FLUSTERN 12

3 0 0
                                    


"Maafkan saya , Lady" ucap Allan menyadarkan Lorraine kembali. Tatapan mereka berdua pun terputus. Hal yang sangat klise untuk dilihat, namun menciptakan perasaan aneh diantara keduanya. Namun, yang jadi masalah bukanlah hal itu, namun seseorang yang datang setelahnya. Itu pengawal yang mengantarku ke kediaman pertama kali, wajahnya tampak pucat dan tergesa saat menemuiku.
"Nona, nona harus kembali sekarang juga, Nona Roosette dibunuh. Seluruh kediaman mencari nona saat ini" ucap Pengawal itu
Lorraine menatap pengawal itu bingung, meskipun ia membenci Rosette ia tak akan membunuhnya Cuma karna masalah sepele, tak ada gunanya membunuh gadis tak berguna itu.
"Lantas kenapa semuanya mencariku?"tanya Lorraine
"Pelayan yang menyaksikan, bersaksi bahwa nona yang membunuhnya" ucap Pengawal itu
Lorraine tersenyum miring, ada bagusnya juga ia keluar saat ini, setidaknya ia punya alibi karna sedang tidak berada di kediaman.
"Siapa saja yang tahu aku sedang diluar?" tanya Lorraine
"Hanya Nyonya Grace, para pelayan nona dan tiga pengawal termasuk saya" ucapnya
"Bagus, tidak boleh ada yang tahu bahwa aku sedang berada diluar" ucap Lorraine

Gadis itu mengalihkan pandangannya ke Allan,
"Maafkan saya tuan muda, sepertinya ada urusan mendesak. Lain kali saya akan menemani anda membeli pedang" ucap Lorraine
"Tidak apa nona, bukan masalah besar jika saya harus membelinya sendiri. Satu lagi..." Wajah Allan memerah sejenak sebelum kembali meneruskan percakapannya, Lorraine yang melihatnya hanya tertawa dalam hati, lihatlah betapa menggemaskannya pemuda dihadapannya ini.
"Jika nanti nona butuh saksi, kirimkan saja surat ke kediaman saya. Saya akan bersaksi untuk nona"ucapnya
Lorraine tersenyum, sepertinya ia berhasil mendapatkan teman pertamanya, bahkan tanpa menggunakan kekuatannya.
"Terimakasih atas kemurahan hati tuan, Saya akan mempertimbangkannya" ucap Lorraine membungkuk hormat lalu pergi bersama pengawalnya.

Setelah gadis itu sempurna menghilang dari penglihatannya, Allan memanggil abdi setianya, Joseph.
"Awasi kediaman Eudevora Joseph, panggil mata-mata kita disana. Kumpulkan bukti pembunuhan kali ini" ucap Allan
"Anda akan membantu gadis itu? Hanya karna dua kali bertemu? Jangan bercanda tuan" ucap Joseph
"Kerjakan apa yang kusuruh Joseph, aku akan membuat gadis itu berhutang padaku" ucap Allan tersenyum miring
"Baiklah tuan" ucap Joseph

Di sisi lainnya Lorraine masih berada di pasar ibukota, gadis itu berdiri sendirian di dekat sebuah toko di ujung pasar. Lorraine menyuruh pengawal tadi pulang ke kediaman
"Sebarkan berita bahwa aku kabur setelah membunuh Rosette, lalu bawa selusin pasukan kesini untuk membawaku pulang" perintah Lorraine
"Ya nona?"tanya pengawal itu memastikan
"Jangan buat aku mengulanginya, kerjakan sesuai perintahku. Jangan beritahu siapapun termasuk ibuku, tutup mulutmu. Jika berhasil melakukannya, aku akan mengangkatmu enjadi ksatriaku setelahnya"ucap Lorraine
Mendengar iming-iming yang diberikan Lorraine, pengawal itu segera bergegas ke kediaman Eudevora. Ini mungkin hanya akan terjadi sekali sumur hidupnya, diangkat jadi ksatria? Itu adalah mimpi yang bahkan terlalu tinggi untuk dibayangkan. Namun, kini ia mendapat kesempatan, temtu saya tanpa pikir panjang ia mengiyakan ucapan Lorraine tadi.

Setelah setengah jam menunggu, yang ditunggu pun datang. Lorraine berpura-pura akan melarikan diri saat melihatnya, Seorang pengawal pun berlari mengejarnya, seluruh mata pun memandang ke arahnya. Saat tertangkap Lorraine memberontak, berteriak saat ia diseret ke kediaman.
"Heyy lepaskan aku, aku nona kalian!!! Beraninya kalian berbuat seperti ini padaku, Lepaskan aku!!!!" Teriak Lorraine. Namun itu semua sia-sia, Lorraine diseret paksa. Kedua tangannya dirantai, membuatnya seperti kriminal, Ah...,Lorraine memang seorang kriminal sekarang, tepatnya seorang pembunuh yang akan kabur. Begitulah headline surat kabar keesokan harinya.

Lorraine dikurung dikamarnya, para penjaga berdiri di depan pintu sejak kemarin. Atas perintahnya, Charty memberikan surat kabar pada Lorraine, semuanya membicarakan dirinya sebagai seorang pembunuh, berbagai spekulasi tertulis disana. Mulai dari kebencian Lorraine pada Rosette, pembunuhan untuk menyingkirkan Rosette dari pemilihan Putri Mahkota hinga kedudukan nona utama Eudevora. Lorraine hanya tersenyum miring melihatnya. Semuanya sesuai rencana Lorraine, kecuali satu hal. Satu hal yang amat tak disangkanya, ibunya mengirim surat tadi pagi.
"Aku tak akan mengotori namaku demi mengurusi seorang kriminal. Dengarkan aku Lorraine, aku tidak akan pernah bersaksi untukmu bahwa kau keluar kediaman hari ini. Meskipun aku tahu, bukan kau yang membunuhnya. Aku tidak akan mengurusi masalahmu" itulah isinya
Lorraine mengetuk-ngetuk kepalanya frustrasi, apa yang sebenarnya yang diinginkan ibunya. Lorraine tidak mengerti jalan pikiran ibunya. Padahal dalam rencananya, ibunya lah yang akan menjadi saksi kali ini. Lorraine sangat yakin, bahwa kasus ini tidak hanya akan selesai dengan sidang keluarga, ia pasti akan dibawa ke pengadilan kerajaan. Apalagi ini kasus pembunuhan bengsawan, pasti tidak akan selesai dengan mudah.
"Sepertinya aku akan membutuhkan bantuan seorang teman" ucap Lorraine sambil menatap langit-langit kamarnya

Lorraine menyuruh Charty mengirimkan surat pada Allan, sepertinya pemuda tadi berniat membantunya. Namun, itu hanya jika Allan benar-benar berniat baik padanya. Jika Allan memberinya bantuan, tentu saja semuanya akan menjadi mudah. Tapi, tentu saja ia tidak hanya bisa berharap pada itu saja. Lorraine menyuruh Eleanor menyelidiki pelayan yang bersaksi itu, pelayan itu amat mencurigakan. Lorraine amat yakin ada seseorang di belakangnya. Seseorang yang akan mendapat keuntungan dari membunuh Rosette, dan memfitnah dirinya. Namun belum siap memikirkan semua rencananya. Pintu kamar gadis itu tiba-tiba terbuka, seorang berpakaian putih dengan lambang kerajaan memasuki kamarnya.
"Saya Rivaldo dari Holycrush, saya akan menyampaikan bahwa pengadilan nona akan dilaksanakan besok, karna terkait pembunuhan bangsawan, kasus ini akan diselesaikan secepatnya. Harap nona menghadirinya besok jika tidak ingin diberi sanksi lebih" itulah katanya
Gadis itu pun hanya melambaikan tangannya ke arah pintu, mengusir pembawa berita itu keluar
"Tenang saja, aku tak akan kabur" ucap Lorraine
Rivaldo pun membungkuk lalu keluar dari kamar Lorraine. Setelahnya Lorraine berbaring dikasurnya. Ia harus menyelesaikan semuanya dalam satu malam, berbahaya jika tidak menyelesaikan hal ini dengan baik.

Malam harinya Charty datang dengan balasan surat ditangannya, dan Eleanor datang membawa pelayan yang bersaksi kemarin. Lorraine tersenyum mirimg. Inilah penyelesaiannya, Lorraine menyuruh kedua pelayannya keluar, membiarkannya hanya berdua dengan pelayan tadi.
Sebelum melihat isi surat itu, Lorraine memutuskan untuk mengurusi pelayan tadi. Tidak mudah membawanya ke kamarnya. Bagaimanapun, pelayan ini adalah saksi, ia harus menandatangani sejumlah berkas untuk bertemu dengan pelayan Siala*n ini. Bahkan Lorraine harus menjamin keselamatannya selama berada di kamar ini. Jika terjadi sesuatu, dialah yang harus bertanggung jawab.
"Naah, pelayan Siala*n, kini kami harus menghadapiku" ucap Lorraine berjalan perlahan mendekati pelayan itu. Pelayan muda itu tampak pucat melihat Lorraine
"Bahkan melihatku saja sudah pucat, aku tidak mengerti darimana keberanian untuk memfitnahku itu berasal" ucap Lorraine

Namun, tiba-tiba pelayan itu tersenyum.
"Inilah akhirmu, gadis campuran Siala*n" ucapnya
Lorraine tersenyum, ia sudah tahu sejak tadi, seseorang memasuki kamarnya diam-diam dari arah jendela.
"Lepaskan pedangmu, dan diamlah disana" bisik Lorraine
Bunyi pedang yang jatuh terdengar dari arah belakang Lorraine. Gadis itu kembali menatap pelayan itu sambil tertawa keras
"Hahahaha, sungguh bodoh! Nah, mari kita lihat apalagi yang kau miliki, Siala*n!" ucap Lorraine diakhiri dengan kekehannya yang terdengar amat menyeramkan di telinga pelayan itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlusternTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang