xxvi. Herin Detcheva

6 3 0
                                    

Halo, selamat malam~
Maaf baru bisa update, lupa 😭
Ada yang nungguin ga 👀
Okay, happy reading 💗

__________________________________________




Seperti yang saya kira, ke mana pun kami pergi, Ningning pun ikut bergabung.

Awalnya saya pikir saya bisa menyerahkan Ningning pada Pak Dante, tapi sama seperti tahun kemarin, pria itu sibuk dengan forum internasional dan kunjungan ke sekolah, jadi dia tidak bersama dengan kami. Hera dipasrahi keseluruhan wisata. Hera merencanakan semua rute wisata sampai larut malam agar kami bisa mengelilinginya secara efektif.

Biara Lira. Lembah mawar. Museum sejarah bagaimana pun juga rutenya jadi mirip dengan tahun lalu… tapi tahun ini kami bisa mengunjungi Benteng Aldimir. Benteng pertahanan dari serangan Turki ini milik Aldimir, penguasa Bulgaria abad 14. Tahun lalu kami tidak bisa mengunjunginya karena tidak ada waktu.

Benteng Aldimir ini memiliki legenda yang sedih. Saat pasukan Turki berhasil masuk, dua orang gadis cantik memutuskan untuk meloncat ke dalam sungai daripada harus jatuh ke tangan musuh. Untuk menjaga satu sama lain agar tidak melarikan diri, mereka berdua saling mengikat rambut. Saat mereka meloncat, tiba-tiba saja mereka berdua menjadi karang. Sampai sekarang pun, karang mereka berdua masih tertanam di benteng, menangis atas darah yang mengalir dan jiwa-jiwa yang terhilang. Ada gosip juga yang mengatakan bahwa kadang arwah mereka berdua muncul. Tempat ini jadi kegemaran para wisatawan.

Karina kelihatannya suka dengan legenda ini. Saat melihat dua buah karang yang saling menempel, Karina mengalirkan air mata. Dia mendengarkan penyerangan Kekaisaran Ottoman dengan penuh keantusiasan. Di manapun, mata Karina selalu bersinar ingin tahu dan selalu bertanya ini dan itu. Bahkan pemandu wisata profesional seperti Hera pun sedikit kewalahan.

Berlawanan dengan itu, Ningning terlihat sangat bosan. Bahkan saat melihat kemegahan Katedral Alexander Nevsky yang bisa memuat 5.000 penunjung, dia hanya meliriknya sekilas dan menghabiskan waktu dengan ponsel dan kamera saja. Padahal dia memegang kamera DSLR yang bagus, tapi dia tidak mau berusaha untuk mengambil foto. Dia baru mau mengambil gambar saat diminta Karina. Jelas-jelas dia tidak tertarik dengan Bulgaria; baik itu negaranya, sejarahnya, budayanya, bahkan bahasanya. Kalau begitu kenapa, Ningning memilih negara ini sebagai tempat untuk semester pendek? Saya jadi ingin marah. Beberapa kali aku sempat ingin usil menyembunyikan kameranya, tapi Ningning melingkarkan talinya di leher dan memegangnya seolah benda itu barang berharga padahal dia tidak punya keinginan untuk menggunakannya. Kalau bukan untuk mengambil gambar alam yang megah dan bangunan bersejarah, untuk apa Ningning menggunakan lensanya?




_________



Ningning ini benar-benar egois. Tempatnya tidur adalah rumah keluarga Veshi, begitu yang ditentukan Hera. Dia mengeluh makanannya tidak enak, jadi dia memaksa untuk pindah. Tetapi di tempat baru itu, dia mengeluh kamarnya kotor, dan akhirnya Hera memesan hotel di Kazanlak.

Kesepakatan yang sudah dibuat antara SMA Putri Pelita Harapan dan perusahaan Hera adalah bahwa siswa semester pendek harus tinggal di rumah warga. Tentu saja ini sangat bisa dipahami karena tujuan semester pendek adalah memperkaya interaksi internasional.

Sudah beberapa kali Hera mencoba menjelaskannya, tapi Ningning tidak mau tahu. Akhirnya dia mengancam akan melapor pada pihak sekolah bahwa pelayanan yang diberikan Hera tidak memuaskan. Kalau sampai itu terjadi, Hera akan kehilangan pekerjaannya. Akhirnya Hera memesan hotel tanpa sepengetahuan Karina dan Pak Dante. Sebenarnya saya tidak ingin berpisah dengan Karina, tapi saya ingin Ningning agar segera pulang dan saya menghitung jari, menghitung kapan berakhirnya semester pendek ini.






_______________________________

Semoga kalian suka 💗
Terimakasih buat yang udah baca cerita ini 💗

The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang