Happy Reading(.◜◡◝)
Tepat di saat pintu rooftop terbuka menanpilkan sosok pria berpakaian rapi membawa ponsel yang tak asing di mata Kahla, gadis itu merasa jantungnya merosot ke perut. Jefran mengernyit heran menatap wajah memias Kahla, lalu pandangannya beralih pada gadis yang terduduk tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Jefran." gumam Kahla.
Kepala Kavya terangkat, tak tahu dari mana ia mendapat kekuatan. Tiba-tiba Kavya sudah berdiri menghadap tanaman bunga.
"Sadika?!" pekiknya kencang sembari menunjuk tanaman bunga.
"Akhirnya lo dateng, dasar cowok brengsek! Bisa-bisanya lo selingkuh sama Gendisa, dan buat gue berasa jadi orang jahat. Padahal yang jahat itu sebenernya lo. Lo yang selingkuh, lo yang ngeduain gue, dan lo juga yang perlakuin gue seolah gue cewek murahan. Gila! Lo gila ya! Muka kayak kuda nil gitu sok kecakepan banget pakai segala selingkuh, selingkuhnya mending sama yang lebih dari gue, nah ini selingkuh sama yang jelas-jelas di bawah level gue!" Kavya memaki bunga yang tertiup angin itu dengan emosi.
Jefran dan Kahla saling bertukar pandangan bingung, tak ada yang menyebut nama pria pujaan hatinya namun gadis itu tiba-tiba memaki seolah yang di hadapannya adalah Sadika.
"Itu, hehehe.." Kahla terkekeh canggung dan menggaruk tenguknya yang tak gatal. "Kavya gak sengaja minum wishky, dia kira itu air biasa taunya bukan."
"Kok bisa ada minuman itu di sekolah?"
"Gㅡ gak tahu!"
"Oke." ujar Jefran menganggukan kepala paham, ia pikir mungkin nanti akan mengadakan razia dadakan karena bisa ke colongan seperti ini, ada anak berandal yang menyusupkan minuman berarkohol itu. "Ngomong-ngomong gue ke sini mau ngasih hp, tadi ketemu sama anak kelas lo. Karena gue takut dia bolos jadi gue yang antar hp-nya, sekalian ngambil buku gue ketinggalan di sini." jelasnya.
Kahla meraih ponsel yang di sodorkan Jefran dan mengotak-atik ponsel tersebut, mencari nomor Raksa untuk memberi kabar jika adiknya ini mabuk dan mengantar Kavya pulang. Sementara itu Jefran mengambil bukunya yang tertinggal, beberapa kali mata pria itu melirik Kavya. Rambut dan pakaian gadis itu acak-acakan, berbeda dari beberapa hari terakhir yang selalu terlihat rapi. Jefran hampir saja kelepasan meledakan tawanya saat Kavya memberi sumpa serapahnya pada Sadika, pria yang Jefran kenal sebagai ketua pembuat onar di sekolah yang kerap kali bertingkah seenaknya pada guru maupun murid.
"Terus Kavya gimana?" tanya Jefran, menghampiri Kahla. Jiwa kemanusiaannya merasa terpanggil setiap kali berada di dekat Kavya, ntah bagaimana ia selalu bertemu Kavya dalam kondisi buruk dari dulu.
"Hah? Gue lagi nelpon Bang Raksa, tapi gak di angkat."
Dahi Jefran mengernyit heran, "Raksa yang kelas 12 itu? Kenapa nelpon dia?"
Kahla lupa bahwa fakta jika Kavya dan Raksa merupakan Kakak-Adik masih belum terlalu menyebar luas karena keduanya jarang berinteraksi di lingkungan sekolah atau lebih tepatnya Kavya terlalu asik mengejar Sadika sampai jarang berinteraksi dengan murid lainnya termasuk Raksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Antagonist
Fiksi RemajaBagaimana perasaanmu jika terbangun di dalam raga orang lain? . Saat Arshinta Kiraina sedang menulis akhir karya terbaik sepanjang hidupnya, takdir berkata lain. Gadis malang yang sampai akhir hayatnya tak pernah merasakan kasih sayang itu kembali k...