbeda jauh. Lorraine baru kemudian tersadar saat gadis glamour tadi sudah tepat berdiri di depannya.

"Aaah, sayang sekali kelasku sudah dimulai. Tapi tentu saja urusan kita belum selesai nona" ucap Lorraine. Nona itu sempat akan memprotes, namun Lorraine sudah berada tepat disampingnya dan berbisik. "Tutup mulutmu hingga aku masuk perpustakaan, nona" ucap Lorraine sambil berlalu ke perpustakaan. Lorraine tersenyum lepas melewati gadis itu, wajahnya tampak sangat puas.

"Kau terlambat sepuluh menit nona, jika tadi juga terjadi keributan, sepertinya kelas ini akan diundur setengah hingga satu jam ke depan" ujar laki-laki itu
"Maafkan saya Sir, lain kali tidak akan terjadi" Lorraine menegaskan.
Laki-laki itu mengangguk, menerima permintaan maaf murid barunya.
"Saya harap, anda menepatinya nona. Perkenalkan nama saya Ravellio Marisson Ruther dari Keluarga Ruther" ucapnya mengenalkan diri.
"Saya Lorraine Chlistya Eudevora, dari keluarga Eudevora" jawab Lorraine
Sir Ravel tersenyum melihat Lorraine
"Sepertinya pelatihan Madam Shannon tidak main main, anda seperti nona yang sudah dilatih sejak lahir" puji Sir Ravel.
"Pujian anda berlebihan Sir, satulagi, saya rasa kelasnya sudah bisa dimulai sekarang" jawab Lorraine

Sir Ravel tertawa sejenak sebelum mengambil dua gulungan kertas. Ia menempelkan gulungan pertama ke papan tulis yang sudah ada disana. Sepertinya itu peta, begitulah batin Lorraine. Jika tebakannya benar, maka pelajaran kali ini adalah tentang
"Pelajaran kita hari ini tentang wilayah kerajaan" Bingo, tepat seperti tebakan Lorraine
"Kerajaan Aghrana berada di tengah sini, diapit oleh tiga kerajaan lain. Gragareth di sebelah atas, KingSDake dibagian bawah Fairystwon di sebelah kanan terakhir Everlys di selah barat" Jelas Sir Ravel

Larroine mangut mangut mendengarnya. Itu pengetahuan dasar, meski tinggal di pelosok hutan sana, tidak berarti Larroine buta pengetahuan. Sejak pandai membaca, ayahnya rajin membawa banyak buku dari Ibukota, tapi ada satu hal yang membuat Lorraine penasaran
"Jika keempatnya hanya ada di satu daratan, lantas apa yang ada di seberang laut sana?" tanya Lorraine. Sir Ravel berdecak kagum, sepertinya ia tidak salah memilih murid. Selama mengajar beberapa tahun ke belakang, kali ini ia mendapat sebuah pertanyaan yang luar biasa untuk seusia nona dihadapannya.
"Benar benar pertanyaan yang mengagumkan nona. Saya juga penasaran apa yang ada dibalik sana, namun sayang sekali, semua cendikiawan yang dikirim ke luar daratan tidak pernah kembali nona. Jadi saya juga tidak tahu harus menjawab apa" Itulah jawaban yang didapat dari Sir Ravel.

"Sepertinya ada sesuatu yang luar biasa disana, cendikiawan saja tidak pernah kembali" kata Lorraine.
Sir Ravel tampak akan menjelaskan soal peta tadi lagi pada Lorraine
"Ah, Sir Ravel, kemampuan Geografi saya tidak begitu buruk. Jika akan menjelaskan beberapa pembagian daerah di dalam kerajaan, lebih baik kita lanjut pada gulungan kertas yang satunya" ujar Lorraine
Sir Ravel tentu saja tidak serta merta percaya apa yang dikatakan Lorraine. Ia kemudian menyuruh Lorraine menyebutkan nama daerah yang ditunjuknya secara acak. Yaa, sejak awal peta yang dijelaskan Sir Ravel adalah peta buta. Ia tidak akan memberi kemudahan pada muridnya, karena cara mengajarnya yang seperti ini jugalah, saat ini dia sudah menjadi Cendikiawan tingkat tinggi pada usianya yang masih terbilang muda.

Setelah memastikan Lorraine benar benar hafal keseluruhan peta yang dibawanya. Sir Ravel membuka gulungan yang satunya. Itu adalah penggolongan kasta di Aghrana dari Klan Raja hingga bawah, itu pertama kalinya Lorraine melihat penggolongan se detail itu, selama ini ia hanya mengetahui penggolongan dasarnya saja. Ibunya benar benar memberinya guru yang bagus.

"Izinkan saya menjelaskan nona. Secara garis besar terdapat empat golongan disini. Klan Raja, Klan Atas, Kelas Bangsawan dan Rakyat Biasa. Klan Raja adalah klan yang mewarisi darah kerajaan sejak kerajaan berdiri pertama kali. Siapapun yang berasal dari Klan Raja berhak menjadi Raja, dengan cara apapun. Kudeta, pembunuhan, pemberontakan, semuanya dibolehkan sebagai jalan menjadi Raja. Tidak ada batasan untuk itu, siapapun yang bertahanlah yang akan menjadi raja. Itulah aturannya tanpa bisa diganggu gugat. Ada pertanyaan untuk Klan Raja?" Sir Ravel bertanya pada Lorraine

Lorraine menegakkan punggungunya, ia hampir saja tertidur. Penjelasan tentang kasta ini amat membosankan.
"Jika seluruh keturunannya mati, siapa yang akan memimpin Sir?" tanya Lorraine
Sir Ravel tampak berpikir sejenak sebelum menjawabnya.
"Itu tidak pernah terjadi Lorraine, tapi jika itu benar benar terjadi. Maka kelima keluarga Klan Atas akan berembuk untuk menentukan Raja selanjutnya" Jawab Sir Ravel
"Apa ada syarat untuk menjadi Raja yang terpilih?" tanya Lorraine
"Hanya ada satu syarat nona, Ia bukan berasal dari Klan Atas. Hal itu dilakukan agar Klan Atas selalu bersikap netral dan tidak berambisi pada takhta, dan selalu mendukung keluarga Kerajaan.
Lorraine mengangguk paham mendengar penjelasan Sir Ravel. Sir Ravel kembali melanjutkan penjelasnnya.
"Namun, anggota Klan Atas tetap berhak menjadi seorang ratu nona. Karena hal itulah para nona dari kalangan Klan Atas dan Kaum Bangsawan bersaing ketat dalam pemilihan Putri Mahkota, untuk menjadi Ratu selanjutnya" jelaas Sir Ravel lagi
"Jika sang Raja jatuh cinta pada rakyat biasa apa yang akan terjadi?" tanya Lorraine
"Hanya Klan Atas dan Bangsawan yang bisa menjadi Ratu, nona. Jika tetap memaksa, maka kekasih Raja yang lain dapan menduduki posisi selir. Seorang raja dapat memiliki beberapa orang selir. Itulah yang tercantum dalam peraturan kerajaan nona" jelas Sir Ravel lagi.

"Nah Sekarang kita akan membahas Klan Atas dan Bangsawan" sambung Sir Ravel lagi...

FlusternTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang