FLUSTERN 6

5 0 0
                                    


"Eleanor, apa penjelasan yang beredar tentang ayahku?" tanya Lorraine
"Ayah anda meninggal penyakit wabah di daerah Utara nona, anda dibesarkan secara terpisah akibat kontrak antara ayah dan ibu anda. Karena ayah anda tidak berdarah bangsawan, maka ia tidak bisa masuk ke kediaman ini, sebagai kompensasi dari keluarga Eudevora, ayah anda diizinkan untuk membesarkan anda hingga usia dewasa. Setelah itu anda akan dikembalikan pada keluarga Eudevora. Namun, sayangnya ayah anda meninggal sebelum anda dewasa" jelas Eleanor
"Apakah saat ini aku dipandang sebagai anak haram?" tanya Lorraine
"Keluarga cabang dan lanjutan mungkin akan menganggap anda begitu nona" jawab Eleanor
"Apa yang bisa membuktikan bahwa aku bukan anak haram, Eleanor?"
"Pernikahan Ibu dan Ayah anda tercatat dalam arsip kerajaan nona"

Lorraine tersenyum miring, ia sendiri pun tidak tahu apakah itu benar benar ada di arsip kerajaan atau tidak. Tapi jika itu benar-benar ada, situasinya akan semakin membingungkan. Bagaimana arsip itu benar-benar ada sejak dulu atau, apa ibu dan ayahnya benar-benar membuat kontrak sebelum kelahirannya. Bukannya semakin jelas, kepingan puzzle kehidupannya malah semakin teracak.
"Siapa nama ayahku, Eleanor?" Lorraine kembali bertanya pada Eleanor, ia harus mendapat semua informasi tentang kehidupan baru miliknya.
"Nama ayah anda adalah Thomas Andrew nona, dari bangsa rakyat pekerja. Pernikahan orang tua anda dilakukan secara tersembunyi, namun tetap didaftarkan kepada kekaisaran. Walaupun bertentangan dengan aturan yang ada, pernikahan orang tua anda tetap dapat dilakukan karena kontrak yang telah dibuat orang tua anda" jelas Eleanor.

"Apa yang terjadi jika mereka tidak memiliki anak berdasarkan kontrak itu Eleanor?" Lorraine bertanya lagi
"Saya tidak mengetahui detail kontraknya nona, namun jika sesuai dengan tebakan saya. Maka Ibu anda harus keluar dari kediaman dan tinggal bersama ayah anda. Nyonya tidak diperbolehkan lagi masuk ke mansion ini nona" jelas Eleanor.
"Ah iya, Eleanor dari keluarga mana kamu berasal?" tanya Lorraine, gadis itu cukup penasaran dengan latar belakang Eleanor, pelayannya tampaknya bukan orang sembarangan. Bagaimana seorang dapat mengetahui isi kontrak milik orang tuanya.

"Saya berasal dari keluarga Holyrush nona" jawab Eleanor.
Lorraine menaikkan alisnya, bukankah itu juga keluarga Klan Atas, bagaimana bisa pelayannya berasal dari keluarga itu.
"Bukankah berarti kau juga berasa dari Klan Atas?" Heran Lorraine
"Saya berasal dari keluarga lanjutan nona. Bekerja sebagai pelayan anda lebih dihargai daripada latar belakang saya sendiri nona. Bagaimanapun anda adalah satu-satunya putri penerus nona" jawab Eleanor
"Baiklah kau bisa keluar Eleanor, katakan bahwa aku tidak mau diganggu malam ini, jangan biarkan seorang pun masuk" perintah Lorraine

Setelah mengiyakan tuannya, Eleanor pun keluar dari kamar Lorraine. "Aku harus bergerak" itulah yang muncul dalam pikiran Lorraine. Gadis itu mengganti pakaiannya dengan pakaian berkuda yang ada di kamarnya. Dan menutupi tubuhnya dengan jubah hitam, walaupun baru beberapa haru disini, ia sudah menghabiskan banyak waktu sia-sia disini. Menjadi nona bangsawan yang baik bukanlah tujuannya.

Gadis itu dengan mudah melompat dari balkon kamarnya. Untuk gadis yang dibesarkan di hutan, itu bukan masalah besar. Setelahnya, Lorraine mengendap-endap keluar dari kediaman melalui gerbang belakang. Penjagaan disana tidak terlalu ketat, karena biasanya gerbang itu hanya dipakai sebagai jalan untuk memasok bahan dapur dan keperluan mansion. Eleanor dan Charty sempat membawa Lorraine berkeliling walau belum menjelajahi seluruh mansion. Setelah membisiki kedua pengawal itu Lorraine berhasil keluar dari mansion keluarga Klan Atas itu.

Setelah sampai di luar, Larroine pun memanggil Varhatte, dalam satu siulan kuda itu sudah menghampiri pemiliknya. Lorraine berencana akan berkuda menuju pasar ibukota, ia harus mencari seorang informan handal. Ada yang harus ia lakukan tentang. Namun baru saja berkuda selama sepuluh menit, dua orang berpakaian hitam menghadang dirinya dan Varhatte. Gadis itu pun menghentikan kudanya.
"Anda harus segera kembali nona" ucap salah satu diantara mereka
"Aku bukan nona kalian" jawab Lorraine
Harusnya jubah hitam ini sudah menutupi mukanya.
"Nyonya Grace menyuruh kami membawa anda kembali nona. Jika anda tidak bergegas akan terjadi hal yang merepotkan nona" ucap prajurit itu sambil memberikan secarik kertas pada Lorraine
"Kembali jika tidak ingin mati, Gadis Liar" itulah pesannya.


Entah bagaimana caranya, ibunya mengetahui bahwa ia keluar kediaman malam ini. Padahal ia sudah memperhatikan sekeliling. Daripada menambah masalah dengan ibunya, kembali kesana mungkin lebih baik. Lorraine memutar balik kudanya, kembali ke arah Kediaman Eudevora. Setelah sampai ke gerbang belakang kediaman, Varhatte langsung menghilang seperti biasanya. Lorraine menatap iri kudanya, andai ia bisa berbuat sebebas kudanya. Kedua prajurit tadi mash setia mengikuti Lorraine hingga saat ini.
"Pergilah aku bisa sendiri ke kamarku" ucap Lorraine
"Kami diperintahkan untuk mengantar nona hingga kamar" jawab mereka
Lorraine mendengus, melangkah cepat ke kamarnya. Walaupun kesal, ia tidak dapat berbuat lenih. Apalagi keduanya berada dibawah perintah ibunya.
Setelah memastikan Lorraine sampai di kamar, keduanya baru benar-benar pergi. Baru saja Lorraine akan mendudukkan dirinya ke kasur, terdengar suara Charty agar diizinkan masuk.

"Anda ditunggu oleh Kepala Keluarga nona"itulah yang dikatakan Charty saat masuk ke kamar nonanya.
"Jam segini?" Tanya Lorraine. Kening gadis itu berkerut, haruskah kakeknya memanggilnya semalam ini. Namun, alasan ibunya menyuruhnya kembali kini sudah jelas. Karena kakeknya akan memanggilnya, itulah alasannya.

Larroine kembali melangkahkan kakinya ke ruangan kakeknya untuk kedua kalinya. Laki-laki tua itu masih duduk dibalik mejanya, seperti yang dilihat Lorraine terakhir kali.
Lorraine memberi hormat pada kakeknya, berusaha mempraktikkan hasil kelas etiketnya tadi pagi. Kemudian berdiri tegap menghadap kakeknya.
"Duduklah, Lorraine. Sepertinya Madam Shannon berusaha keras melatihmu" ucap Therion pada cucunya
"Terimakasih, kakek" ucap Lorraine, lalu duduk di kursi yang membuatnya berhadapan langsung dengan kakeknya
"Kudengar kamu menjalani kelasmu dengan baik, Lorraine. Pertahankan itu, kau harus sepenihnya siap untuk acara dua minggu yang akan datang. Jika hari itu datang, aku akan mengenalkanmu secara resmi sebagai cucuku" ucap Kepala Keluarga Eudevora itu.
"Baik, kakek. Saya akan mengikuti kelas selanjutnya dengan baik" jawab Lorraine

Setelahnya, Kakek Lorraine menyyuruhnya keluar. Ya, hanya untuk memberi tahu hal itulah kakeknya memanggilnya.
Tanpa Lorraine tahu, ketika sudah keluar dari ruangan kakeknya, pria itu menatap lukisan wajah istrinya, Reinne, neneknya Lorraine . Pria itu mengusap lembut lukisan itu.
"Maafkan aku sayang, jika kamu disini, tentu saja cucu kita akan lebih bahagia. Maafkan aku, tidak bisa menjadi kakek yang penuh kasih sayang, Reinne. Padahal kamulah yang paling bahagia saat Lorraine lahir. Maafkan juga aku yang membuat Grace dan Raymond berpisah. Sungguh, maafkan aku sayang. Air mata pria tua itu mengalir begitu saja malam itu.

Namun, masalah Lorraine benar benar belum selesai. Saat pintu kamarnya terbuka, tampaklah seseorang duduk di kursi dekat jendela kamarnya.
"Ibu?!!!!"

FlusternTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang