Gimana chapter 1?
Suka gak?? Oke ah, biar nambah gambaran kita lanjut yaa chapter 2nya..😊
....
"Loh, kok udah pulang kak?" Sapa Prilly begitu melihat Abudd di ruang tengah sedang membaca sebuah buku yang lumayan tebal. Membuatnya bergabung bersama putranya di sana.
"Iya, tadi ijin nganter temen pulang, Mi. Umi dari mana?"
"Dari belanja, banyak yang habis." Balasnya. "Emang temennya kenapa, Kak?"
Abudd menghela nafas sebelum mengistirahatkan punggungnya pada sandaran sofa. Hal itu membuat Prilly menatapnya curiga.
"Gara-gara Abudd sih, Mi."
Prilly mengernyit. "Gara-gara kamu?"
Abudd mengangguk. "Jadi, ada salah satu temen Abudd yang selalu ngaku-ngaku pacar Abudd, Mi. Namanya Iren.."
"Terus? Kamu suka?"
"Enggak, bukan gitu, Umi. Dengerin dulu!"
"Oo iya, oke. Terus?!"
"Nah, Iren ini agak berlebihan gitu loh, Mi. Masak setiap Abudd ngobrol sama temen cewek lain, Iren langsung bertindak yang aneh-aneh gitu, kayak ngajak ribut temen Abudd yang ngobrol tadi, ngelabrak, aneh-aneh deh anaknya."
"Masak sih sampai gitu, Kak?"
"Iya, Umi,"
"Kamu kasih harapan nggak ke si Iren itu? Makanya dia sampai bilang kalau kamu pacarnya?"
"Enggak kok, Abudd ya biasa aja ke semua. Semua Abudd anggep temen biasa aja."
Prilly mengangguk merespon cerita sang putra.
"Nah yang tadi Abudd anter pulang. Namanya Indy. Tadi Abudd ijinin ke guru biar dia bisa pulang, karena bajunya disiram bakso sama Iren."
"Hah?" Kejut Prilly mendengar cerita sang putra.
Abudd mengangguk. "Nggak hari ini aja, Umi. Kemarin Indy juga disiram teh."
"Kok ngeri gitu, Kak?"
"Itu dia, Umi. Gimana caranya biar Iren ini nggak seenaknya lagi sama temen-temen Abudd yang lain?"
"Kamu udah coba ngomong sama Iren?"
Abudd menggeleng. Membuat Prilly menghela nafas di tengah senyumannya.
"Ya udah. Besok, atau kapan-kapan kalau kamu udah siap. Kamu coba ngomong sama dia. Kasih tahu aja apa-apa yang pengen kamu omongin. Karena kalau kamu diam aja, kasihan temen kamu yang lain."
"Gitu ya, Mi?"
"Iya dong, lagian kamu kan laki. Musti tegas, kalau memang kalian nggak ada hubungan apa-apa, kamu harus berani menampik isu atau pengakuan sepihak dia."
Abudd manggut-manggut.
"Biar nggak semakin banyak Indy-Indy yang lain, yang akan jadi korban dia."
Lagi Abudd mengangguk. "Makasih ya, Umi."
"Sama-sama," Balas Prilly yang kemudian melirik buku tebal di meja.
"Kamu udah mulai belajar nugas, Kak? Umi denger dari Abi, katanya kamu udah mulai ngerjain beberapa kerjaan kantor."
Abudd mengangguk. "Iya. Buat selingan aja, Mi, biar nggak bosen. Seru juga ternyata," Balas Abudd.
"Seru, fokus buat ujian kenaikan kelas dulu, Kak. Lagian, seharusnya kamu mulai nugas kan kelas 1 SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stronger Than Ever (TYM3)
JugendliteraturCerita lanjutan dari Takdir yang menentukan atsu bisa juga di sebut TYM 3 tapi dengan judul yang berbeda???? Tapi lebih mengulik kisah dari anak-anak Ali dan Prilly, yaitu Abudd, Eirby dan Eishaa. Tapi tak lepas dari cerita keluarga mereka sendiri. ...